Akhir dari Awal

36 9 0
                                    

...

"Kami datang menghadap sang Penguasa Darah." Kedua wanita bersaudari itu memberi hormat kepada Rafardo.

"Baik, laporkan situasinya kepada semua."

"Saya akan menjelaskan Rafardo-sama, karena saudari saya masih bertelepati dengan bawahannya yang ada diluar." Kata Kadhita

*A.N. : Mirip dengan orang lagi telponan saat rapat gitu tapi gaada telponnya haha*

"Ya, memang aku yang memerintahkan saudarimu itu."

"Terimakasih Rafardo-sama. Jadi semuanya saya akan mulai! Ekhem, situasi sekarang ini kita terlantar di tempat yang berbeda tidak seperti di Murragh. Wilayah sekitar adalah hutan dengan pepohonan yang rapat. Kelompok pengintai sudah disebarkan. Sejauh ini kami hanya menemukan mons... tidak hanya ada serangga lemah saja. Sekian dari saya." Lapor Kadhita

"Baiklah untuk sekarang lakukan pengintai hingga ada perintah baru. Semua bubar!"

Rafardo pergi meninggalkan ruangan itu dengan sebuah item khusus yang dia minta kepada rekan orang tuanya dulu, yaitu cincin berpindah khusus dungeon-nya yang diberi nama 'Ring of Aedes'. Selain kemampuan itu, 'Ring of Aedes' membuat pengguna menerima beberapa ekstra penguatan, yakni kecepatan dan kekuatan fisik bertambah.

Setelah itu para penjaga saling mengobrol.

"Wah, benar-benar aura sang Penguasa Darah, benar-benar mengerikan. Aku malah bingung dengan wanita ular kenapa sangat berani menyapa semua saat Rafardo-sama sedang duduk." Nero memulai

"Ah..ahh...hihihihi benar-benar, membuat diriku tidak tahan aura yang dipancarkannya itu sangat membuatku bergairah." Kata Arestia dengan muka merah yang aneh.

"Heh wanita ular! Kau kenapa!?" Teriak Nero yang sepertinya ingin membuat Arestia sadar.

"Benar kenapa kau seperti itu, Arestia!" Kata Lisza dengan muka sedikit kesal.

"Tapi itu sangat tak bisa kutahan, rasa yang aneh ini." Jawab Arestia.

"Memang benar, Arestia aura sang Penguasa Darah itu menakjubkan tetapi tidak harus begitu." Kata Seline

"Aku juga setuju dengan Seline." Saut Cleo.

"Sepertinya aku jatuh cinta kepada Rafardo-sama." Kata Arestia dengan muka yang malu dan berharap.

"HAH?! Apa yang kau bilang Arestia!!" Kata Seline dan Cleo bersama. Kemudian mulai terjadi perkelahian diantara mereka bertiga. 

Dan hawa mulai berubah disekitar mereka. Sementara itu, Lisza tersipu malu dengan apa yang dikatakan Arestia dan memulai membayangkan hal aneh. Kadhita dan Krea berusaha melerai perkelahian itu. Tapi perkelahian itu berlangsung cukup lama.

"Mohon maaf sedikit mengganggu, semuanya. Saya akan duluan melaksanakan tugas dari Rafardo-sama." Kata Regamma Roro dan kemudian meninggalkan ruangan.

"Hey Opsto, kenapa mereka bertengkar sih?" Tanya Nero pada Opsto.

"Mungkin kau tidak tahu bahwa semua master kita telah tiada/hilang, kecuali Rafardo-sama. Oleh karena itu, kita butuh pewaris untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu." Kata Opsto

"Ooh!!! Apakah akan cowo ya?! Wah berarti aku jadi paman dong. Aku akan ajak bermain di hutanku dan..." Nero pun mulai masuk ke imajinasinya sendiri.

"Apakah menurutmu tidak apa-apa Opsto dengan si Nero?" Ujar Egi

*Mendapat pesan dari Rafardo* "

"Oh saya permisi dulu tuan-tuan. Saya dapat pesan dari Rafardo-sama untuk menuju tempat beliau. Saya harap permasalahan disini cepat selesai." Kata Egi.

"Silakan Egi, kurasa tak apa, tapi, hey Nero kita harus bersiap-siap untuk rencana berikutnya jadi hentikan itu!" Kata Opsto

"Hmph, baiklah." Jawab Nero dengan nada sedikit jengkel.

"Daripada itu, Lisza! Apakah sudah ada rencana baru dari Rafardo-sama?" Tanya Opsto.

"I-iya, ekhem. Semuanya hentikan dahulu!"

"Sepertinya kita lanjutkan ini lain waktu, Arestia, Cleo." Kata Seline

"Baiklah aku tak keberatan." Jawab Arestia.

"Aku pun begitu." Cleo juga setuju.

"Jadi begini rencananya..." Lisza mulai menjelaskan.

...

Rafardo sekarang ada di kamarnya dan bermonolog dalam hati.

"Tadi apa-apaan itu, mereka benar-benar menganggapku seperti tuhan? Tidak, mereka menganggapku pencipta mereka. Padahal tidak semua dari mereka buatanku."

"Baiklah, sekarang rencananya aku akan memerintahkan untuk mencari informasi ke wilayah terdekat. Hmm tapi siapa yang cocok, Ah! Mungkin Egi akan cocok tapi sepertinya dia butuh partner akan aku tanyakan langsung saja."

Rafardo memberi pesan kepada Egi untuk datang ke kamarnya.

*Sfx: Tok tok tok*

"Permisi, Rafardo-sama."

"Masuklah."

"Aku memanggilmu kemari untuk memerintahkanmu untuk pergi keluar mencari informasi. Tapi kamu sendiri mungkin akan merepotkan, karena kita tak tahu apakah ada musuh yang sangat kuat di luar sana. Jadi sebutkan nama yang menurut kamu cocok untuk tugas ini."

"Menurut saya *dia* akan cocok untuk tugas menemani saya, karena dia punya skill pengintai yang banyak variasi."

"Baiklah akan aku izinkan, segera persiapkan keberangkatan!"

Rex et BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang