11

491 19 9
                                    

Disepanjang jalan cewek cantik duduk di belakang jok motor Dika hanya terdiam larut dengan pikirannya sendiri. Sementara, Dika ia bingung untuk membuka topik obrolan seperti apa. Seolah Dika mendapat radar, bahwa bidadarinya itu sedang tidak ingin bicara padanya. Namun, bukan Dika namanya kalau tidak bisa membuat Nasya tersenyum untuk hari ini saja. Bukan mengajak Nasya ngobrol, Dika malah melajukan kecepatan motornya.

"Dika lo mau cari mati," teriak Nasya akhirnya membuka suara.

"Gak gue mau cari hati lo," balas Dika berteriak agar Nasya mendengar jelas ucapannya.

Mendengar itu Nasya hanya bisa geleng kepala. Sementara Dika dapat melihat dari kaca spion motornya terlihat senyum tertoreh dari bibir indah bidadarinya. Tak mengaku khilaf, Dika meraih sebelah tangan Nasya untuk memeluknya. Entahlah, pikiran Nasya sedang melalang buana sehingga ia hanya menuruti intruksi dari tubuh Dika. Seolah sedang menyalurkan kesedihan Nasya memeluk tubuh Dika penuh dengan kehangatan.

Sesampai mereka di parkiran, perlahan Nasya melonggarkan pelukannya, kemudian turun dari motor. Dika tidak tahan menahan tawanya.

"Lo ngapain ketawa?" ketus Nasya tak terima.

"Gue gak nyangka aja gitu gue bisa baper cepet sama lo," jawab Dika antusias.

"Dik."

"Ya, Sya."

"Dik," panggil Nasya lagi sembari menatap takjub ke depan.

"Ya, Sya."

"Dik."

"Ya, Sya apaan?" dercak Dika mulai geram.

"Lo ajak gue ke pantai sumpah gue seneeeeeeng banget," teriak Nasya heboh kemudian berlari menyambut ombak meninggalkan cowok ganteng yang bersamanya.

Dika hanya bisa berjalan menghampiri Nasya, menikmati senyumnya walau pertanyaan di kepalanya belum terjawab.



🌸🌸🌸




Salahkah bila hari ini Nasya melupakan Devan sejenak, menikmati ombak berlari-lari dengan seorang teman. Namun, hati lain tidak ingin dipanggil teman. Sampai waktu senja datang mereka nikmati bersama berdua ditemani hidangan seafood dan es kelapa muda yang menggugah selera.

Tak perduli dengan hidangan di depan, mata Nasya seolah tidak ingin berkedip melihat matahari tenggelam. Sedangkan cowok yang sekarang duduk bersamanya menyiapkan mental untuk mengungkapkan perasaannya.

"Sya,"

"Dik, senja indah ya. Tapi kenapa sekarang gue nikmatin sama lo?" tanya Nasya tiba-tiba tanpa menghiraukan panggilan Dika barusan.

"Sebab sesuatu yang indah akan dinikmati dengan orang yang tepat," jawab Dika asal yang penting berkesan romantis.

"Maksud lo?" tanya Nasya tidak mengerti.

Entah sejak kapan kotak persegi panjang berwarna ungu itu tergeletak diatas meja mereka. Dengan sigab, Dika membuka kotak yang ternyata kalung berliontin bentuk cinta berwarna putih. Tidak ada ekspresi terkejut dari wajah Nasya, malah ia heran untuk apa Dika memperlihatkan benda itu kepadanya.

"Lo mau nembak cewek, Dik?" tanya Nasya heran, "Lo kenapa baru bilang sekarang siapa ceweknya?"

Muka dirinya berubah menjadi terkejut, bukan wajah Nasya yang Dika harapkan saat mendapat hadiah yang sudah ia persiapkan untuk mengutarakan perasaannya.

"Lo, Sya. Lo cewek yang gue suka," ungkap Dika yang hanya dibalas cekikikan tawa dari Nasya.

"Hah, lo serius suka sama gue?" tanya Nasya tak percaya.

My Teacher is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang