10

1.4K 92 2
                                    

Vote 8-10 kalau mau lanjut
.
.
.
.

Jimin sudah diperbolehkan pulang sekarang tetapi ia harus tetap istirahat di rumah, Jimin dibantu oleh Taehyung memasuki rumahnya, yah, rumahnya. Dia tidak mau kembali ke apartemen Yoongi dan bertemu si jalang itu. Apakah Yoongi mengetahuinya? Oh tentu tidak, Jimin sudah menyuruh pasangan Kooktae agar diam saja saat Yoongi menanyakannya atau menjawab tidak tahu.

"Makasih Tae"ucap Jimin saat sudah sampai di kamarnya.

"Sama-sama, masalah pakaianmu yang berada di apartemen Yoongi hyung sudah kami ambil kemarin, diam-diam, sebelum Yoongi hyung pulang dari kantor"Jimin hanya mengangguk mendengar penjelasan dari Taehyung.

"Jiminie, apakah kau akan menyerah? "Jimin menunduk kepalanya dan menggeleng pelan.

"Aku tidak tahu, Tae. Di satu sisi aku mencintai Yoongi hyung dan di satu sisi lainnya aku kecewa padanya"ucap Jimin sedih.

"Jiminie, ------------"Taehyung menjelaskan apa yang terjadi dengan Yoongi saat Jimin koma pada saat itu.

"Terserah kau mau bagaimana, aku akan selalu bersamamu, Jiminie. Kau sahabatku"Taehyung memeluk Jimin yang masih memproses penjelasan Taehyung tadi dan tak lama kemudian air matanya pun tumpah.

.
.
.
.

Setiap Yoongi merindukan Jimin, dia akan mengambil satu baju Jimin yang masih di simpan di lemarinya --Jimin--, dia akan memeluk baju itu seakan ia memeluk Jimin sampai ia tertidur. Yoongi lagi dan lagi merindukan Jimin, ia takut, takut Jimin akan menghindarinya terus seperti ini. Setelah pulang dari kantor, ia melihat kondisi apartemen yang begitu sepi, Minyoung? Sudah pasti dia sedang berbelanja sekarang, toh Yoongi sama sekali dengan kehadirannya, mau dia hidup atau mati, itu tidak penting bagi Yoongi, yang penting sekarang adalah Jimin, Jiminnya, Min Jimin.

Urusan bersih-bersih sudah selesai, ia membuka lemari dan menyerngitkan dahinya kala semua baju Jimin tidak ada di lemari tersebut, Yoongi sangat menjaga baju-baju tersebut, ia sering mencucinya juga, sekarang entah kemana baju-baju itu.

"Sial, dimana baju-baju itu"Yoongi memeriksa sudut-sudut apartemennya bahkan ia menuju atap yang dimana baju-baju tersebut sering ia keringkan disana setelah dicuci, tapi tetap tidak ada. Yoongi menghela napas, mungkin sudah diambil oleh Jimin, batinnya. Kau benar sekali Yoongi.

Ia berjalan lunglai menuju kamarnya, ia harus memikirkan cara agar Jimin bisa kembali dengannya, ia ingin terlepas dari jeratan si jalang itu, tapi bagaimana, adakah dari kalian yang bisa membantunya. (Aku minta saran dari kalian untuk chap selanjutnya, silahkan komen ya).

.
.
.
.

"Taehyung, maukah kau membantuku? "tanya Jimin yang membuat tangan Taehyung berhenti menyuapinya.

"Membantu apa? "Jimin menghela napas.

"Aku ingin kau mencari tentang Eunwoo, mengapa ia menghilang selama ini, bukan maksud apa-apa tapi beberapa minggu yang lalu aku memintanya untuk menyelidiki soal Minyoung tapi sampai sekarang belum ada kabar darinya"Taehyung menyerngitkan dahinya.

"Eunwoo? Cha Eunwoo? Sahabat SMA dulu kita, Jiminie? "Jimin mengangguk.

"Kapan kau bertemu dengannya? "

"Saat itu, aku di panggil Eomma untuk pulang sebentar dan ternyata disitu ada Eunwoo, sejak itu kami sering bersama"Taehyung mengangguk mengerti.

"Akan aku usahakan"Taehyung mengelus punggung tangan Jimin.

"Aku tidak memaksamu untuk melakukannya, Tae. Aku mengerti kondisimu sekarang"Taehyung mengangguk dan tersenyum tipis.

"Cha, sekarang kau makan yang banyak agar pipi ini kembali lagi"Taehyung menyubit pipi Jimin dan membuatnya berpekik(?).

"Yakk Tae, kenapa di cubit? "Jimin mengerucutkan bibirnya.

"Yakk Jiminie, jangan terlalu menggemaskan aku tidak mau mencubitmu lagi"Ide jahil muncul dari otak Taehyung.

"Sini kau"Jimin menggelitiki tubuh Taehyung dan membuat Taehyung berpekik(?). Kita tinggalkan dua uke itu yang sedang bersenang-senang sekarang, mereka sungguh menggemaskan.

.
.
.
.

Apakah Yoongi tahu kalau Jimin sudah pulang dari rumah sakit? Tentu dia tahu, darimana? Dari Jungkook tentunya. Menurut Jungkook, Yoongi harus tahu bagaimana keadaan Jimin sekarang, se brengseknya Yoongi, ia tetap suami sah dari Jimin.

Yoongi termenung di salah satu restoran terkenal di Seoul, walaupun pesanan makanannya sudah di depan matanya, ia nampak tidak berminat untuk memakannya, ia terus memikirkan bagaimana caranya si jalang itu bisa menyerah dan pergi dari apartemennya dan tentu dengan tangan kosong, Yoongi tidak mau rencana yang di buat oleh Minyoung bisa berhasil, tentu ia tahu rencana dari istri keduanya itu, jangan lupa otak geniusnya yang membuatnya tahu rencana Minyoung. Salah satu cara untuk membuatnya --Minyoung-- keluar dari apartemennya adalah MEMBUKTIKAN KEPADA ORANG TUANYA KALAU ANAK YANG DIKANDUNG MINYOUNG ITU BUKAN ANAKNYA. Hanya itu, Jimin rela melepaskannya karena bayi itu, ia tahu bayi itu tidak memiliki kesalahan apapun tapi ia harus sedikit mengorbankannya, ia harus bisa melakukannya. Yoongi langsung melanggak(?) keluar dari restoran dan meninggalkan beberapa lembar uang kertas di bawah cangkir kopi dan tentu makanan yang masih utuh, ia menghubungi salah satu teman perempuannya yang berprofesi menjadi dokter kandungan.

.
.
.
.

Tok tok

Pintu itu terbuka, Jimin terkejut, ia kira kalau yang datang adalah Taehyung ataupun Eommanya tapi yang ada di depannya adalah










LEE MINYOUNG, oh atau MIN MINYOUNG









"Buat apa kau kesini? "tanya Jimin kesal, sungguh ia ingin mencakar wajah yang menurut orang lain cantik, tapi baginya tidak.

"Hanya ingin mengunjungi istri pertama suamiku yang baru saja keluar dari rumah sakit karena mengalami kecelakaan"Minyoung menyeringai melihat wajah kesal Jimin, seru juga menggodanya, batin Minyoung.

"Buat apa kau mengunjungiku hah?! Aku tidak sudi dikunjungi oleh racun yang membuat keluargaku hancur, menjijikkan. Kau pantas berada di jalanan karena perbuatanmu itu, bit*h"Oh wow berani juga dia, batin Minyoung.

Minyoung menghela napas. "Apa kau tidak ingin mempersilahkan aku masuk ke dalam"sekarang giliran Jimin yang menyeringai.

"Buat apa, hah? Aku tidak mau rumahku terkena racun menjijikkanmu itu, aku tidak peduli kau kelelahan berdiri atau tidak, that's not my business, sorry"Minyoung geram mendengarnya.

"Oh berani kau ya"Tangannya akan melayang untuk menampar orang yang membuatnya kesal di hadapannya ini sampai tangannya di cekal oleh Taehyung yang datang tiba-tiba dari belakang.

"Lepaskan tanganku, brengsek?!! "Taehyung mencengkram tangan itu kuat dan mendorong tubuh Minyong ke belakang, tidak peduli kalau wanita ini sama dengannya yaitu sama-sama mengandung, dia keguguran juga bukan urusannya.

"Pergilah kau dari sini, jalang?!! "Minyoung memegang pergelangan tangannya yang sakit karena cengkraman dari Taehyung. Minyoung berdiri dan menatap Jimin tajam.

"Aku ingin kau segera bercerai dengan Yoongi oppa karena Yoongi oppa adalah milikku dan akan menjadi milikku selamanya"setelahnya Minyoung pergi dan mengucapkan--

"KAU YANG JALANG, PARK JIMIN?!! "Jimin menangis di pelukan Taehyung, Taehyung hanya mengelus punggungnya dan menguatkannya.

"Makasih Tae, sudah menolongku"Taehyung mengangguk.

"Itu tidak masalah, Jiminie. Sekarang kau masuk dan istirahat nee? "Jimin mengangguk dan memasuki rumahnya bersama dengan Taehyung.

.
.
.
.

TBC

Maaf ya kalau kalian bosen sm yang gini" doang, otak lagi buntu soalnya. Mungkin untuk ff ini tidak butuh banyak chap seperti ff FOREVER WITH U ya, untuk konflik ff ini tidak terlalu berat (menurutku). Moga suka, maaf kalau gaje banget, kalau ada typo bilang ya, jangan lupa vote and komen, see you next chap!

WHY ME? ♥YM♥ [END] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang