Chapter 7

3 1 0
                                    

Amy

Sesampainya di rumah, Amy mengubah pakaianya menjadi piyama kesukaanya yang berwarna pink pucat. Piyama ini terbuat dari beludru sehingga sangat nyaman dan enak untuk dibuat baju santai. Setelah mengenakan piyamanya dia merebahkan diri di kasur. 

Pertanyaan Lindsy tergiang tergiang di kepalanya. 

Sebenarnya tragedi kematian Adrian adalah sesuatu yang seharusnya masih baru unutknya, tapi menurutnya sendiri dia menerimanya dengan sangat baik. 

Dia ingat pada hari pemakaman Adrian, dia memang menangis. Tapi itu rasanya seperti tangisan setengah hati.

Memang sih dia seharusnya menerima kematian Adrian, tapi kenapa rasanya dia menerima kematiannya dengan terlalu baik.

Dia berguling ke arah kiri dan menggunakan lengan kirinya sebagai tumpuan.

DI sisi kiri kasurnya terdapat sebuah meja tempatnya menaruh lampu tidurnya. DIa membuka laci pertama dan terdapat sebuah foto dari photobox yang pernah dia kunjungi dengan Adrian.

Adrian terlihat sangat bahagia di foto tersebut. Tapi dia merasa senyumnya disana terlihat seperti senyum yang sangat palsu.

Rachel

Aku memegang pintu depan Fonsie dengan gugup. Tanpa terasa aku sudah memegangi pintu depan itu selama 5 menit lamanya. Seorang gadis menggunakan seragam Fonsie's menarik pintu Fonsie's dari arah sebaliknya sehingg aku ikut terhentak masuk. 

"Selamat dat.."Sepertinya dia kesal tapi kaget ketika aku terpental kedalam.

Yap dan sekarang aku sudah official berada di dalam Fonsie's. 

"Apakah kamu baik baik saja?" tanya gadis itu. 

"iya, baik."kataku sekenanya. 

Aku sangat terpesona dengan desain interior Fonsie's. Aku paham benar mengapa ini menjadi tempat terpopuler untuk hangout bagi anak sekolahku.

Di bagian ujung ruangan terdapat bilik bilik kaca lucu dimana didalamnya terdapat banyak sekali murid-murid duduk dan bercengkerama. 

"Kamu mau pilih duduk dimana?" tanya gadis itu lagi.

Aku menatap ke sekeliling ruangan dan menemukan sebuah meja sofa berwarna abu abu beludru dengan meja kaca kecil kaca di depannya yang terlihat sangat sempurna untukku.

Aku pun beringsut ke arah meja tersebut dan gadis tadi mengikutiku. Setelah aku terduduk di sofa, dia berdiri di hadapanku dan mengedarkan sebuah buku menu di depanku. Kemudian dia mengeluarkan sebuah ipad dari saku di depan seragamnya dan bertanya.

"Mau pesan apa?"

AKu membuka-buka buku menu itu dengan semangat. Sebenarnya sih aku belum makan siang di rumah tapi karena kejadian di jalanan tadi aku merasa sangat kenyang. Jadi aku hanya melihat-lihat bagian minuman.

Minuman disini terlihat sangat lucu-lucu, rasanya aku ingin memilih semuanya. Tapi ada satu minuman yang menarik perhatianku. 

"Aku pesan satu strawberry milkshake dengan toping oreo dan eskirm." pesanku.

Milkshake strawberry itu terlihat sangat imut dengan eskrim yang dibentuk seperti kucing.

"Ok, one milkshake comin'right up." katanya dan meninggalkan mejaku. 

Hatiku bergetar gembira ketika aku berhasil memesan minumanku.

Aku melihat ke sekelilingku. 

Aku penasaran, gadis itu tadi duduk dimana ya?

We Who Stayed in the DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang