Pagi pun tiba, burung-burung bernyanyi ditengah dalamnya hutan pohon cemara,
Peter membuka matanya perlahan, matanya sangat berat untuk dibuka saat itu,
namun ia berfikir itulah yang benar-benar dibutuhkannya dalam situasi seperti ini,
yang pertama ia lihat adalah parabotan memasak dari kayu dan sebuah kepala hewan yang tak diketahuinya (rusa) menempel di dinding sebuah rumah kayu,
'Dimana aku? apa yang sedang aku lakukan disini? kenapa aku disini? apa aku disurga?' itulah hal pertama yang ada di pikiran Peter pada saat itu,
Satu satunya hal yang ia rencanakan adalah melarikan diri dari tempat menyeramkan itu,
'Bagaimana bisa seseorang membunuh seekor hewan lalu memajang kepalanya di dinding rumahnya' fikirnya
ia mencoba melarikan diri namun yang ia rasakan adalah rasa sakit yang ia terima dari kaki kirinya yang sempat patah di hari sebelumnya,
Namun sekarang kakinya sudah dibalut dengan dua bilah kayu dan sebuah kain putih yang mengelilinya,
"apa ini?" ucapnya
"apa ia mencoba untuk memasakku?!" sahutnya lebih keras
"aku tahu ini, ini adalah hal yang biasa ayah lakukan saat sedang memasak daging panggang!!"
"ya benar, entah apa tujuannya namun ayah selalu mengikat daging itu dengan benang sebelum memanggangnya! sial!!"
Peter mencoba melarikan diri sebisanya, ia tak perduli dengan rasa sakitnya, ia tak datang ke bumi hanya untuk disantap oleh seorang kanibal fikirnya,
ia mencoba berdiri dengan satu kakinya, lalu melompat lompat kearah pintu keluar,
ia sangat merasa kesakitan saat itu, melompat-lompat dengan keadaan kaki yang patah tentu bukanlah ide yang bagus bukan?
namun ia tetap memaksakanya saat itu,
lalu setibanya ia didepan pintu keluar, ia mendengar sebuah suara yang lumayan keras dari arah belakang rumah yang ia tempati,
seperti seseorang yang sedang memotong sesuatu dengan barang yang tajam dengan sangat keras,
tentu kamu tau apa yang Peter akan lakukan,
ya benar ia lebih memilih untuk melihat orang itu ketimbang melarikan diri dari tempat itu,
Peter melompat lompat dengan berpegangan dengan dinding rumah saat itu,
dengan harapan ia akan menemukan jawaban tentang semua ini,
'Apa yang ia sedang lakukan, apa yang sedang ia kerjakan, kenapa aku ada disini, semua hal yang ingin aku ketahui ketahui akan terungkap sebentar lagi' fikirnya
Ia melihat seorang pria tua berjanggut putih sedang mengayunkan kapaknya tepat kearah potongan potongan kayu lalu membelahnya,
Peter benar benar penasaran dengan apa yang dilakukan pria tua itu, untuk apa ia memotong sebuah benda mati fikirnya,
yang terlintas di kepalanya adalah, pria tua itu adalah seorang psikopat yang sedang meluapkan emosinya kepada sebuah benda mati,
Peter semakin penasaran dengan pria tua itu dan mencoba untuk lebih dekat, ia sangat ingin melihat bagaimana seorang manusia bumi berkomunikasi,
apa mereka semua benar benar menggunakan mulutnya untuk berkomunikasi satu sama lain?
Atau hanya ayahnya saja yang menggunakan salah satu panca indra yang dimilikinya tersebut.
Ia mencoba lebih dekat namun tidak menyadari bahwa ujung dari dinding rumah tersebut akan segera berakhir, tempat dimana ia bertumpu untuk berdiri dikarenakan kakinya yang patah,
Peter terjatuh ke dedaunan kering yang ada di sekeliling rumah tersebut,
tentu itu membuat suara yang cukup keras untuk membuat seorang pria tua sadar untuk menengok kearah belakangnya,
Ia melihat seorang anak kecil malang dengan kaki yang terbalut dengan kain putih dengan bercak darah tergeletak di tanah sambil menatapnya.
"Apa kamu baik-baik saja nak?" Ucap si pria tua sambil mulai bergerak untuk membantu Peter berdiri
"Mmmmm... Tentu aku baik-baik saja, aku hanya tersandung" balas Peter
"Tersandung?? HAHAHAHA" Jawab pria tua itu sambil tertawa dengan suaranya yang dalam
"Kenapa kau tertawa pria tua aneh, apa ada yang lucu?!"
"Tidak, hanya saja, bagaimana bisa seseorang yang hanya bisa berdiri dengan satu kaki tersandung? Kau seharusnya lebih memperhatikan langkahmu disaat kau hanya bisa memanfaatkan salah satu kakimu nak"
'Peter hanya terdiam, ia merasa pria yang ada di depannya bukanlah seseorang yang akan memakanya untuk makan malam.
Bahkan wajahnya terlalu baik untuk memakan daging hewan, apa ia benar benar orang yang memenggal kepala hewan yang ada didalam itu?' fikirnyaPria tua itu akhirnya membantu Peter berdiri, ia memberi Peter sebuah tongkat berbentuk huruf Y untuk membantunya berjalan.
"Kau tahu kalau kau telah tidur selama 30 hari?"
"Apa saja yang kau rasakan selama masa tidurmu itu hah?" sahut si pria tua itu
"30 hari?" Jawab peter
"Ya kau tidur selama 30 hari, kau bahkan tidak ingat? Kau benar benar pemalas sejati kalau begitu"
Peter hanya terdiam dan mencoba mengingat apa yang telah terjadi setelah kejadian dimana ia pertama kali bertemu dengan pria tua itu, kenapa ia tiba-tiba ada di dalam rumah pria tua itu fikirnya,
Pria tua itu hanya terdiam memandangi wajah Peter yang sedang berfikir, lalu bergegas meninggalkannya untuk pergi kedalam rumah,
"Apa yang kau lakukan diluar sana! Hari sudah gelap, aku akan menyiapkanmu makan malam" sahutnya dari dalam rumah
Peter terdiam untuk beberapa menit
lalu tiba tiba
Peter mengeluarkan air mata, tubuhnya bergetar,
Lalu mulutnya menjawab ajakan pria tua tersebut dengan jawaban
"Aku segera kesana ayah"

KAMU SEDANG MEMBACA
Genius : The last one
Science FictionBagi beberapa orang mungkin menjadi Genius adalah sebuah hal yang mereka impi-impikan, Tapi menjadi satu-satunya orang yang Genius adalah sebuah kutukan. Setidaknya itu yang Peter rasakan untuk sekarang, Pernahkah kalian membayangkan penelitian yan...