May masih memandang tangkai mawar merah ditangannya, sesekali menoleh kearah Tay yang sedang serius menyetir.
"Aku tahu kau penasaran.." ujar Tay yang masih fokus menyetir, "Aku meminta bantuanmu untuk menjadi pacarku" kata Tay yang sama sekali tak mengalihkan pandangannya pada May,
"Menjadi pacar? Kau menembakku dengan cara begini? Tidak romantis sekali.. Kemana skill untuk membuat wanita luluh yang membuat banyak gadis bertekuk lutut padamu?!" omel May,
"Ih.. siapa bilang aku benar-benar menembakmu. Aku hanya butuh kau bantu aku untuk menjadi pacar pura-puraku, korban kali ini bersih kukuh untuk tidak melepaskanku sebelum aku bisa membuktikan padanya bahwa aku menemukan orang yang lebih mencintaiku dan lebih baik bagiku darinya, dan kau adalah orang yang tepat!",
"Tepat bagaimana?",
"Ya itu.. mencintaiku lebih darinya juga lebih baik darinya. Pertemanan kita bisa bertahan lama karena kau mencintaiku kan?",
May sangsi dengan pernyataan Tay, jadi selama ini Tay tahu bahwa May mencintainya?,
Kali ini Tay menoleh sesaat pada May, "Eui eui melamun apa? Maksudku ya kan kau mencintaiku sebagai sahabat dan kau tahu tentang aku lebih baik dari dia, kau sekarang jadi wanita karir sukses yang tentu seimbang dengan aku sebagai pengusaha sukses, dimata orang-orang juga pasti akan terlihat seperti itu.",
May masih terdiam dan berpikir, bahkan setelah mengetahui penilaian orang-orang seakurat itu mengapa Tay tidak mewujudkan itu, mereka akan menjadi pasangan yang sempurna. Fondasi hubungan yang kuat sebagai sahabat, tahun-tahun yang berlalu dengan cerita dan kebersamaan, berada di titik pencapaian memuaskan dari cita-cita masing-masing, kurang apa lagi?
"Pokoknya nanti kau tinggal duduk manis dan tersenyum, aku yang akan mengurus sisanya" ujar Tay, lalu mengecek respon May, melihat gadis itu mengangguk, Tay tersenyum puas. "Untuk bantuanmu ini tentu tidak gratis, setelahnya kau bisa minta apapun dariku. Aduh, manisnya May ku" kata Tay dan menggunakan tangan kirinya mengelus kepala May pelan saat tangan kanannya masih memegang stir.
**
May dan Tay duduk berdampingan menghadap seorang gadis yang memasang wajah masamnya.
"P' yakin bisa membohongi ku dengan ini?" Tanya gadis itu,
"Padlom, aku minta maaf, tapi aku tidak bisa melanjutkannya denganmu. Aku baru menyadari perasaanku yang sebenarnya, aku tidak ingin melepaskan wanita dihadapanmu ini",
"Tapi bagaimana dengan segala kebersamaan kita, P'?",
"Pada suatu titik kita pernah membagi cerita, tapi aku menyadari bahwa dia yang sudah sejak awal di hidupku ini, jauh sebelum aku bertemu denganmu, lebih penting dari apapun dan aku memilih dia",
Gadis bernama Padlom itu tertawa miris, "P' pandai sekali berbohong. Dia bukannya cuma gadis bayaran yang kau temui untuk bersandiwara di hadapanku?",
"Padlom, jangan berusaha membohongi dirimu sendiri. Kau tentu bisa melihat dengan jelas bahwa kami sudah bahagia bersama",
"Lalu bagaimana dia bisa lebih baik dariku?",
"Dia tahu aku lebih baik daripadamu, kebersamaan kami selama bertahun-tahun tidak bisa dibandingkan dengan kebersamaan kita yang singkat. Kami sama-sama sudah matang, dia bisa ku ajak menikah saat ini juga, kami sudah sama-sama penuh sebagai individu dengan pencapaian-pencapaian yang dicita-citakan dan kedewasaan mental. Jalanmu masih panjang Padlom, temukanlah seseorang yang bisa melalui proses itu bersamamu, aku sudah menemukan milikku",
"Tapi P', aku adalah orang yang benar-benar mencintai P'Tay" rajuk Padlom,
May kehilangan kesabaran, ia menegakkan duduknya dan kini tanganya bergerak meraih tangan Tay yang dari tadi menganggur diatas meja. "Nong, aku telah bersabar dari tadi tapi kau tak kunjung menyadari posisimu. Bagaimana kau bisa menilai bahwa kau orang yang benar-benar mencintai Tay? Seberapa banyak yang kau tahu tentang Tay? Kalau kau bahkan masih bisa berpikir aku hanya wanita sewaan, aku meragukan kedekatanmu dan Tay. Aku dan dia bahkan sudah saling mengenal sejak kecil, jika hal sesepele ini tidak dia ceritakan padamu berarti ikatan emosional kalian tidak sebegitu dalam hingga ia memiliki rasa untuk perlu membagi hal-hal seperti ini. Lalu apa saja yang kalian bicarakan selama ini? Cuma mendengar bualan darinya? Hah, baiklah, mungkin dia menujukkan ketertarikan padamu tapi rasanya tidak sebegitu serius sampai ia berpikir untuk membagi hal-hal tentang kehidupannya denganmu" Ujar May dengan sakarstik,
"P'Tay aku akan berusaha lebih untuk menjadi seperti yang P' harapkan, beri aku kesempatan" ujar Padlom memelas,
"Nong, apa kau mengerti bahwa perasaan seseorang tidak bisa dipaksakan? Sesakit apapun perasaanmu saat ini kau harus mundur. Bukan karena kau kehilangan asa karena tidak berhasil memperjuangkan orang yang kau cintai tapi karena itu bentuk kau menghargai dirimu sendiri, kau mencintai dirimu sendiri. Pikirkanlah begini, kau tidak kehilangan orang yang kau cintai tapi orang yang kau cintai itu kehilangan orang yang mencintainya, setelah ini kau boleh menangis semaumu dan memaki Tay, tapi kau tetap harus melanjutkan hidupmu, bertemu dengan orang yang lebih baik dari Tay bagimu. Bahagia Tay sekarang aku, kau harus bisa menerima itu" kata May yang masih memegang tangan Tay. May merasakan bahwa kini tangan Tay juga menggenggamnya erat setelah sebelumnya ia hanya merasakan kekuatan tangannya yang menggenggam tangan Tay,
Padlom terdiam mendengar ucapan May, kini ia mengerti bahwa May jelas berada di level yang berbeda dengannya soal kematangan diri. "Semoga P' tidak akan disia-siakan P'Tay. Terimakasih tidak memakiku tetapi memberiku pelajaran berharga" kata Padlom sebagai salam perpisahan dan kemudian meninggalkan May dan Tay.
May dan Tay saling bertukar pandang dalam hening setelah kepergian Padlom, lalu terkekeh kecil bersama menertawakan keadaan saat ini. Untuk pandangan yang sekali lagi bertemu, mereka melihat ke arah tangan yang masih saling menggenggam, atmosfir kecanggungan meliputi keduanya sampai May perlahan-lahan menarik tangannya.
"Gop chai na, May" ujar Tay,
"hm.." suara May sambil mengangguk,
"Kau tadi benar-benar terlihat keren, aku sampai tidak percaya bahwa kau adalah May yang aku kenal!",
"Tapi Tay, jangan seperti lagi. Aku tidak masalah untuk dijadikan pacar bohongan seperti ini, tapi kasihan gadis tadi. Berhentilah bermain-main dengan perasaan orang lain, pahami kemauan hatimu sendiri" kata May dan menatap Tay lekat-lekat,
"Hari ini kau telah menyadarkanku. Aku tidak akan mengulangi hal ini. Janji kelingking?" ujar Tay yang mengulurkan jari kelingkingnya.
Kelingking May dan Tay bertaut, sekali lagi bertukar pandang dan senyum.
"Mau menginap di rumahku kali ini May? Mae merindukanmu",
"Besok ada presentasi penting, aku harus berangkat pagi..." belum selesai May berbicara ucapannya terpotong,
"Aku bisa bangun pagi dan mengantarmu" pungkas Tay,
"Aku bilang aku punya presentasi penting, Tay. Kalau tidur di rumahmu nanti baju ganti untuk besok bagaimana? Tidak mungkinkan aku memakai baju yang sama dengan hari ini",
"Hei, bagaimana kalau kau biarkan orang-orang berspekulasi dimana financial manager ini menghabiskan malamnya sampai tidak sempat ganti baju" ujar Tay memberikan tatapan nakalnya pada May,
"Heh heh heh! Merusak reputasiku saja!!" seru May yang kini memukul lengan Tay berkali-kali,
"Ampun May!!" seru Tay yang bercoba melindungi diri dari serangan May, dan kali ini dia berhasil menahan kedua tangan gadis itu lagi, "Jangan memukulku seperti ini lagi May. Aku mungkin akan menciummu karena gemas padamu" ujar Tay dan melepaskan tangan May lalu mengalihkan pandangannya dari gadis itu,
"Tay, kau baru berjanji tidak main-main lagi. Untung ini aku yang mendengarkan, kalau gadis lain pasti sudah salah paham" ujar May yang kini meninju pelan lengan Tay,
"Aku sedang berusaha tidak main-main sekarang, May. Dengan hatiku ataupun hatimu", kali ini Tay yang menatap May lekat-lekat.
to be continued..
jangan lupa vote dan komentarnyaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH MY BESTIE IS MY LOVER [TAY, NEW, YOU]
Fanfic[TAY TAWAN, NEW THITIPOOM, OC] Orang-orang bilang tidak ada pertemanan diantara laki-laki dan perempuan, bila tidak ada intensi yang berarah lebih dari sekedar teman FRIENDSHIP❌ FRIENDSHIT✔️ Gimana rasanya punya dua HOT BF? Oops bukan boyfriend tapi...