Bagian 1

143 5 0
                                    

PT. KOPI UTAMA SIDIKALANG

Arina menarik dan menghela nafasnya berulang kali melihat pemandangan di depan matanya. Melihat para petani kopi sedang melakukan tugasnya.

Mengelilingi perkebunan kopi yang begitu luas sudah menjadi tanggungjawabnya dari setahun yang lalu.

Arina menimba ilmunya di Institude Pertanian Bogor (IPB) yang berhasil mendapatkan nilai Summa Cumlaude dengan gelar S. Tr. P . Para alumni-nya memiliki kompetensi pada bidang teknis budidaya dan pengolahan kopi serta manajerial dengan memiliki jiwa wirausaha. Dengan kompetensi ini alumni memiliki peluang kerja sebagai asisten manager perkebunan kopi, jasa konsultansi bidang Agribisnis Kopi, marketing/field assistant manager dalam bidang jasa dan produk kopi, supervisor lapang industri pestisida, pupuk, bahan tanam dan agroindustri bidang perkebunan kopi, Barista dan wirausahawan produk hulu sampai hilir komoditas kopi.

Pada akhirnya cita-citanya sedari kecil tercapai sebagai Green Bean Buyer. Ayahnya pernah menyarankan agar dirinya sebagai sekretaris atau bendahara perusahaan saja namun Arina menolaknya karena tidak suka bekeja dalam ruangan ber-AC apalagi dipenuhi dengan kertas-kertas, membayangkan saja sudah membuat dirinya risih.

Noval dan Alya pun berada di Jakarta bersama Nenek Oliv sedangkan Arina tinggal di Sumatera Utara bersama Keluarga Gautama, Papa Nevan dan Mama Kiana.

Selama setahun telah tinggal disana, Arina selalu menemani Mama Kiana mengingat Navin melanjutkan S2 Manajemen dan Bisnis di Oxford University di Inggris dengan nilai yang bisa dibilang Cumlaude dan Pinpin yang baru memulai kuliah S1-nya di kampus yang sama dan jurusan yang sama dengan Navin. Mereka satu apartemen lain kamar disana.

Selama 11 tahun ini Arina sama sekali tidak pernah berhubungan dengan Navin, Arina pun selalu meminta pertemanan di sosmed dengan Navin sama sekali tidak dihiraukannya. Mama Kiana mengatakan jika Navin tidak begitu peduli dengan handphone-nya terkadang pun sebulan belum tentu dapat menghubunginya. Arina hanya sesekali bertegur sapa dengan Pinpin di sosmed melalui chat tidak sampai melakukan telpon apalagi video call karena memiliki kesibukan masing-masing. Arina hanya dapat melihat foto Keluarga Gautama yang terpasang di ruang keluarga. Disana Navin masih kelas 1 SMA dan Pinpin masih Sekolah Dasar. Masih dengan wajah jahil dan senyum menawannya. Arina jamin Navin pasti sangat tampan mengingat dirinya sudah dewasa.

Hari ini Arina harus secepatnya balik mendengar Navin segera pulang karena telah menyelesaikan program studi S2-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Arina harus secepatnya balik mendengar Navin segera pulang karena telah menyelesaikan program studi S2-nya. Dua minggu yang lalu Papa Nevan dan Mama Kiana mengunjungi Navin ke Inggris karena hari wisudanya. Arina ingin kesana hanya saja dirinya begitu disibukan dengan perkebunan.

Kini dirinya bergegas ke luar ruangan khusus untuknya sebagai Ketua Green Bean Buyer, posisi ibunya dulu.

"Kak Arina cantik, cepat banget baliknya, gak makan bakso bareng dulu nih?", tanya Fandika Hartana yang menjabat sebagai wakil ketua Green Bean Buyer. Fandi sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Fandi merupakan adik kelasnya berkuliah di IPB juga yang baru lulus tahun ini. Fandi anak yatim piatu, dirinya menyewa apartemen dekat dengan kebun kopi ini. Pengetahuan dan keterampilan yang bagus membuat Arina berani memilih Fandi sebagai wakilnya. Fandi tipikal cowok yang jahil dan ramah.

Into You #2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang