Tugas Pasangan?! Aku dengan Jong in?! Oh, andwae!! Sirreo!!
"Aku keberatan, sunbaenim!" Jong in mengacungkan tangannya. Aku hanya menatapnya dengan terkejut.
"Wae?" Tanyanya dingin.
"Anhi! Aku takkan pernah bisa siap untuk bekerja sama dengannya." Jawab Jong in singkat.
"Sunbaenim, bisakah kau carikan penggantinya saja? Aku takkan bisa melakukan tugas ini dengannya. Dan ada sebuah alasan untuk itu!" Jelasnya lagi. Dan kali ini membuatku tercengang.
"Eun ra-ssi??"
" Ne, ia benar. *mengambil berkas di tangan Luhan sunbaenim* Biarkan aku mengerjakan tugas itu sendiri!" Jawabku yang tak mau kalah darinya. Kulihat Jong in menoleh ke arahku.
" *merebutnya dari tanganku* Anhi! Biar aku saja!" Ia merebutnya.
"Mwohae?!!! Ini tugasku!!!" Aku mengambil berkas itu kembali. Selama 1 menit lebih, aku dengannya berebut berkas tersebut. Bodohnya kami tetap enggan untuk bekerja sama. Padahal tugas itu sangat menumpuk.
" *menggebrak meja* Eo?! Waeyo?! Tak ada kesempatan untuk itu! Kalian boleh pergi! Lakukan tugas dengan baik!" Sentaknya kasar kali ini. Kami pun beranjak dari kursi lalu keluar.
Tak lama Hye reum sunbaenim datang. Ia rekan kerja dengan Luhan sunbaenim.
"Waeyo? Jangan terlalu kasar dengan mereka! Mereka takkan menyukaimu jika seperti itu!" Ujar Hye reum sunbaenim
"Ahh, kau kembali?"
"Ne, Luhan subaenim~" Ledeknya seraya tersenyum.
Eun ra POV
Aku segera mencari sebuah kemeja untuk Luhan sunbaenim, karena aku tak sengaja menumpahkan sebuah cairan ke bajunya. Setelah aku menemukan yang cocok, aku segera pulang.
Keesokan harinya aku pergi menuju ruangan Luhan sunbaenim untuk memberikannya.
"Sunbaenim~ maafkan aku sebelumnya karena ulahku kemarin. Dan ini.. Sebagai pengganti bajumu itu. Mungkin ini tak sebagus yang kau punya. Tapi kuharap kau bisa menerima ini! Geureom.. " Tanpa basa-basi aku langsung keluar.
Luhan POV
Ia memberiku ini?! Lucu sekali.. Dan aku menyukai ini! Ia benar-benar memiliki selera yang menarik!
Aku hanya terus tersenyum memperhatikan kemeja pemberiannya ini. Namun tak lama Hye reum masuk ke ruanganku.
"Oh.. Maafkan aku! Seharusnya aku mengetuk pintu sebelumnya." Ia tampak sedikit tertawa kecil melihatku.
" *melepas kemejanya* Anhi! Gwenchana.."
"Bukankah tadi itu Yoon Eun ra?" Tanyanya
"Ne."
"Ia.. Yang.. Memberikanmu itu? *menunjuk ke kemeja yg sedang kulipat* "
"Ne, karena ia menumpahkan cairan ke bajuku saat praktek kemarin."
"Ahh.. Begitu rupanya.."
"Bagaimana menurutmu?" Tanyaku padanya.
" *ia hanya mentertawaiku* Yaa! Luhan-ssi, sejak kapan kau menjadi seperti ini? Kau sangat lucu!" Ledeknya.
"Hye reum-ah, kau sudah makan siang?" Aku baru tersadar ini adalah jam istirahat.
"Not yet. Why?" Jawabnya singkat. Bahasa inggris nya sudah sangat fasih ternyata.
"Ayo kita makan siang bersama!!" Ajakku.
Jong in POV
Aku duduk di bangku yang ada di Koridor Kampus. Aku merenung atas ucapan-ucapan Eun ra yang cukup menyakitkan bagiku kemarin. Mengapa aku selalu berpikir bahwa takdirku dengannya belum selesai? Aku juga berpikir, akankah waktu memberikan kesempatan untukku memulainya dari awal lagi? Ya, sepertinya aku mulai menyukainya dengan sungguh.
Tak lama Hye reum sunbaenim tiba-tiba duduk di sampingku. Itu membuatku terbangun dari lamunanku.
"Jong in-ssi, waeyo?"
"Umm.. Sunbaenim, bolehkah aku bertanya sesuatu? Namun kupikir, ini menjauhi dari kampus." Ujarku
"Ne, geureomyeo. Mwohae?"
"Umm.. Menurutmu apakah maksudnya jika ada seseorang yang mempunyai hubungan di masa lalu, kemudian bertemu kembali sekarang ini?"
"Eoh?! Kurasa, itu karena ada yang belum terselesaikan. Mungkin saja, takdir mereka itu belum selesai begitu saja." Jawabnya singkat.
"Wae? Apakah itu kau? Kau bertemu seseorang?" Lanjutnya
"Ah.. Ne, itu aku." Jawabku tersipu malu dalam senyumku.
"Ahh~ Nugunyagu?" Ia menggodaku
"Sebenarnya itu aku dan Eun ra." Jawabku
"Whoaa!! Jinjja? Ini sangat jarang terjadi. Ini hebat!!"
"Ne, kupikir pun begitu."
"Yaa.. Mengapa kau tidak melanjutkannya saja? Mungkin akan ada sesuatu yang terjadi nanti?"
"Sejujurnya aku ingin melakukan itu. Tapi pasti itu sangat berat bagi Eun ra."
"Ya, itu pasti! Tapi berjuanglah!! *menepuk pundakku* "
"Ne, kamsahamnida."
Aku pun langsung pergi mencarinya. Kulihat ada Ji hye temannya.
"Ji hye-ssi!! Kau tahu dimana Eun ra?"
"Ia pergi ke ruang Luhan sunbaenim untuk memberikan hadiahnya itu!"
Aku terkejut mendengarnya. Hadiah?? Ia memberikan Luhan sunbaenim hadiah?? Untuk apa?? Eun ra-ssi, bisakah kau hentikan ini!! Kumohon...
Aku pun segera mencarinya. Mataku berkeliaran mencarinya ke setiap sudut kampus. Aku bermaksud untuk mengajaknya bekerja sama, lalu mengerjakan tugas itu bersama-sama. Akhirnya aku menemukannya di sebuah bangku taman.
"Eun ra-ssi, bisakah kita bicara sebentar?" Tanyaku padanya. Kali ini mataku menatapnya dengan sangat serius.
"Mwo?" Ia menyahutku dengan dingin dan tidak menatap mataku.
" *duduk disampingnya* Jangan lakukan itu lagi padanya!" Tiba-tiba aku berkata lain. Dan sangat jauh dari maksudku.
"Kau ini bicara apa?" Ia menyipitkan matanya dan menatapku.
"Kubilang, jangan lakukan itu lagi padanya!!" Nadaku semakin keras.
"Kau ini mau apa sebenarnya?! Dan kau ini bicara apa?! Kau aneh, Jong in-ssi!!" Ia bangkit dari bangkunya dan pergi meninggalkanku.
Ia tampak tak mengerti maksudku. Aku sendiri tak mengerti apa mauku dan apa maksudku. Mengapa aku mengatakan hal yang lain padanya? Ada apa denganku sebenarnya? Apa akuu..? Ahh.. tidakk! Aku tidak bisa seperti ini!!
Eun ra POV
Ia tampak aneh. Dan apa maksudnya berbicara seperti itu? Siapa yang ia maksud dalam ucapannya tadi?
Jong in-ahh, kau ini kenapa? Ada apa denganmu? Bisakah kau menjauh dariku agar aku bisa melupakan semua itu? Aku tak sanggup dalam kebigungan seperti ini. Dan kumohon jangan terlalu baik padaku!
Saat ini adalah waktunya pulang. Aku segera mencari Eun ra dari dalam mobil. Mataku berkeliaran. Saat aku menemukannya , aku langsung keluar. Dan menariknya secara paksa ke dalam mobil.
"Yaa!! Kim Jong in-ssi, apa yang kau lakukan?!! Biarkan aku turun!!" Teriaknya liar.
"Hanya sebuah penculikkan!"
"Mworago?! Yaa!! Micheoseo?!!"
Next? ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate Not Ending Here ! (EXO FanFiction)
FanfictionPrologue Mengapa sebuah takdir yang buruk tiba-tiba menimpaku? Menjadi suatu kenangan buruk yang mengganggu dan selalu terngiang ditelingaku. Dan mengapa sesuatu yang tak kuinginkan terjadi?