03

1.6K 130 3
                                    

Vote 3-5 kalau mau lanjut
.
.
.
.

"Min Jimin"Jimin menoleh kearah pintu dan mendapati Yoongi disana.

"Ada apa hyung? "Jimin berada di depan lemari karena ia sedang menata baju disana.

"Aku tidak menyuruhmu masuk, hyung"tegas Jimin saat melihat Yoongi akan masuk ke kamarnya. Yoongi menghela napas dan menurut saja, tidak tahu mengapa ia tidak suka Jimin yang tegas seperti sekarang, ia suka Jimin yang lembut kepadanya walaupun selalu ia acuhkan.

"Jimin, siapa namja yang mengantarmu tadi? "Jimin menutup pintu lemari dan menghadap kearah Yoongi yang masih di pintu kamarnya.

"Itu tidak menjadi urusan hyung, jadi sekarang hyung pergi ke kamar hyung sendiri, aku mau tidur"Yoongi geram, ia hanya ingin tahu siapa yang mengantar istrinya pulang tadi, lah terus urusan anda apa tuan min?, abaikan.

"MIN JIMIN?!! "Yoongi masuk ke kamar Jimin dan mendorong Jimin ke kasur sembari mencium bibirnya, Jimin tahu arah kemana kegiatan ini, bisa di lihat dari emosi dan nafsu Yoongi, ia berusaha memberontak tetapi tenaganya tidak sebesar Yoongi, ia hanya pasrah dan menyerahkan dirinya untuk pertama kalinya pada sang suami, kamar Jimin menjadi saksi bisu kegiatan suami istri itu.

.
.
.
.

Jimin terbangun dengan tidak memakai pakaian sehelai pun, ia melihat sekeliling, apakah suaminya masih ada di sampingnya, tenyata tidak, setelah mereka bercinta tadi malam, Yoongi langsung keluar dari kamar Jimin tanpa sepatah kata pun terucap dari mulutnya, meninggalkan Jimin yang kelelahan karena 3 ronde panas mereka.

Jimin berusaha menahan tangisannya saat mengingat kejadian semalam, Jimin pun bangun dan segera masuk ke dalam kamar mandi walaupun bagian bawahnya sakit.

.
.
.
.

"Hai, Yoongi oppa"sapa Minyoung saat membuka pintu ruangan Yoongi

"Hai sayang"Minyoung duduk di pangkuan Yoongi tanpa di suruh oleh Yoongi sekalipun, dasar jalang. (sebenarnya aku gak kuat buat moment yang begini an). Abaikan.

"Kapan oppa menikahiku? "tanya Minyoung sembari jarinya bermain di dada bidang Yoongi, Yoongi kelakaban, apa yang harus aku lakukan?, pikir Yoongi, hei tuan Min yang terhormat bukankah kau mencintainya, abaikan. Mereka tidak tahu kalau ada namja yang melihat kelakuan mereka di depan ruangan Yoongi sembari menahan amarahnya, Yoongi belum sempat menutup jendela karena ia memang jarang menutup jendela itu.

"Hmm, kita izin ke Appa dan Eomma ku dulu ya? "Minyoung mempoutkan bibirnya, jijik aku, abaikan. Minyoung menghela napas dan mengangguk mengiyakan, ia pun pamit kepada Yoongi untuk keluar karena ingin berbelanja ke mall dan juga pergi ke salon, inget suami dirumah mbak, nungguin tuh, abaikan.

Yoongi menghela napas, apa yang terjadi denganku, kenapa aku tidak suka kalau Jimin dekat dengan namja lain, dan mengapa aku merasa tidak mau menikah dengan Minyoung padahal aku sangat mencintainya, pikir Yoongi. Yoongi menghela napas dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

.
.
.
.

Jungkook pulang lebih awal karena ingin memberitahu sesuatu kepada Taehyung, sang istri. Ia mendapati Taehyung sedang menonton TV di ruang tengah, ia pun segera menghampiri namja manis itu.

"Ohh Kookie, kenapa pulang lebih awal?, katanya ada urusan dengan Yoongi hyung? "tanya Taehyung saat melihat Jungkook berjalan ke arahnya.

"Aku ingin bercerita sayang"mulai Jungkook, Taehyung menaikkan satu alisnya

"Soal? "Jungkook menghela napas dan menunduk

"Soal Yoongi hyung dan Jimin"Taehyung langsung menegakkan tubuhnya saat mendengar nama Jimin disebut, ia tidak peduli dengan Yoongi, ia hanya peduli dengan sahabatnya itu.

"Tadi saat aku akan memasuki ruangan Yoongi hyung, aku mendapatinya dengan Minyoung, selingkuhannya. Dan yang aku dengar, aku hanya mendengar sedikit percakapan mereka, Minyoung bertanya kapan Yoongi hyung akan menikahinya, dan saat aku mendengar itu aku segera pergi dan pulang untuk memberitahumu sayang"Taehyung menatap kebawah dengan tatapan kosong, ia tidak menyangka dengan kehidupan rumah tangga sang sahabat akan menjadi seperti ini.

Menyadari kalau sang istri sedang melamun, Jungkook segera menyadarkannya

"Sayang, hey"Jungkook menyetuh pundak Taehyung dan Taehyung pun sadar dari lamunannya.

"Ah iya? "

"Gwaenchanha? "Taehyung tersenyum dan mengangguk.

"Kamu harus memberitahu Jimin, apakah dia harus bertahan atau...... Pergi? "Taehyung menatap Jungkook terkejut dan setelah itu ia menunduk

"Sudah, jangan terlalu di pikirkan. Sebenarnya hari ini aku cuma mau jadwal bertemu dengan Yoongi hyung, mumpung dibatalkan lebih baik sekarang kita pergi keluar dan juga memeriksa kandunganmu sayang, pasti baby akan senang karena kita ajak pergi jalan-jalan. Ayo sekarang kamu bersiap-siap, dan jangan sedih lagi oke?, semuanya akan baik-baik saja"ucap Jungkook panjang dan lebar, Taehyung hanya bisa tersenyum dan mengangguk mengiyakan. Jungkook mengantar Taehyung ke kamar dan mereka pergi ke rumah sakit dan jalan-jalan ke taman.

.
.
.
.

Jimin sedang berada di taman kota, ia sedang mengistirahatkan pikirannya sekarang. Saat sedang berjalan-jalan, ia melihat pasangan Kooktae sedang duduk di kursi yang menghadap kearah air mancur di taman kota itu. Ia pun menghampiri mereka

"Hai Kook, Tae"sapa Jimin, pasangan Kooktae menoleh dan mempersilahkan Jimin untuk duduk di sebelah Taehyung.

"Sedang apa kau disini Jiminie? "tanya Taehyung

"Hanya untuk mengistirahatkan pikiranku saja"
"Dan kenapa kalian kesini? "balik tanya Jimin

"Tadi kami selesai mengecek kadungan Taehyung dan kita kesini hanya ingin mengajak jalan-jalan baby Jeon"jelas Jungkook sambil mengelus perut Taehyung, Jimin tersenyum miris, ia mendadak iri dengan kehidupan rumah tangga sahabatnya ini, ia ingin seperti pasangan Kooktae bersama dengan Yoongi tentunya.

"Hmm Jiminie, ada yang ingin aku bicarakan kepadamu? "Jimin menaikkan satu alisnya seolah bertanya 'ada apa', Taehyung menatap Jungkook, setelah Jungkook mengangguk ia pun kembali menatap sahabatnya dengan raut wajah sedih.

"Tadi pagi, Kookie ada urusan dengan Yoongi hyung, saat ia tiba di depan ruangan Yoongi hyung, Kookie melihat Minyoung dengan Yoongi hyung disana, bahkan Minyoung bertanya kepada Yoongi hyung kapan Yoongi hyung menikahinya, kami tidak tahu pasti bagaimana balasan dari Yoongi hyung. Jiminie apa bila kau lelah dengan semua ini, kau bisa menyerah dan jangan lupa kami berdua akan selalu bersamamu? "Jimin hanya menggelengkan kepalanya, ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan sekarang, ini sungguh sulit.

"Aku akan memikirkannya nanti Tae, Kook"pasangan Kooktae hanya mengangguk sedih.

"Mau pulang?, kami antarkan ya? "Jimin mengangguk, mereka pun pulang mengantar Jimin sampai di depan rumah setelahnya mereka pulang ke rumah mereka sendiri.

Saat Jimin masuk ke dalam rumahnya, ia hanya bisa diam, tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia hanya punya 2 pilihan dan itu sama-sama membuat Jimin merasakan sakitnya. BERTAHAN, ia harus siap di madu oleh Yoongi (itu cuma pikirnya). MENYERAH, ia akan melihat kemenangan dari Lee Minyoung itu, ia sangat tahu kalau si Minyoung ini sebenarnya tidak mencintai Yoongi, pikirnya Minyoung hanya ingin harta dari Yoongi karena ia pernah melihat yeoja itu bersama dengan seorang namja dan namja itu memeluk pinggang Minyoung dengan posesifnya.

.
.
.
.

TBC

Up setelah sekian lama ya, hari ini bada enggak enak banget dan tolong hargai aku karena aku masih punya waktu buat nulis walaupun sedang sakit dengan vote, maaf kalau aku maksa buat vote, moga suka, maaf kalau gaje banget, kalau ada typo bilang ya, jangan lupa vote and komen, see you next chap!

WHY ME? ♥YM♥ [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang