Delapan

42 2 0
                                    

Dua manusia di pasangkan untuk memenuhi kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Setiap manusia di ciptakan berbeda untuk saling mengenal satu sama lain. Itulah karunia Allah SWT yang luar biasa. Sungguh Allah sudah mengaturnya dengan sangat detail.

Seperi halnya firman Allah SWT:

"Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa - bangsa dan berasuku-suku agar kamu saling mengenal." ( Q.S Al-Hujurat: 13)

Mengingat waktu di perjalanan tadi kami berdua hanya diam membisu tanpa ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami. Hiruk pukuk benang yang begitu rumit terus membayang dalam fikiran ku. Mungkin sama halnya dengan mas Zai. Mencari kata-kata yang tepat akan semua ini.

Mengantarkan ku hanya sampai depan gerbang asrama tanpa pula mengucapkan secuil kata, hanya ada kata salam yang ada. Aku yang tadi ingin memeluknya pun tertahan akan ucapan kak Zafran di stasiun maupun di Blue Mosque. Tak ada kata dari mas Zai yang berusaha untuk menjelaskan. Aku sangat merindukan sosok yang sangat aku cintai. Allah sungguh sudah menghadirkan perasaan yang luar biasa kepadaku.

Drrrtt..

Suara nada pesan gawai ku, lalu ku buka ternyata mas Zai mengirimkan pesan.

Mas Zaidan

Sya, maafkan mas. Istrihatlah yang nyenyak. Setelah kau wisuda mas akan menjelaskan semuanya. Sekali lagi maafkan suami mu ini.

Setidaknya ada sebuah titik terang akan celah masalah ini. Mengingat sekarang pukul 7 malam, Anna juga nampak belum pulang. Udara di luar cukup tak bersahabat. Aku yakin Anna masih di jalan. Saat ku hendak membuka pintu asrama beruntung Anna sudah di depan ku.

"Akhirnya, kau sampai juga An. Aku tadi hendak mau menunggu mu di depan" kataku padanya.

"Kau tak apa-apa kan Sya?" tanya selidiknya.

"Kau lihat aku baik-baik saja kan?" ujarku sambil mencomot roti yang di meja.

"Sya, aku heran sama kamu. Hatimu itu terbuat dari apa sih?, seharusnya kau marah atau sedih melihat kejadian yang mengejutkan seperti itu" ocehnya pada ku.

"An marah itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Sudah kita bahas nanti. Sekarang kamu bersih-bersih biar aku yang masak" titah ku padanya, "Oh ya jangan lupa, kau cocok sekali jadi ibunya Alif" ledek ku padanya.

Benda kotak persegi yang empuk itu langsung mendarat di depan wajah ku. Dan Anna lari dengan suara cekikikan menuju ke toilet. Memang semenjak pertemuan ku dengan kak Zafran dan Alif, Alif lebih akrab dengan Anna. Mengingat Alif, aku jadi kepikiran seorang anak, bahkan sampai detik ini pun aku belum menjadi istri yang sempurna.

Seminggu sebelum wisuda kegiatan ku benar-benar melelahkan terlalu banyak yang aku fikirkan, belum lagi masalah rumah tangga ku. Masalah datang bertubi-tubi tanpa henti. Anna berusaha mengingatkan ku untuk menjaga kesehatan karena beberapa hari lagi akan wisuda.

Meskipun cuaca mulai berganti menjadi lebih cerah namun masalah tak kunjung juga selesai. Mas Zai tak mengirimkan kabar sedikit pun pada ku. Panggillan ku ataupun pesan yang aku kirim tak pernah di balas. Bisa saja aku menemuinya tapi aku tidak tau apartemen yang mas Zai tinggali. Apalagi badan ku rasanya sangat tidak enak. Untuk keluar asrma saja rasanya sangat enggan.

Pantulan sinar cahaya mulai terlihat pagi ini aku berniat untuk keluar sebentar. Menjernihkan fikiran yang begitu ruwet. Sesekali di saat seperti ini aku meberanikan diri untuk keluar mencari udara segar menghilangkan rasa penat yang menderu. Tanpa Anna, hari ini aku benar-benar keluar sendiri.

Hagia sophia menjadi pilihan ku untuk keluar. Beberapa minggu yang lalu tempat ini di ahli fungsikan menjadi masjid. Keindahan asitekturnya membuat siapa saja berdecak kagum. Di saat masalah melanda seperti ini aku lebih suka untuk melakukan perjalanan agar fikiran ku sedikit lebih lega. Mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti halnya Hagia Sophia.

Tak banyak yang ku ketahui tentang sejarahnya lebih detail, hanya pernah membaca beberapa informasi serta artikel. Secara garis besar sejarah Hagia Sophia di bagi menjadi empat fase. Ahli fungsi Hagia Sophia tergantung pada siapa rezim yang berkuasa pada saat itu.

Menurut ensiklopedia Britannica yang pernah ku baca, bangunan Hagia Sophia pertama kali didirikan di atas pondasi atau tempat kuil pagan pada 325 Masehi, atas perintah kaisar Konstatius 1. Hingga putranya, Konstatius II, lalu menjadikan bangunan ini sebagai gereja Ortodoks pada 360 masehi.

Status Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid ketika kekaisaran Binzantium ditaklukkan oleh Sultan Mehmet/Mehmet II dari kekaisaran Ottoman. Nama Hagia Sophia masih di pertahankan. Pada masa pemerintahan Ottoman struktur bangunan Hagia Sophia memperoleh sentuhan arsitektur islam. Banyak mozaik dan lukisan bercorak kristen menghiasai Hagia Sophia ditutupi dan di plester. Hagia Sophia di fungsikan menjadi masjid selama 482 tahun.

Aku selalu berdecak kagum akan arsitektur yang begitu indah. Tampak lukisan Bunda Maria dan bayi yesus yang ternyata berjejer dengan kaligrafi Allah dan Muhammad SAW. Itulah kenapa Hagia Sophia memiliki ke unikan tersendiri. Sejarah yang begitu panjang hingga menghadirkan bangunan yang begitu unik dan indah.

Ketika Turki menjadi negara Republik, selepas kekaisaran Ottoman bubar. Pendiri dan presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Attaturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum.

Kemudian Hagia Sophia diakui sebagai salah satu Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 1985. Jalan panjang Hagia Sophia memutar lagi. Ketika masa pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan ini, Hagia Sophia diubah status fungsinya kembali menjadi masjid, meskipun menuai kontroversi.

Ketika diriku hendak keluar dari pelataran Hagia Sophia, aku terdiam membeku bertemu lagi dengan suamiku, mas Zai. Berhari-hari aku memikirkan semuanya menunggu penjelasan darinya. Lagi- lagi aku bertemu kembali dengannya di tempat ini, tempat dulu kami bertemu sebelum menikah.

Ada getaran hati yang membuncah, aku benar-benar merindukannya. Ingin rasanya aku berhenti dan kembali bersama dengannya dan tinggal bersama. Sejelek apapun itu aku sudah siap menerima masa lalu dari suamiku. Mungkin ini yang dinamakan cinta, cinta pada sang manusia. Tapi ingat jangan sampai cinta kita pada makhluk ciptaanNya hingga kita lupa kepada semesta yang telah memberikan nikmat dan anugerah yang begitu besar.

Rasa sesak yang begitu membuncah, butiran air hampir saja akan tumpah. Ku sedikit berlari menghampirinya. Tepat saat ku berada di depannya, mas Zai hanya diam membisu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mas " lirih ku. Dengan sesak yang begitu menggebu, ku menghampiri ke pelukanya menangis sejadinya. Aku tau mas Zai tak membalas pelukan ku. Cukup lama aku memeluknya lalu saat ku lihat di balik punggung suamiku ku tak jauh dari pandangan ku, ku lihat sosok perempuan yang mirip sekali dengan wajah Alif, apakah itu Ibunya?. Tapikata kak Zafran ibunya Alis sudah tiada. Tangan mungil Alif mengenggam erat kedua tangan sosok wanita itu. Serta kak Zafran berada di sebelahnya. Aku justru semakin bingung dengan semua ini. Sesak yang begitu besar dalam hati hingga mampu membuat mata ku ikut sesak tanpa adanya cahaya. Pandangan ku kabur mengikuti hati ku yang lelah hingga aku tak sadarkan diri dalam pelukan suamiku.

***
Karena imajinasi jadi aku buat ceritanya non pandemi ya. Berharap memang pandemi ini segera berakhir.
Jangan lupa juga buat kunjungan akun bisnis aku @hijabs.clo
Dan karya aku yang lain di blog akuhh
https://my.w.tt/Y3Jk9dLKH8

Atau juga nih kalian bisa kunjungi chanel youtube akuhh. Witrihasanah
just for fun. +++ subcribe yaa 😀

Semangat berkarya. Dukung literasi Indonesia

Niatku segala sesuatu jangan karena uang, tapi niatkan untuk suatu perubahan yang lebih baik. Terima kasih yang mau baca.😊

Selayang rindu di negeri dua benuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang