Sekarang mereka bertiga sedang berpesta daging BBQ di halaman rumah Hafshah.
15 menit berlalu, mereka belum selesai memanggang daging dan menyantap daging, Ayah Hafshah sudah pulang dari tempat bisnisnya.
"Eh, Bapak kamu, Ca?" Tanya Tian terus memandang mobil datang masuk kedalam garasi rumah Hafshah, itu Pak Wahyu.
"Iya, baru pulang dari tempat bisnisnya, gapapa, bapak baik kok tenang aja." Jawab Hafshah peka, mungkin Tian yang baru pertama bertemu Ayahnya Hafshah merasa canggung.
Berbeda dengan Gina, karna sudah cukup sering mengunjungi rumah Hafshah dan bertemu Ayahnya Hafshah, tidak canggung lagi.
Pak Wahyu turun dari mobil membawa 1 kantong yang sepertinya berisi kue, menutup pintu mobil dan berjalan menuju pintu utama. Mengetahui Hafshah yang sedang pesta BBQ.
"Eh, ada Gina, ini siapa Ca yang cowok?" Tanya Pak Wahyu tanpa ekspresi marah ataupun kesal, malah Pak Wahyu tersenyum lebar.
Tian berjalan sedikit lebih dekat dengan Pak Wahyu dan memberi salam.
"Saya Tian, Pak. Temennya Aca." Ucap Tian memperkenalkan diri pada Pak Wahyu dengan sedikit gerogi.
"Oh iya iya, Bapak baru liat kamu soalnya, yaudah lanjutin, bapak masuk dulu." Pak Wahyu membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam rumah.
Setelah Pak Wahyu masuk ke dalam rumah dan menutup pintu, Tian mengusap dada dan menghela nafas."Huft.. Untung bapak kamu baik, Ca. Kirain bakal kayak di sinetron-sinetron itu."
Hafshah dan Gina pun menertawakan Tian, "Bapak gue lo sama-samain kayak sinetron, dasar!"
Mereka pun kembali menyantap daging BBQ hingga habis tak tersisa, malam ini malam yang menyenangkan.
Setelah pesta BBQ, mereka bertiga mengobrol hingga pukul delapan lebih dua puluh menit.
"Eh, udah malem nih, gue pulang dulu ya, thanks lho Ca sajiannya."
Pamit Tian untuk pulang karna tidak baik berlama-lama main di rumah teman perempuannya."Iya, santai aja lah, makasih juga lho martabak kejunya, gue suka banget." Ucap Hafshah tak henti tersenyum.
"Lo ngga balik, Gin?" Tanya Tian pada Gina.
"Ntar, gue masih ada obrolan sama Aca."
Tian mengangguk paham dan pamit lagi, berjalan menghampiri motornya dan pergi pulang ke rumahnya."Si Tian dari jam berapa disini, Ca?" Tanya Gina sambil membereskan peralatan bekas BBQ tadi.
"Kayanya dari jam setengah tujuh deh, lupa gue." Jawab Hafshah yang juga turut membereskan peralatan bekas BBQ untuk dibawa ke dapur.
Mereka berdua berjalan ke dapur dengan piring dan gelas kotor di nampan mereka masing-masing.
Mencuci semua piring dan gelas hingga bersih dan pergi ke balkon kamar Hafshah untuk mengobrol.
"Mau ngobrol apa, Ca?" Tanya Gina duluan.
"Gini, gue kan punya temen dari Turki itu tuh.. "
"Heem, terus?"
"Gue sama dia sih punya rencana buat ketemuan, tapi gue yang nyamperin dia ke Turki.. " Jelas Hafshah mulai memberi tahu obrolannya pada Gina.
"Eh? Serius lo? Indonesia ke Turki itu jauh bodohh.. " Gina kaget dengan ucapan Hafshah.
"Serius lah, ya rencana sih kalo gue udah lulus, yaa kisaran 4 bulan lagi lah.."
"Lo udah kasih tau orang tua lo?"
"Ya belum sih, ntar aja." Jawab Hafshah membuka handphone nya.
"Eh, mau boba gak? Gue order sekalian nih." Lanjut Hafshah nenawarkan minuman boba kepada Gina.
"Ngga dulu ah, lagi hemat gue." Tolak Gina yang sebenarnya mau.
"Ih gapapa kali ini gue bayarin, mau apa ngga?" Tanya Hafshah sekali lagi.
"Yaudah deh boleh, hehe."
Hafshah membuka Aplikasi Layanan Ojek Online di HP-nya, membuka pilihan Makanan dan memesan 2 Boba Fresh milk kesukaan mereka berdua.
Sambil menunggu pesanan datang, Gina curhat pada Hafshah mengenai buket bunga yang tadi Gina bawa.
"Gini, Ca, tadi gue dikasih bunga sama si Leon."
"Ohh iya yang tadi lo bawa kan? Mana liat cobaa." Hafshah membawa bunga mikik gina dan nelihatnya sambil tersenyum.
"Cieee dikasih bunga... "
"Gini nih, sebenernya dia kasih bunga sekaligus cincin buat ngelamar gue... "
"HAH?? SERIUSS?"
*****
-15 Aug 2020-
@dearivani❤
KAMU SEDANG MEMBACA
In Distance 10.000 Km
Teen FictionMasalah jodoh itu tidak ada habisnya. Jodoh memang selalu dinantikan kehadirannya. Tapi, bagaimana jadinya jika tuhan mengirim seseorang sebagai jawaban doa-doamu dari kejauhan 10.000 km? Pertanyaan ini sangat tepat menggambarkan kisah cinta Hafs...