14;; Pencarian Perwakilan Klub

455 66 11
                                    

"Oppa, jebal..." Joohyun terlihat memohon dihadapan Kibum yang dikenal dengan nama Key sedang fokus dengan buku-bukunya. Tapi, Key seakan tidak menyadari keberadaan gadis cantik itu. Malah terlihat lelah setiap kali ada Joohyun yang terus mengikutinya kemanapun sejak beberapa hari ini.

"Misal y sama dengan x min 2, ketika x adalah 2, maka y sama dengan 2. Nilai lim..." Key mendadak berhenti bergumam saat buku matematikanya di tutup paksa oleh Joohyun yang dengan berani bersikap kasar pada sang kakak kelas yang jelas-jelas sedang serius belajar.

"Oppa, jebal... sekali ini saja, eung? Bantu aku..." Joohyun kembali memohon. Tidak menyadari bahwa Key menutup matanya sambil bersandar pada kursi. Kakak kelas yang sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan itu sangat terganggu dengan Joohyun yang terus membujuknya agar bisa menjadi perwakilan festival seni tiga bulan lagi.

"Yaaa..." Key membuka matanya, mencoba sabar menghadapi adik tingkat dihadapannya.

"Ne, Oppa?" Joohyun malah membulatkan mata dengan penuh harap Key luluh padanya. Tapi, yang ada kakak kelas itu memajukan tubuhnya dan berujar dingin, "Pergi sebelum aku marah dan menarikmu keluar dari kelasku."

"Oppa..." Joohyun hendak memohon lagi, tetapi Key sudah bangkit berdiri dan menariknya keluar dari kelas secara paksa hingga diperhatikan oleh beberapa kakak kelas yang lain. Joohyun tidak bisa memohon lagi pada Key--anggota klub musik yang kini sudah kelas 12. Karena sudah kelas dua belas, otomatis bagi mereka yang sedang menghadapi ujian memang klub sudah boleh ditiadakan. Tapi, Joohyun tetap memaksa hampir semua kakak kelas yang pernah bergabung di klub musik agar bisa menjadi perwakilan pertunjukkan nanti.

Sayangnya, kelas dua belas memang sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan ujian kelulusan. Jadi, tidak ada waktu bagi mereka untuk mengurusi festival seni lagi. Walaupun begitu, kini Joohyun yang dibebankan. Melangkah gontai, gadis itu pun kembali ke wilayah kelas 11. Merasa frustasi di saat anggota lain, terutama anggota inti tidak ada yang menginginkan untuk tampil di festival seni dan hanya Joohyun yang berjuang keras untuk bisa menampilkan pertunjukkan.

Sebagai ketua bahwa mencari perwakilan pertunjukkan adalah tanggung jawab Joohyun. Karena di pertunjukkan festival senilah bisa meningkatkan kinerja klub musik yang sering dipandang lemah oleh anak-anak dari klub lain. Lagipula kebanyakkan yang bergabung di klub musik hanya untuk mengincar poin keterampilan saja.

Joohyun menghela nafas berat di bangkunya membuat Seungwan yang sedang sibuk meroll poninya menoleh, "Yaaa ada apa? Kau ada masalah?"

"Eo, masalah berat sekali. Kau tidak akan sanggup melakukannya lagi." Joohyun menjawab asal sambil menjatuhkan kepala di atas meja hingga membuat rambutnya berantakan.

"Aigo, kau belum menemukan perwakilan pertunjukkan nanti?" tanya Seungwan yang dijawab anggukkan Joohyun.

Sahabatnya itu terlihat tidak ada semangat sama sekali membuat Seungwan merasa kasihan hanya dengan melihatnya. Ingin membantu, tetapi Seungwan juga sibuk mengurusi OSIS. Lagipula memang peraturan klub yang dibuat sekarang cukup membuat anak-anak lain merasa tidak adil bahkan ada juga yang malah memprotes bahwa hanya klub seni musik yang diperbolehkan melakukan pertunjukkan. Sayangnya, Seungwan juga tidak bisa menyalahkan sekolah. Toh, yang membuat peraturan juga dari pihak sekolah sendiri.

"Argh!" Joohyun mendadak menegakkan tubuhnya lagi, "Harusnya aku mengeluarkan Yeji atau Ryujin dari klub musik! Mereka adalah wakil ketua dan sekretaris, tapi yang sibuk ini-itu hanya aku."

Seungwan hanya bisa menepuk-nepuk bahu sahabatnya itu, "Tenang, Joohyun-a. Pasti ada cara lain mendapat perwakilan."

"Tapi, siapa?" Joohyun merengek lagi, hendak menjatuhkan kepala di atas meja tepat saat itulah seperti ada dewi fortuna mendengar keluh kesah gadis itu terdengar teriakan dari arah koridor.

The OnlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang