"UDAAH!"
*PLAK*
"BERANI YA!"
"PERGI KAMU! JANGAN PERNAH KESINI LAGI!"Pertengkaran yang pernah Hafshah saksikan dengan sangat jelas.
Bukan pertengkaran temannya maupun sahabatnya, tapi orang tuanya.Hafshah hanya bisa diam dan menangis, walaupun sebenarnya dia tidak menginginkan tangisan di kedua matanya, berusaha menahan walaupun air matanya tak kuat ingin mengalir.
Tubuh kecil nya hanya diam terpaku tak tahu harus melakukan apa dan hati sucinya tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Kejadian yang masih melekat di dalam memorinya, kejadian yang ia saksikan ketika usia 10 tahun.
Pikirannya masih sangat polos saat itu, "sebenarnya ada apa?" pertanyaan yang selalu terlintas di benaknya.
Sebelumnya, Hafshah sudah pernah menyaksikan pertengkaran di antara orang tuanya, tapi kali ini lebih menyakitkan.
Pertengkaran kali ini berakhir dengan "Perceraian", satu hal yang tidak diinginkan Hafshah terjadi, harapannya memiliki keluarga utuh nan harmonis telah pudar, hilang bagai pelangi yang hanya hadir membawa kebahagiaan sesaat.
Setelah perceraian terjadi di tahun 2012, Hafshah memilih ikut dengan ibunya. Dan ayahnya diam-diam selalu mengikuti Hafshah pergi, Agar bisa melihat kondisi dan kabar Hafshah, anak bungsunya.
Selama 2 tahun, Hafshah masih bertemu dengan ayahnya, walaupun terkadang Hafshah selalu diam dan menangis ketika bertemu sang Ayah.
Dan di tahun 2014, pertemuan terakhir dan pelukan seorang ayah kepada anaknya untuk terakhir kalinya dan Ayahnya Pergi entah kemana, tidak menemui Hafshah lagi.
Hafshah dengan ibunya beserta kakak-kakaknya memutuskan untuk pindah rumah. Mungkin karna Hafshah sudah pindah dan Ayahnya tidak tau keberadaan Hafshah, jadi Ayahnya tidak bisa menemuinya lagi.
Hingga di usianya yang berumur 17 tahun, Luka di hatinya tidak memudar, terus abadi.
Membuat karakter Hafshah yang awalnya ceria, mudah bersosialisasi, jarang murung. Kini berubah drastis menjadi lebih pendiam, sulit bersosialisasi, dan jarang memberi tahu apa masalah di dalam hidupnya, Hafshah menjadi Introvert.
Hafshah tumbuh menjadi remaja yang cantik, dan gemar memasak.
Tak jarang, ada saja lelaki yang menyukai Hafshah dan mendekati Hafshah, tapi Hafshah selalu menolak ajakan mereka untuk berpacaran karna Hafshah tidak ingin berpacaran.Hafshah juga pernah mengalami "Bullying" Sewaktu duduk di Sekolah Menengah Atas, membuat Hafshah muak dengan segalanya dan memutuskan untuk pindah sekolah, karna sekolah itu seperti neraka bagi Hafshah dan lebih baik pindah saja daripada mentalnya terus menurun dan tertekan.
Sebenarnya, Hafshah berani saja melawan pelaku "Bullying" Itu, tapi Hafshah masih tahu etika dan tata krama yang baik, "melawan orang seperti itu hanya membuang-buang waktu dan emosi saja," Kata Hafshah.
Hafshah itu, ketika bersama orang yang belum akrab pasti tidak banyak bicara, pemalu.
Tapi, ketika bersama orang yang sudah benar-benar mengenalinya, Hafshah selalu melemparkan candaan dan banyak bicara.
Hafshah juga punya ketertarikan dengan bahasa dan budaya negara lain, Hafshah mempelajari beragam bahasa seperti Inggris, Korea, Jepang, dan Turki.
Ketika Hafshah sibuk nempelajari bahasa asing, tiba-tiba Hafshah terpikirkan sesuatu. Hafshah ingat bahwa ada berbagai Aplikasi yang bisa membuatnya berteman dengan orang asing.
Tak perlu berlama-lama, Hafshah langsung mencari rekomendasi Aplikasi Global yang aman dan menyenangkan di Jejaring Internet.
Hingga akhirnya, Hafshah menemukan Aplikasi terbaik menurut pengguna ponsel dan langsung mengunduhnva.Hafshah langsung mendaftarkan akunnya dan mulai mencari teman untuk mengasah bahasa lain dan mengetahui budaya dari negara lain.
Dan setelah berhari-hari menggunakan Aplikasi Pertukaran bahasa, Hafshah mulai mendapatkan beberapa teman asing, mulai dari Argentina, Uruguay, Korea, Jerman, dan Turki.
Hafshah mulai berkomunikasi dengan teman asingnya, dan berjalan dengan sangat baik.
Tapi, hanya satu yang selalu berkomunikasi dengan Hafshah, yaitu dari negara Turki yang bernama Zeynep.
Zeynep berasal dari Turki, lebih tepatnya di Hatay.
Zeynep sebaya dengan Hafshah, yakni 17 tahun.Hafshah dan Zeynep berkomunikasi dengan sangat baik, hampir setiap hari mereka berkomunikasi.
Isi perbincangannya berupa Budaya, Bahasa, dan berbincang seru.Dan hingga pada akhirnya, Hafshah dan Zeynep zudah berteman baik selama 1 tahun, mereka kini sudah berusia 18 tahun.
Hafshah dan Zeynep berharap suatu hari mereka akan bertemu dan menghabiskan waktu bersama.
"I hope we can meet later, inshaallah" Pesan Hafshah pada Zeynep.
"Amin inşallah" Jawab Zeynep.
Hafshah tentu sangat bahagia dia bisa memiliki teman baik dari negara yang sangat jauh, sampai Hafshah mulai memberi tahu kepada Ibunya bahwa dia memiliki teman dari luar negeri.
Tapi respon ibunya cukup membuat Hafshah bersedih.
"Emang kamu punya temen? Ada yang mau jadi temen kamu emang?"
Tapi Hafshah cukup tersenyum pada ibunya, walaupun hati nya merasa direndahkan.
*****
-08 Aug 2020-
@dearivani
KAMU SEDANG MEMBACA
In Distance 10.000 Km
Teen FictionMasalah jodoh itu tidak ada habisnya. Jodoh memang selalu dinantikan kehadirannya. Tapi, bagaimana jadinya jika tuhan mengirim seseorang sebagai jawaban doa-doamu dari kejauhan 10.000 km? Pertanyaan ini sangat tepat menggambarkan kisah cinta Hafs...