¤¤¤¤
Rachel berjalan masuk ke dalam kelas, ia tampak tak memperdulikan tatapan intimidasi murid lain padanya.
Rachel mengambil ponselnya dan kunci motornya yang berada di kolong meja.
Laura yang tengah mengobati Bagas mengernyit heran melihat Rachel yang sedang terburu buru.
"Hel, lo mau kemana?" Tanya Laura.
Rachel menoleh pada Laura. "Gue mau cabut."
Bagas meringis pelan, merasakan perih di sudut bibirnya. "Gue minta maaf ya Hel, gue berantem sama Arthur tadi__"
"Santai aja, gue yang harusnya minta maaf sama lo. Tadi malah gue tambah tonjokannya, emosi banget gue." Potong Rachel.
Bagas tersenyum tipis. "nggak apa apa, lo mau balik? Biar gue__" bagas sudah mau berdiri, namun Rachel menggeleng.
"Nggak usah, obatin aja dulu luka lo. Ra, obatin yang bener tuh pacar."
Laura yang sedari tadi hanya diam, kini melotot kesal pada Rachel. Rachel terkikik geli melihat wajah Laura yang tak terima dengan ucapannya.
"Udah ya, gue cabut dulu. Oh iya Gas, nanti kalo si Beni macem macem ngasih hukuman ke elo, bilang ke gue ya. Biar gue botakin ampe akar akar tuh orang"
Laura tertawa kencang, kalau menyangkut guru itu. Pasti Laura lah yang sangat suka meledeknya habis habisan. "Anjir, sekalian aja abisin palanya," celetuk Laura.
"Masalah hukuman, lo santai aja. Si Beni mana berani ngehukum temennya singa betina," ujar Bagas.
Rachel terkekeh. "Udah ah gue cabut, tar ketauan si Beni panjang urusannya."
Setelah pamit pada dua temannya itu, Rachel berlalu dari kelas dan menuju toilet untuk mengganti celana jeansnya. Tidak mungkin Rachel menaiki motor ninja dengan rok yang ukurannya di atas lutut.
Itulah kebiasaan Rachel, dia tidak pernah membawa tas ke sekolah. Dia hanya punya buku satu dan itu ada di kolong meja. Masalah pulpen, dia bisa meminjam pada teman temannya.
Setelah mengganti roknya dengan celana, dan memakai jaket kesayangannya. Rachel buru buru ke tempat parkir untuk mencari motornya.
Namun mata Rachel membelalak saat tahu ban motornya kempes. "Gila, siapa ini yang ngempesin sih?! Nyari gara gara banget tuh orang!"
"Saya yang ngempesin!"
Rachel menoleh ke belakang, bersiap ingin memberi pelajaran pada siapapun yang berani mencari gara gara dengannya.
Rachel terperanjat saat tau bahwa di depannya ada bu Susi, guru matematika. Guru yang paling ia hindari.
Rachel takut sama bu Susi karena, bu Susi kalo marahin bukan menghukum. Tapi malah ceramah 3 hari 2 malam, makanya itu Rachel suka pergi kalau ada pelajarannya. Lagipula Rachel juga paling tidak suka dengan pelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD AND COLD
Teen FictionRachel Rocellina. Tipikal perempuan tomboy, bad girl, dan bar bar. Rachel sangat ahli dalam hal berantem, bahkan laki laki pun kalah kalau sudah adu jotos dengannya. Dan rachel mempunyai satu hal hobi yang sangat ia cintai yaitu balapan. Rachel tida...