12

1.4K 100 2
                                    

Vote 9-11 kalau mau lanjut
.
.
.
.

Hari sudah siang, Yoongi sudah bersiap untuk ke cafe yang biasanya ia dan Jimin sering kunjungi. Dadanya berdebar-debar menunggu kedatangan sang pujaan hati. Sampai akhirnya, ia melihat Jimin turun dari mobilnya, kecantikan dari sang istri tidak pernah luntur, bahkan sekarang dia sangat cantik. Jimin berjalan menuju dirinya dan itu membuat dadanya semakin berdebar-debar sampai ia tidak menyadari bahwa Jimin sudah duduk di depannya.

"Apa kau menunggu lama, hyung? "

"Ah--oh, tidak. Aku baru juga sampai. Apa kita bisa memesan makanan sekarang? "Jimin mengangguk, Yoongi pun memanggil salah satu pelayan dan memesan makanan mereka. Sambil menunggu makanan mereka tiba, Yoongi memulai pembicaraan agar tidak ada rasa canggung di antara mereka.

"Kamu baik-baik saja? "Jimin mengangguk.

"Aku baik, hyung. Sejak keluar dari rumah sakit, aku sudah sehat"syukurlah, batin Yoongi.

"Oh ya, untuk apa kamu ingin kita bertemu sekarang? "dadanya kembali berdebar-debar saat pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

"Ada hal yang harus kutanyakan padamu, hyung? "Jimin menghela napas sebentar.

"Apakah anak yang berada di kandungan Minyoung itu anakmu hyung? "Yoongi langsung menggeleng keras.

"Tidak, itu bukan anakku"

"Kau yakin, hyung? "Yoongi menggenggam tangan Jimin dan mengelusnya.

"Beri aku kesempatan untuk memberikan bukti padamu Jiminie, tolong jangan mengambil keputusan sepihak untuk memutuskan rumah tangga kita. Hyung minta maaf atas perilaku hyung padamu dulu, tolong lupakan semuanya, aku mencintaimu Jiminie, aku mencintaimu"Jimin bisa melihat tatapan itu, tatapan penuh harapan padanya.

"Bukan hanya itu saja, hyung. Orang tuamu? "Yoongi menghela napas.

"Aku juga akan membuktikan kepada mereka kalau anak itu bukan milikku, setelah masalah ini selesai kumohon kembali padaku, aku tidak bisa hidup tanpamu Jiminie"

"Kalau anak itu bukan milikmu, lalu siapa ayahnya? "

"Kamu ingat sebelum kecelakaan kamu tidak sengaja bertemu Minyoung dan seorang namja. Itu suaminya, suami sahnya dan juga yang pertama, dia adalah ayah dari anak yang dikandung Minyoung saat ini"tentu Jimin masih ingat akan hal itu, ia masih ingat kalau ia menyimpan bukti foto itu di handphonenya.

"Oh ya, ini handphone kamu. Maaf aku bawa saat itu"Jimin menganguk dan mengucapkan terima kasih.

"Gomawo, hyung"Yoongi tersenyum.

"Nee"Makanan yang mereka pesan pun datang dan mereka sibuk menikmati makan siang bersama.

.
.
.
.

Tidak tahu mengapa Jimin mengiyakan saat Yoongi memintanya untuk menginap di apatemen Yoongi. Ia sudah menghubungi Beomgyu----adiknya-----kalau ia menginap di rumah temannya. Ia masih belum berani memberitahu kalau sekarang ia sedang bersama dengan suami sahnya.

Ia mengelilingi apartemen itu, tidak ada bedanya, masih terlihat sama. Ia mengingat memori menyeramkan di apartemen ini, ia harus terbiasa untuk melupakan kejadian itu. Tiba-tiba ada lengan kekar milik suaminya melingkar pada perutnya.

"Aku tidak membiarkan apartemen ini berubah walaupun Minyoung sudah tinggal disini, disini aku mereka tinggal sendiri, walaupun ada Minyoung kalau tidak ada dirimu aku merasa kesepian"Yoongi menghirup aroma tubuh Jimin di lehernya. Jimin merasa geli saat lehernya merasakan nafas berat Yoongi.

"H-hyung"lenguh Jimin saat Yoongi mencium lehernya.

"Aku merindukanmu, sayang"ucapnya tepat di telinga Jimin. Yoongi membalikkan tubuh Jimin menghadapnya, ia mulai mencium bibir tebal itu dengan ganas, tangannya berada Jimin. Jimin pun tidak memberontak, ia malah membalas ciuman itu dan melingkarkan lengannya pada leher Yoongi. Yoongi menggendong Jimin ala bridal style tanpa melepas tautan mereka menuju kamarnya, ia meletakkan Jimin dengan hati-hati di atas kasurnya. Jimin menepuk pundak Yoongi, tanda kalau ia hampir kehilangan napasnya. Yoongi yang mengerti pun melepaskan ciuman mereka. Jimin bisa melihat tatapan 'ingin' di mata Yoongi yang berada di atas nya sekarang ini.

"Bolehkah? "Jimin pun hanya bisa mengangguk, ciuman panas itu terjadi lagi. Kita tinggalkan pasangan yang sedang memadu kasih itu.

.
.
.
.

"Jungkookie, kamu baik-baik saja? Kamu melamun? "Jungkook tersentak saat melihat Taehyung duduk di sampingnya.

"Ani, hmm, aku ingin memberitahumu sesuatu sayang"Taehyung menyerngit. Mengambil tangan Jungkook untuk di genggamnya.

"Ada apa hmm? "

"Saat aku keluar tadi, aku bertemu Minyoung di cafe biasa. Ia seperti dalam mood yang sangat buruk sampai seorang namja mendatanginya, sepertinya itu suaminya----"

"Tunggu, suaminya? "ucapan Jungkook terputus karena Taehyung menyelanya.

"Iya, aku sedikit mendengar kata 'aku merindukanmu dan anak kita', kalau aku tidak salah dengar. Setelah itu mereka terlibat cek cok sampai namja itu menampar Minyoung, Minyoung pun pergi setelah itu"Taehyung sedikit terkejut mendengarnya. Ia juga pernah mendapati Minyoung bersama dengan seorang namja, tapi ia tidak tahu kalau itu adalah suaminya.

"Aku ingin memberitahu Yoongi hyung soal ini, tapi sepertinya dia sudah tahu lebih dulu"Taehyung menghela napas.

"Kita hanya bisa berharap mereka bisa bersama lagi, aku kasihan pada Jiminie, ia sangat terpuruk tapi kita tidak bisa membantu banyak padanya"Jungkook menarik Taehyung untuk masuk ke pelukannya.

"Sudahlah. Sekarang kamu harus tidur, kasihan baby Jeon, dia butuh istirahat, begitu juga eommanya"ucap Jungkook sambil menjawil hidung bangir Taehyung. Mereka pun menyalami mimpi yang indah dengan memeluk satu sama lain.

.
.
.
.

Minyoung baru saja pulang dari salah satu tempat yang membuat ia bisa lebih tenang setelah bertemu suami oh atau bisa calon mantan suaminya, Minyoung menginginkan itu. Saat akan memasuki kamarnya, ia mendengar suara dari kamar suaminya, ia menoleh kearah pintu kamar Yoongi yang terbuka sedikit, ia mendorong pintu tersebut dengan niat mengintip, betapa terkejutnya ia melihat Yoongi yang sedang menyetubui(?) madunya. Ia kecewa, sedih dan marah, ia pun langsung memasuki kamarnya, mengambil bantal dan menutupi telinganya dengan bantal tersebut, ia tidak mau mendengar suara itu, ini terlalu menyakitkan, apa ini yang dirasakan Jimin saat mendengar suara seperti itu dulu, ini terlalu menyakitkan. Air matanya menetes keluar, ada secercah rasa penyesalan dari hatinya, tapi ia ingin egois, ia mencintai Yoongi, ia yakin Yoongi masih mencintainya, ia harus berusaha lagi untuk memisahkan kedua insan itu.

.
.
.
.

Jimin membuka matanya, pertama kali yang ia lihat adalah dada telanjang milik suaminya. Ia mendongakkan kepalanya sekedar untuk melihat wajah tampan Yoongi, tanpa sadar tangan kirinya menyentuh wajah itu, wajah yang begitu tegas dan tampan. Ia tersenyum, apakah ia harus kembali Bersama Yoongi? Ia tidak bisa berkutik kalau ia masih mencintai Yoongi, rasa ini seperti tidak akan hilang sampai kapan pun. Setelah kejadian ini, Jimin yakin ia akan segera mengandung anak dari Yoongi, tidak tahu berapa kali Yoongi menyemburkan benihnya kedalamnya. Apakah Jimin harus kembali kepada Yoongi?

.
.
.
.

TBC

Enaknya ini Jimin balik ke Yoongi apa enggak, pengen Jimin hamil apa enggak, tunggu komenannya ya, Chae update awal karena Chae juga gak tahu sih kenapa sekarang Chae update lebih awal. Speechless sm perform nya bangtan tadi 😭😭. Moga suka, maaf gaje banget, kalau ada typo bilang ya, jangan lupa vote and komen, see you next chap!

WHY ME? ♥YM♥ [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang