Ombak Baru (2)

28 9 3
                                    

"Kenapa kereta kudanya berhenti?"

"Apakah ada yang menyerang? Mungkin aku ingin jika para bandit/perampok itu langsung membunuhku saja."

"Tunggu perasaan ini, Ah...ah...ah... energi yang kuat."

"Sepertinyah, ah, aku akan tertidur, aku juga sudah tidak lama makan."

"Aku mungkin akan berharap pada dewi pelindungku di kehidupan selanjutnya untuk menjadi seorang anak bangsawan saja haha."

"Semua ini terjadi karena aku terlahir ke dunia ini." Kemudian anak kecil itu tertidur lelap dan bermimpi indah.

Anak kecil itu bernama 'Nixie'. Dia terlahir dengan rambut berwarna biru yang tidak biasa dan beberapa orang menyebutnya aneh. Pada awalnya orang tua dari Nixie menerima kelainan anaknya tersebut, hingga hari itu.

...

Suatu hari, Nixie dan tetangganya bernama Aruna sedang berjalan menuju sungai dekat kota kecil mereka tinggal itu untuk bermain, jika disana mereka menemukan ikan mereka akan menangkapnya dan memberikannya kepada orang tua mereka.

"Aruna, apakah menurutmu kita akan menemukan ikan di sungai?"-Nixie

"Hahaha, Nixie, kita mungkin bisa menemukan ikan tapi apa kau bisa menangkapnya?" -Aruna

"Kemarin aku berhasil menangkap satu tahu! Kata papa, aku sudah hebat." -Nixie

"Hanya satu doang? Aku sudah menangkap 10 tau, wahaha." -Aruna

"Kok bisa sih?"-Nixie

"Hari ini aku akan memberitahumu jika kamu bisa menangkap 5 ikan." -Aruna

"Iiih kok pelit begitu sih." -Nixie

"Haha, hanya bercanda, hari ini langsung akan kuberitahu." -Aruna

Setelah jarak tempuh yang jauh untuk anak sekecil mereka, akhirnya mereka sampai. Dari kejauhan mereka melihat para bocah laki-laki sedang berenang dan bermain air di tempat yang cukup dalam. 

Aruna dan Nixie langsung bergabung dengan beberapa anak perempuan yang sedang berkumpul, tapi dari arah para laki-laki terdengar ejekan.

"Hei, hei, lihat! Cewe aneh sudah datang dengan nenek pemarah." Kata Lorry, anak laki-laki berambut coklat, yang biasa jadi kompor (pemanas suasana).

"Hahaha, nenek pemarah kenapa kau tidak istirahat di rumah saja!" Disaut oleh anak laki-laki berambut pirang yang paling tampan di desa itu menurut para anak perempuan. Dia bernama Benedict.

"Kenapa sih kalian mengganggu kami terus???" Teriak nenek pemarah, eh salah, maksudnya Aruna.

Kemudian terdengar ejekan lagi dari tepi sungai.

"Hih, menurut kami, seorang gadis itu melakukan sesuatu yang elegan bukan bermain basah-basahan disini" Ejekan tersebut dari gadis bernama Virie.

Virie adalah anak dari ajudan bangsawan wilayah ini dan seorang penggemar laki-laki tampan di kota. Tentunya tidak hanya Virie penggemar laki-laki tampan, para penggemar itu bersatu menjadi seperti klub kecil. Mereka kebanyakan adalah anak perempuan dari para pedagang dan penjaga kota.

"Heh anak manja! Kalian setiap hari datang kesini terus pake wewangian buat apa?!" Balas Aruna.

"S-sudah Aruna, biarkan saja mereka." Kata Nixie untuk menenangkan suasana hati Aruna.

"Baiklah kalau begitu, kita lanjutkan main saja teman-teman."

"Yuk!" Semua temannya itu melanjutkan bermain bersama-sama.

Tapi kemudian, suasana di sekitar sungai sepi, hanya terdengar obrolan anak perempuan dan anak laki-laki yang sedang bermain. Biasanya akan terdengar suara kicauan burung. Aruna merasakan firasat yang buruk dan memberitahu teman-temannya, tapi dia tidak merasa bahwa tidak perlu sampai bubar.

Lalu, anak-anak perempuan yang sedang mengobrol di tepi sungai terlihat mengantuk, setelah tercium bau aneh. Para anak laki-laki pun beristirahat di tepi.

Setelah itu terdengar suara pohon yang terjatuh, dan dengan cepat muncul seekor ular raksasa berwarna hitam. Ular itu melihat anak-anak sebagai santapan. Dan semua anak-anak disana sudah terkena efek nafas beracun yang dikeluarkan ular besar itu.

Namun, hanya Nixie dan Aruna saja yang tidak terkena efek, karena memiliki ketahanan racun yang lumayan tinggi. Mereka tahu bahwa semua orang dalam bahaya, jadi mereka berdua memutuskan untuk melawannya.

Aruna segera mengambil bambu runcing yang biasa dipakai untuk menangkap ikan. Sedangkan Nixie kebingungan apa yang bisa dia lakukan.

Aruna mengincar ekor dari ular itu karena dia berpikir agar tidak terkena nafas beracun itu harus menjauh dari kepala sang ular. Tapi dia salah perkiraan, ular itu justru mengincar Nixie.

"Nixie awas!!!" Teriak Aruna.

Kemudian dia terkejut melihat Nixie dapat mengendalikan air dan melubangi perut ular raksasa itu, saking terkejutnya dia tidak merasakan apapun saat perutnya juga bolong karena terkena jangkauan serangan Nixie.

Darah mengucur kemana-mana, membuat Nixie kaget dan menangis kencang.

Pastinya, Aruna sadar dia akan mati. Sebenarnya dia takut tapi dia harus menyembunyikan ekspresinya, untuk menenangkan Nixie.

Dan Aruna mengatakan pada Nixie, "Ini bukan salahmu kok, akunya saja yang terlalu lemah untuk melindungimu. Nixie, jika ada kesempa..."

Aruna sudah tidak tahan dan akhirnya meninggal karena kekurangan darah, sebenarnya dia ingin memberitahu Nixie kalau ada kehidupan selanjutnya dia ingin tetap berteman dengan Nixie selama-lamanya.

"Aruna kamu kenapa!? Kamu baik-baik saja kan? ARUNA!!!" Nixie menangis dan merasa bahwa dirinya pengecut.

Suasana itu membuat sang dewi air penjaga Nixie ikut bersedih, dewi air menunjukkan juga rasa sedihnya dengan menurunkan hujan lebat di sekitar sana.

Rex et BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang