Bagian 3

163 5 0
                                    

Hari peresmian pemegang perusahaan utama dan perusahaan cabang membuat semua pekerja semakin antusias mengingat Navin selain tampan memiliki karakter sangat ramah, bijaksana dan berwibawa.

"Hai, Arina", sapa Lesha.

Arina memeluk saudara sepupunya itu yang berpautan umur hanya satu tahun.

"Apa kabar Sha?", sapa Arina.

"Aku baik. Bagaimana keadaan hutan kopi disini?", tanyanya dengan nada yang agak meledek.

Arina yang mendengar itu hanya tertawa, "Hahaha.. sangat baik dan semakin maju", balasnya ramah membuat Lesha enggan kembali meledeknya. Kakak sepupunya itu selalu membuat orang lain terpesona dengan keanggunannya meski terkadang ditutupi oleh baju kaos longgarnya karena Arina sebenarnya paling anti memakai gaun yang digabungkan dengan sepatu hak tingginya, namun kakaknya itu tetap menawan dan menarik perhatian. Sampai ibunya sendiri sangat membanggakan Arina sehingga dirinya begitu cemburu dan iri akan Arina. Kini dirinya akan menjabat sebagai sekretaris bukan bos petani kopi seperti Arina meskipun begitu ibunya selalu tetap membanggakan kakak sepupunya itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arinaa!", seru ayah dan ibunya bersamaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arinaa!", seru ayah dan ibunya bersamaan.

"Ayaah.. Ibuu!!", seru Arina sambil memeluk kedua orang tuanya.

Alya menangkup wajah anaknya, "Ibu sangat merindukanmu nak.. Apa kamu sehat? pekerjaanmu lancar?", tanya Alya beruntun.

Arina tertawa, "Aku sehat, bu. Pekerjaanku tidak ada masalah", jawabnya.

Noval menepuk pundak anaknya, "Semoga kamu bisa membantu Navin untuk membangun perusahaan ini, Arina", ujar Ayahnya, Noval.

"Terima kasih atas doanya, ayah", ucap Arina sambil memeluk ayahnya.

"Ayah percaya padamu, sayang", bisiknya memeluk Arina, Noval begitu merindukan anak semata wayangnya. Arina membalas pelukan ayahnya.

Arina mendekati Nenek Oliv yang sudah menggunakan kursi rodanya.

Arina berjongkok dan mencium tangan Nenek Oliv, "Nenek sehat kan?. Arina kangen sama nenek..", katanya.

Nenek Oliv mengangguk penuh haru, "Cucuku semakin dewasa semakin cantik. Semoga kau selalu diberkati, nak", bisiknya lirih yang masih bisa di dengar oleh Arina.

Into You #2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang