•Behind A Privacy•

1.2K 136 15
                                    

Happy Reading!

Princess Priceless








“Lo itu, ya, Cungip! Bego, tolol, oon, goblok, atau bodoh?!”

“Sabar, Kyle.”

“Emang bener kek tai ayam, tai kucing, tai kerbau, lu ye!” Kyle masih ingin memberi gelar beragam untuk Azam. Sebenarnya, amarahnya tidak akan memuncak jika pengakuan Azam tentang pergi bersama Nia tidak dibocorkan. Sekarang mau bagaimana, sudah kepalang basah.

Kevin meringis kecil. Ini kedua kali melihat Kyle murka.

“Heh, punuk onta. Sebenarnya apa sih maksud lo ninggalin Ara demi si Cabe itu?”

Azam yang semula menunduk, segera angkat pandang. “Apa lo bilang?”

Kyle memutar bola mata malas. Pertanyaan ini sudah dia prediksi sejak awal, pasti ada protesan. “Cabe. Kenapa?”

“Biadab lo!” Berdiri dari tempat duduk, mencekik Kyle sampai kehilangan napas.

Kevin sudah lelah menengahi, menaruh kedua tangan diatas meja untuk melakukan sikap duduk rapi. “Hayyuk... Lanjutkan, bor.” Anak lelaki sudah terbiasa bermain kasar. Lempar tonjok, melayangnya sepatu, dan aksi smack down. Itu semata karena mereka memang saling peduli.

Kyle menepis tangan yang membuat oksigennya menipis, menggeplak kepala Azam dengan buku Kimia yang tebalnya tidak perlu diragukan lagi.  “Kan, cecunguk bedebah bodoh! Mati aja lo sana!” Tatapan anak kelas tidak mereka pedulikan. Menindak lanjuti manusia alien keras kepala lebih penting.

“Lo enggak tau apa-apa, monyet. Mending diem.” Melayangkan tatapan tajam lagi membunuh.

“Gimana gue bisa tau kalau lo enggan kasih tau? Sok-sokan jadi pahlawan sampai enggak perlu bantuan orang?” Azam memerintahnya menjemput Ara dalam waktu lima menit, namun nyatanya motor scoopy handalan langsung terbang hingga hanya memakan waktu kurang lebih tiga menit. “Dasar tolol!”

“Mending tolol, lo oon!” Merasa tidak terima, sedari tadi Azam sabar saja dikata-katai menyelekit dihati.

“Lo bego!”

“Lo bedebah!”

“Lo induk bedebah!”

Plak!

Ctak!

“Malah debat! Kapan kelarnya kalo gitu?!” Akhir-akhir ini Kevin yang gila harus menjadi waras diantara lahar panas.

Kyle melipat tangan didepan dada, ikut memanglingkan tatapan keatas.

Azam menarik napas dalam-dalam, kemudian dikeluarkan secara perlahan. “Kemarin, gue nepatin janji ke Ara buat main ke mall setelah Olimpiade. Perasaan gue nggak enak, ada yang buntutin kita dari jarak jauh.” Azam mulai menjelaskan tanpa dipinta. Dia menunduk. “Itu pasti mereka yang punya dendam ke gue, bahkan udah sejak lama gue ngerasa mereka selalu ngintilin. Mungkin Ryan? Atau orang lain. Dan gue yang brengsek, memutar fakta dengan dekat sama Nia supaya Ara tetap enggak terbaca keberadaannya.” Tawa hambar mengumbar. “Rencana gue berhasil, kan? Sekarang Nia pindah sekolah, setelah mendapat teror ancaman, mungkin? Alasan ke gue, ikut orang tue ke jerman.”

“Ouh, Jerk...” Kevin dibuat terperangah hebat. Otak Azam memang tidak perlu diragukan lagi. Taktiknya benar tidak terbaca, itu lah alasan mengapa teman laknat, oh salah, teman super laknat plus fuck boy menduduki skill raja didalam ekskul basket.

The Princess Priceless.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang