Pertemuan

21 3 0
                                    

"TANAKA! JANGAN DIAM SAJA TOLONG AKU!"

Entah siapa gadis itu, dia memanggilku. Aku berusaha untuk membantu nya. Tetapi badan ku membeku tiba-tiba. Badan ku tak dapat bergerak. Aku berusaha untuk bergerak dan aku berhasil! Oh, aku berhasil jatuh dari ranjang.

"Mimpi itu, terasa sangat nyata"

Aku merasa pernah melihat mimpi itu. Seorang gadis dia hampir saja tertabrak mobil. Padahal seumur hidupku, Aku tak pernah melihat peristiwa seperti kecelakaan secara langsung. Palingan hanya lewat TV. Aku pun tak pernah melihat kecelakaan menimpa seorang gadis di TV. Apakah ini sebuah pertanda sesuatu akan terjadi.

(Di rak sepatu)

"Yak, Takeshi" aku ditepuk oleh Sento.

"Udah dapet senar baru nya?"

"Tau gak? Kemaren pas nyari senar ini sisa satu aja lho. Dan wadah nya dibuat dari kayu yang diukir cantik. Oh iya, sama aku dikasih gratis"

"Eh? Serah aja deh" dia... dia gak percaya ceritaku?

"Hari ini bisa kan ke Café?"

"Kamu bisa gak emangnya hari ini?'

"Tentu aku bi..."

"Yo, Sento!" sahutan dari ketua klub drama memanggil Sento.

"Hari ini latihannya agak larut. Jadi kita pulang lambat ya"

Yah, sudah pasti nih gak ikut.

"Maaf, gua gak bisa. Denger kan katanya?"

Setelah aku mengganti sepatu ku, Aku berjalan menuju kelas bersama Sento. Dijalan aku pas-pasan sama salah satu anggota klub musik yang sedang menuju ruang klub. Jadi aku menitipkan gitar-ku untuk diletakkan di ruang musik.

"Seperti apa ya murid baru nanti?"

"Eh, dia cewek kan?"

"Aku gasabaran. Kapan dia datang"

"Mungkin kursi kosong si Daichi ditempatin dia"

Suasana kelas semakin ramai karena anak baru itu. Ayaka? Rasanya aku kenal.

Kayaknya dia...

Sepupu ku?

Kerabat?

Atau, saudara terpisahkan?

Pak Tokiyama sedang menuju arah kelas ku, dan aku melihat bayangan seorang gadis dibelakangnya. Pasti itu Ayaka, aku yakin, kalo bukan siapa lagi? Anak Pak Tokiyama?

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi, Pak Tokiyama!"

"Hari ini kelas kita bertambah satu murid, karena ada murid baru. Dia merupakan siswi pindahan dari Kyoto. Nah, silahka perkenalkan dirimu pada teman-teman ya"

Gadis itu, cantik dan imut. Rambutnya terikat rapi dan halus. Matanya bersinar dan kulitnya putih.

"Pagi, semua. Nama saya, Ayaka Shirakawa. Saya pindahan dari Kyoto. Saya tinggal disini bersama nenek saya. Semoga kita semua akrab ya" suaranya sangat menenangkan.

"Jadi sudah jelas ya murid-murid. Ayaka akan mulai menjadi kawan kalian mulai hari ini. Semoga kalian bisa akrab dengan dia"

"Baik, Pak"

Gadis itu, m-maksudnya Ayaka. Mulai dari rambut, mata, wajah, nampaknya aku pernah melihatnya. Tapi dimana?

"Baik, Ayaka. Kamu akan duduk di belakang Tanaka bekas kursi si Daichi"

K-kok, di belakangku?

"Silahkan duduk" Pak Tokiyama menunjuk kearah kursi dibelakang ku.

Ayaka kini mengarah ke barisan kursi ku. Dan dia melihat kearah ku. Haduhh parah banget!

Petikan Takdir (運命の選択)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang