Eun ra POV
Prakkk~ !!
Ponselku tiba-tiba terlepas dari tanganku dan terjatuh di taxi. Saat aku mengambilnya, kulihat layarnya retak. Mengapa bisa?! Padahal aku hanya tak sengaja menjatuhkannya.
"Nona, kau sudah sampai!" Ujar ahjussi itu padaku.
"Ah.. Ne, ahjussi! Kamsahamnida!"
Aku keluar dari taxi tersebut.. Perlahan berjalan.. Kulihat Rumah Sakit sangat penuh, membuatku sulit berjalan. Dalam keadaan sesak seperti ini, aku lebih baik mencari Luhan sunbae sendiri.
Mataku berkeliaran mencari Luhan sunbae. Semua penghuni Rumah Sakit tampak sibuk. Mereka membawa pasien mereka dengan kasur dorongnya. Mereka semua berlarian karena keadaan pasien yang tak memungkinkan, mereka harus segera di tangani.
*Grasp*
Aku merasa ada yang menggenggam tanganku. Yang membuatku terkejut, itu membuat tanganku tertarik. Ia seorang pasien di kasur, yang harus cepat ditangani ke UGD. Aku pun terpaksa mengikutinya.
"Eun... ra-yaa..." Aku mendengar ada yang memanggil namaku dengan keadaan sangat lemah. Aku pun mencari sosoknya.
"Eun... ra-yaaa..." Ia terus memanggilku. Sontak aku pun melihat ke arah pasien ini.
" *membelalakkan mata* *mataku berkaca* Neo..." Aku terkejut melihat wajah pasien itu yang sudah berlumuran banyak darah.
"Eun... ra-ahhh... *pingsan* "
"Jong in-ahh!!! Andwae!!! Jong in-ahh!!!" Teriakku histeris.
Ya, namja yang berlumuran darah itu Jong in. Suster bilang dia mengalami kecelakaan mobil yang sangat parah.
Tunggu! Mengapa hal seperti ini terjadi lagi?! Mengapa disaat aku mencari Luhan sunbae, aku harus bertemu dengan Jong in dalam keadaan seperti ini?! Mengapa situasi seperti ini selalu membingungkanku?!
Aku terduduk di depan ruang UGD untuk menunggu Jong in selesai operasi. Setelah itu aku memutuskan untuk kembali mencari Luhan sunbae.
Berjam-jam sudah aku menunggunya selesai operasi. Akhirnya dokter pun keluar sambil membuka maskernya.
" *beranjak dari kursi* Dokter!! Bagaimana dengan keadaannya?" Tanyaku panik.
"Hmm.. Tenanglah! Operasi sudah berhasil! Aku tak bisa memastikan bagaimana keadaannya sekarang. Kita perlu melihatnya nanti! Malam ini akan jadi peristiwa penting.. Aku akan segera memindahkannya ke Ruang Rawat, lalu kau boleh menjenguknya! Geureom.." Jelas Dokter lalu berpamitan. Aku membalasnya dengan tundukkan kepalaku sebagai rasa hormat.
Setelah itu aku pun pergi mencari Luhan sunbae.
"Jyeogiyeo.. Apakah ada pasien bernama Xi Luhan?" Tanyaku
"Ah.. Pasien akibat kecelakaan pesawat pagi ini? Ne, ia di rawat di kamar no. 2004. "
"Uhh.. Kamsahamnida!"
Aku pun segera mencari ruangan itu. Menyusuri koridor Rumah Sakit. Akhirnya aku berhasil menemukan ruangannya. Aku masuk ke ruangannya. Degup jantungku tak henti-hentinya memacu. Kulihat seorang namja terduduk di kasurnya sambil melihat ke arah jendela.
"Sunbaenim.." Aku memanggilnya.
" *menolehku* Eun ra-yaa?? *tersenyum* "
"Sunbaenim, neo.. *mataku mulai berkaca* " Aku lihat kakinya.. Kurasa ia telah melakukan amputasi di kaki kanannya. Aku tak melihat bagian betisnya.
"Nan gwenchana, Eun ra-yaa! *tersenyum* "
"Sunbaenim, sebenarnya aku dan..."
" *memotong ucapanku, lalu memelukku erat di ranjangnya* Jong in?? Ne, nan arrayeo! " Angguknya
"Kau mengetahuinya?! Siapa yang memberitahunya??"
"Hye reum memberitahuku tepat sebelum aku memasukki pesawat. Ia bilang, Jong in selalu bercerita banyak tentang kalian. Dan, aku tahu semuanya. Aku yakin itu menjadi masa yang sangat sulit untukmu. Terlebih lagi, soal rekanmu itu adalah Jong in. Kuyakin, itu sangat mengejutkanmu." Jelasnya sambil memelukku dan mengelus rambutku.
"Ahh.. Ne, sunbaenim. Dan soal itu.."
" *ucapanku diputus olehnya lagi* Gwenchana! Kau tak usah menjawabnya. Kupikir takdirmu dengannya belum berakhir. Kau harus menerima takdirmu, takdir akan menuntunmu. Apapun itu! Jangan pikirkan aku ! Nan gwenchana.. *tersenyum* Jeongmal gwenchana!"
"Tapi bukan berarti aku menyatakan itu dengan bercanda.. Aku benar-benar mencintaimu, Eun ra-yaa.. Dan, karena aku sangat menyayangimu, aku ingin takdir selalu menuntunmu dan membuatmu bahagia.." Lanjutnya lagi seraya memelukku semakin erat lagi.
"Sunbae.. Maafkan aku.. *menangis dalam pelukannya* "
"Anhiya! Jangan panggil aku sunbae!! Sekarang aku akan menjadi oppa mu!!" Ujarnya.
"Gomawo, Luhan oppa!"
" *melepas pelukannya, lalu mengusap air mataku* Hmm.. Bagaimana bisa adikku menangisiku seperti ini ?? *mengacak rambutku halus* Jangan menyedihkan!"
" *tersenyum* Ne, oppa."
"Ahh.. Apa aku tak salah lihat tadi?" Ucapannya mengejutkanku.
"Eoh?! Waeyo?" Tanyaku penasaran.
"Saat aku sadar tadi, kulihat ada suster yang sedang mendataku. Lalu ia pergi keluar sebentar dan meninggalkan papan dadanya itu. Kulihat ada nama Kim Jong in di Rumah Sakit ini. Apa mungkin ia.. ?"
"Ohh.. Ne, ia baru saja selesai operasi di UGD. Dan ia sedang dipindahkan ke Ruang Rawat. Ia mengalami kecelakaan mobil tadi. Aku juga tak tahu bagaimana kronologisnya."
" *membelalakkan mata* Jinjja?! Bagaimana kau tahu itu?!"
"Saat aku mencarimu, tiba-tiba aku melihatnya."
"Ahh.. Begitu rupanya! Lalu bagaimana keadaannya sekarang?"
"Dokter belum bisa mengetahuinya. Malam ini adalah malam yang penting untuknya."
"Hmm.. Sabarlah.. Kuyakin Jong in kuat! Pasti ia akan sadarkan diri segera!" Ia menenangkanku.
"Umm.. Ne, oppa."
"Cepatlah pergi dan temani dia! Kuyakin ia lebih membutuhkanmu sekarang! Aku baik-baik saja disini !"
"Jeongmal? Ahh.. Geureom.."Aku berpamitan pergi.
Aku pun pergi ke Ruang Rawatnya. Aku melihat Jong in dengan oksigen dihidungnya dan infus ditangannya. Juga beberapa luka memar diwajahnya. Aku menggenggam tangannya dan menangis.
"Jong in-ahh.. Bisakah kau buka matamu dan sadar untukku? Bisakah kau lakukan itu?"
Next? Next part is ENDING PART!! ^^
Comment or Vote juseyyo ;) !
Ditunggu 5 vote nyaa! ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fate Not Ending Here ! (EXO FanFiction)
FanfictionPrologue Mengapa sebuah takdir yang buruk tiba-tiba menimpaku? Menjadi suatu kenangan buruk yang mengganggu dan selalu terngiang ditelingaku. Dan mengapa sesuatu yang tak kuinginkan terjadi?