q. Tragedi (2)

13 2 0
                                    

Vien POV

22 Mei in Italy.

"Ayahhh" teriakku sambil berlari menghampiri ayah yang nampak tertatih tatih dengan asap ledakan berada di sekelilingnya dengan benda yang pontang panting ke segala arah.

"Vien. Pake ini! Asapnya bahaya" kata Ehno sambil memberikan kain basah untuk menutup hidung.

Aku memakainya dan tetap berlari sekencang mungkin.

"Ayahh! Kenapaa ini?? Ada apaa?" Tanyaku pada ayah yang nampak terkejut melihat kehadiranku.

"Vien! Kamu kok di sini. Ayah kan sudah bilang kamu di rumah aja!" Bentak ayah

"Ayah udahh kita pergi dari sini aja dulu." Kataku.

Dari arah kebulan asap di depan kami nampak seorang lelaki paruh baya berlari tergopoh-gopoh yang kukenali sebagai ayahnya Ercole.

"Alhamdulilah" kata beliau sambil mengkode kami untuk segera pergi.

"Pak,, nak Ercole dimana?" Tanya ayah.

"Astagfirullahh. Tadii anak saya di belakang atau??"

"Ercolee!! No ayooo ayo slametin Ercole. Ayo No!" Teriakku pada Ehno sambil menggeret lengannya.

Kami pun masuk ke tangga darurat dan mendapati Ercole terbaring dengan kaki tertimpa besi panas.

"Ercolee!!" Triakku lalu menunduk di sampingnya. "Ya Tuhan!! Cole bertahan!!"

"Vien minggir biar aku buang besinya." Kata Ehno lalu memindahkan besi dengan APD seadanya.

"Thanks guys" katanya.

Kami berjalan menurun i tangga dan

"Guys... punggung gue panas gue pusing" keluhku.

"Vien tahan Vien" cetus Ehno.

Dan seperti itu lah semua menghilang dari pandanganku.

Happy reading
An👣

Messina! earthquake ' tsunami -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang