Bagian 6

129 3 0
                                    

Setelah lima hari berlalu...

Navin merasakan tubuhnya meriang hingga memutuskan tidak bekerja.

Nevan, Kiana dan Kavina pergi ke perusahaan cabang di Jakarta dari dua hari yang lalu. Arina sempat akan diajaknya kesana namun Navin tidak mengijinkan dengan alasan tidak ada yang memantau perkebunan mengingat Fandi sudah digantikan sebagai sekretaris Navin, yang menggantikan posisi Fandi masih belum ada.

Hari ini dirinya menyuruh Arina agar ijin bekerja untuk merawatnya. Pertamanya Arina menolak tidak harus ijin karena sewaktu-waktu dirinya bisa ke kebun kembali untuk memantau, namun bukan Navin namanya jika tidak membuat Arina menghela nafas pasrah. Akhirnya Arina mengalah melihat kondisi Navin begitu pucat.

Sudah pukul satu siang namun Navin enggan untuk makan masakan dari para pembantu, Arina pun berusaha agar Navin tetap makan dengan membuat bubur ayam jagung.

Arina pun mengetuk pintu kamar Navin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arina pun mengetuk pintu kamar Navin.

Navin membuka pintu dengan tampang acak-acakan.

Navin membuka pintu dengan tampang acak-acakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Arina...?"

Arina mengangguk kaku, "Hmm.. ini, aku hanya ingin memberikan bubur ayam jagung karena dari pagi belum sarapan. Ini masih hangat", tunjuk Arina mengesampingkan perasaan gugupnya.

"Boleh aku meminta bantuan?"

"Bantuan apa?"

"Suapi aku makan. Badanku masih lemah", keluh Navin seolah masih merasakan sakit yang parah membuat Arina tanpa berpikir panjang mengangguk dengan cepat menunjukkan persetujuannya.

Navin tersenyum dan menggeser tubuhnya dari pintu, "Masuk dulu"

Arina pun memasuki kamar Navin. Kamar yang dulunya nuansa super hiro kini berganti menjadi sederhana namun elegan khas Navin bernuansa berwarna hitam, cream dan coklat. Tampak rapi dan bersih. Kamar yang jauh lebih luas dari kamar Arina sendiri karena menolak diberikan kamar yang luas, susah menata ruangannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into You #2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang