Rachel Rocellina.
Tipikal perempuan tomboy, bad girl, dan bar bar. Rachel sangat ahli dalam hal berantem, bahkan laki laki pun kalah kalau sudah adu jotos dengannya.
Dan rachel mempunyai satu hal hobi yang sangat ia cintai yaitu balapan.
Rachel tida...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
¤¤¤¤
"Apa apaan?! Nggak ada! Hel, besok sekolah. Tar lo kesiangan lagi."
Rachel berdecak. "Ra, udah biasa kali...kalaupun nanti gue nggak di bolehin masuk, ya gue tinggal balik."
Laura mendengus. "Hel tapi__"
"Udahlah Ra, lagian Rachelnya aja mau." Bagas memotong ucapan Laura.
Memang diantara mereka, Laura yang paling rajin kalau masalah sekolah.
"Yon, nanti jemput gue ya," ujar Jessica.
Deon bergidik. "Males gue, tar abang lo lagi yang keluar. Cape gue di tanyain mulu."
Jessica berdecak. Memang abangnya itu suka mencampuri urusannya. "Masalah abang gue gampang, nanti biar gua bilang ke bunda kalo lo mau dateng. Jemput gue ya."
"Udah sih yon, kasian si jessica. Lagian bunda Alana baik ini," ujar Rachel.
Deon mendengus. "Iyaiya gue jemput." Jessica tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih pada Deon.
"Hel, tar malem gue jemput ya," ujar Bagas.
Rachel terkekeh. "Jemput? Yaelah gue kan punya motor sendiri. Harusnya tuh si Laura lo jemput."
Laura membuang pandangannya. Rachel tau kalau Laura suka pada Baas, Laura memang tidak pernah cerita padanya. Tapi Rachel tau sifat sahabatnya masing masing.
"Yaelah tibang Laura. Dia mah naek taksi juga bisa. Ya kan Ra?" Laura hanya tersenyum paksa membalas ucapan Bagas.
Rachel tak membalas ucapan Bagas. Ia tak enak dengan Laura. "Udahlah gue balik duluan ya. Tar lo chat gue aja dimana tempatnya."
Bagas mengangguk. Namun bagas mengernyitkan kening, merasa ada yang aneh dengan tangan Rachel.
Bagas mengambil tangan Rachel. "Tangan lo kenapa Hel?"
Rachel buru buru menarik tangannya kembali. "Nggak apa apa kok, cuma luka dikit aja."
Bagas berdecak. "Pasti gara gara mukul meja tadi ya. Lagian sih kalo emosi gitu banget."
"Namanya juga nggak ke kontrol," dumel Rachel.
"Gue bersihin dulu ayok." Bagas akan menarik tangan Rachel.
Namun Rachel melotot tak terima dan mengambil tangannya kembali. "Apaan sih lo?! Nggak usah! Di tiup juga sembuh ini mah."
Bagas mendengus. "Hel, itu kalo infeksi gimana?"
"Udah, gampang ini mah. Nanti juga balik langsung gue cuci terus pakein betadine Selesai. Dah ah gue balik."
Namun, baru saja Rachel ingin berlalu. Ia teringat bahwa ban motornya di kempesi oleh bu Susi.