Bagian 10

132 5 0
                                    

Arina menunju ke dapur untuk meminum segelas air, ketika dirinya akan beranjak pergi, tangannya dicekal oleh seseorang.

"Kak.. Navin..", bisiknya.

Tanpa membalas, Navin menarik Arina menuju kamarnya. Arina ingin berteriak namun tatapan Navin yang tajam membuat dirinya bungkam dalam ketakutan. Arina dipaksa untuk masuk ke dalam kamar Navin. Ketika mereka sudah memasuki kamar, Navin segera mengunci pintu kamarnya.

Arina berusaha berlari menuju kamar mandi, namun kalah cepat dengan Navin yang berhasil mengurung tubuhnya di dinding pembatas kamar mandi.

"Hey, Where are you going? Don't you miss me my sweetie pumpkin?", tanya Navin masih dengan tatapan tajamnya.

"Please, go away from me. That's not like you", balas Arina berusaha melepaskan dirinya.

"Sorry, I'm afraid of losing you again", bisik Navin geram.

"No, I'm not going anywhere!", bentak Arina semakin berusaha melepaskan diri dari kurungan tubuh Navin.

Navin langsung melumat bibir Arina dengan kasar. Disobeknya baju kaos berbahan satin milik Arina. Melihat itu Arina semakin ketakutan.

Diremasnya kedua benda kenyal yang masih terbungkus bra tersebut. Navin berhasil membuka bra milik Arina, langsung memainkan puncaknya dengan lidah yang diselingi gigitan dan hisapan secara bergantian.

Arina mati-matian menahan dirinya agar tidak mendesah.

"Please call my name, Arina! call my name, now!", gertak Navin geram mengetahui jika Arina menahan desahannya.

Arina masih bertahan dengan dirinya yang sudah telanjang tanpa menggunakan apapun sedangkan Navin masih menggunakan boxernya.

Navin masih menggoda payudaranya membuat Arina merasa pening.

Tanpa sepengetahuannya, Navin spontan mengangkat kedua paha milik Arina dan langsung memasukan miliknya ke dalam lubang Arina.

Arina tersentak, "Aah.. Navin!!"

Navin tersenyum penuh kemenangan, "I got you, sweetie pumpkin!", bisiknya tetap memompa miliknya.

Tangan kekar Navin yang membantu menggerakan pinggulnya, tubuh mereka saling membentur satu sama lain

Arina tidak tahan dengan ini. Dirinya memeluk leher Navin dan melumat bibirnya dengan lembut membuat Navin sadar akan kelakuannya yang kasar terhadap Arina.

Navin melepas ciuman dari Arina tanpa melepas penyatuan inti tubuh mereka.

Arina menunduk dan menangis, "I really miss you", isaknya.

Navin mencium dahi Arina, "I really miss you too", bisik Navin dengan tatapan sayang tidak dengan tatapannya seperti tadi.

Arina kembali menyatukan bibir mereka yang dibalas dengan Navin.

Navin menggendong Arina menuju kamar mandi tanpa melepas penyatuan mereka.

Dihidupkannya shower untuk membasahi sekujur tubuh mereka.

Membasahi pikiran mereka.

Membasahi pikiran mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into You #2 (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang