Bagian 8

7 1 0
                                    

Sedetik setelahnya ku dengar klakson mobi berbunyi seakan memanggilku.
Dengan segera aku berpamitan dengan ibu tadi dan berjalan menjauh menuju mobil.

Ternyata tanpa aku sadar aksi ku tadi di tonton banyak orang.
Sial! Ini pasti karena aku salah kostum.
Aku sedikit menggeram kesal dalam hati.

Sejujurnya aku tidak terlalu suka apa yang aku lakukan di perlihatkan kepada orang lain.











Sebelum aku menaikki mobil, sebuah suara teriakan mengalihkan atensi ku.

      "Kakak!!!"

Ohh, gadis cilik itu lagi.
Aku tersenyum lebar dan segera menghampiri dia takut ada motor atau mobil datang tiba-tiba menabraknya.

Hap.

Bocah itu sudah berada di dekapanku.
Aku tertawa kecil, ku rasa dia sangat senang.

     "Ada apa? Lain kali hati-hati jangan berlari seperti tadi, oke?"

Anak itu tersenyum lebar.

     "Aku ada ini untuk kakak yang cantik."

Mataku bergerak melihat tangannya sedang mengambil sesuatu dari kresek hitam yang dibawanya.

Lalu tanpa kusangka ia memasangkan flower crown di atas kepalaku.
Astaga manis sekali.

      "Bagus! Kenapa kamu kasih ke kakak?"

Anak kecil itu menatap aku dan flower crown buatannya itu sebentar.

     "Karena kakak seperti ratu baik hati yang ada di buku dongeng. Buku itu aku pernah baca sewaktu ada perpustakaan keliling, aku memang belum bisa baca, tapi dari gambarnya aku bisa paham."

     "Ratu itu cantik seperti kakak, baik hati juga ke rakyatnya. Kakak juga mau baik hati memberi aku, abang ku dan ibuku makan yang enak. Dari kemarin aku selaku berdoa supaya bisa makan ayam goreng, dan sekarang aku yakin Tuhan ngirim kakak sebagai jawaban permintaan ku!"

Ucapannya terdengar riang dan tulus.
Aku tak bisa menahan senyumanku lagi.

     "Apa ini kamu buat sendiri? Dan itu yang ada plastik ada lagi isinya?"

Raut wajahnya berubah perlahan dan tangannya tergerak mengambil barang di dalam kresek hitam itu.

     "Ini mahkota juga, tapi sudah kering. Kakak yang cantik ga pantes pake ini. Jadi, ku berikan saja miliku itu."

Aku kembali lagi entah keberapa kali tersenyum.
Aku mengambil alih flower crown yang sudah usang itu dan memasangkannya di kepala si gadis cilik.

      "Dengar. Menjadi ratu itu bukan sebatas cantik dengan mahkota yang mewah dan indah."

     "Menjadi seorang ratu harus punya hati yang bersih, pintar, berani, dan rasa peduli yang tinggi. Ga peduli mau seburuk apapun tampilanmu, asal yang di dalam sana..."

Aku menunjuk tepat jantungnya.

     "Baik dan tulus. Paham?"

Bocah perempuan itu makin melebarkan senyumnya.
Tampak dari kilatan matanya ia makin percaya diri. Bagus.

     "Aku akan ngelakuin yang kakak bilang. Besok kalau aku udah besar, aku akan jadi kakak. Jadi ratu yang baik hati."

Aku tersenyum kecut mendengar itu. Tapi tak apa, setidaknya untuk sekarang ku tanamkan hal-hal yang positif dahulu.













To be continued-
🌙🌙🌙

Nightmare Story :IM NOT A QUEEN: (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang