#8 (First Kiss)

130 5 0
                                    

May sedang di kafeteria kantor bersama New dan beberapa rekan kerja lainnya, menikmati waktu istirahat di jam makan siang. Di sela-sela makan mereka mereka berbagi cerita tentang salah satu rekan kantor mereka yang tahun ini menikah juga baru-baru saja mengambil cuti melahirkan, akhirnya pembicaraan mereka berarah pada diskusi tentang usia untuk menikah.

"Aku pribadi berpikir akan melakukannya ketika 27 tahun, di usia 25 sekarang aku masih memperhitungkan target-target yang ingin ku capai dalam karirku" ujar May,

"lalu, kau berpikir seperti apa New?" Tanya Mike,

"Ehm.. aku tidak kepikiran di umur berapa aku harus menikah. Aku merasa siap-siap saja untuk melakukannya, tapi aku tentunya harus melihat bagaimana pemikiran pasanganku nanti" jawab New,

Kini orang-orang di meja menatap May dan New bergantian, "Ya tidak papa lah New, masih dua tahun lagi" celetuk Singto, semua orang dimeja setuju dan mengamini hal itu. New tersipu malu sementara May geleng-geleng kepala menebak kemana arah pemikiran teman-temannya, ia sudah lelah melakukan klarifikasi, jadi ia membiarkan teman-temannya berspekulasi dan menerima makna percakapan itu seperti yang ingin mereka terima.

Ponsel May yang diletakkan di meja bergetar, ada telepon dari Tay tiba-tiba masuk ke ponselnya. May segera mengangkat telepon itu dan menjauh dari meja teman-temannya, sementara New yang memperhatikan ada senyum sumringah diwajah May ketika menerima panggilan Tay, merasa bersedih mengingat kejadian kemarin-kemarin.

"Ada apa Tay?",

"May kau sudah makan siang?",

"Sudah",

"Yah, sedih.. aku ingin mengajakmu makan siang",

"Kau terlambat Tuan Tawan Vihokratana",

"Ingin aku datang ke kantormu untuk membawa dessert?",

May terkekeh, "ada apa ini? Tidak biasanya seperti ini?" tanyanya dengan nada mengejek,

"Kau ingat aku masih berhutang padamu? Kau terlalu lama memikirkannya, aku tidak sabaran, aku ingin segera membayarnya padamu",

May teringat Tay masih punya hutang untuk mengabulkan apapun permintaan May. "Membayarnya dengan dessert? Tidak Mau!",

"Makanya dipikirkan! Tidak enak tahu rasanya berhutang, sampai terbawa mimpi",

"Kau memimpikan ku?! Euh euh euh, akan ku pikirkan dulu matang-matang, kesempatan ini jarang muncul soalnya",

"Oh iya, May. Ingin menemaniku minum mala mini?",

"Tiba-tiba?! Ada masalah apa?",

"Tidak, aku hanya ingin minum saja",

"Oke nanti akan ku beri tahu..",

"Jangan beritahu New, aku hanya ingin minum denganmu",

DEG, May terkejut tapi senang setengah mati, "Oke, nanti kalau aku sudah selesai kerja ku kabari",

"Selamat bekerja!" ujar Tay dan mengakhiri panggilan mereka.

May kembali ke mejanya, tapi yang tersisa hanya New karena yang lain langsung pergi begitu mereka selesai makan.

"Kenapa ditelepon Tay?",

"Oh tidak apa-apa kok" bohong May yang kemudian melanjutkan makannya.

**

Sedang dalam waktu Blue Hour dan New masih setia menanti May di atap, tetapi yang muncul dalam penglihatannya di bawah sana gadis itu sudah berlari keluar kantor dan cepat-cepat menahan Taxi yang lewat. New terkesiap, ingin mengejar tetapi ia sadar bahwa jika sampai di lantai dasar pun ia tidak punya petunjuk kemana gadis itu akan pergi, jadi ia hanya mampu mengetikkan pesan dan dikirim via Line.

WISH MY BESTIE IS MY LOVER [TAY, NEW, YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang