#14 (You've Come Like a Destiny)

68 5 0
                                    

"I wish I was kissing you instead of missing you".


.

.

.


Rutinitas Tay tidak jauh berbeda dari sebelumnya, ia masih sibuk mengurus bisnis kulinernya. Sore ini ia memilih untuk singgah di kedai bubble tea miliknya, tidak lagi untuk menjadi penjaga meja order, tetapi ia memilih untuk sekedar menjadi observer. Tay sedang duduk disalah satu meja sambil menatap kearah jalanan yang padat dengan kendaraan karena sudah jam pulang kantor. Ia termenung sendiri menyadari bahwa hari-harinya tidak seriang dulu. Setidaknya dulu melihat wajah May dan New, berbicara dengan mereka saja sudah dapat membuatnya senang, tapi tidak ada lagi hal-hal seperti itu untuknya saat ini.

Tay menyalakan ponselnya, wallpapernya menunjukkan foto mereka bertiga, dengan cemas hati ia membuka list kontaknya untuk menemukan nama May disana dan menekan tombol telepon. Tapi sayangnya tanpa bunyi dering telepon, operator menyatakan nomor itu tidak dapat dihubungi, ia masih diblokir oleh May. Rasa-rasanya moodnya down lagi. Memang belakangan ini keresahan hati yang ditahannya sudah mencapai batasannya, ia masih belum bisa merasa baik-baik saja dengan semua ini.

*

Tay pulang ke rumah dan mendapati ibunya sedang di ruang TV dan membaca majalah.

"Mae" panggilnya,

"Tay? Sudah pulang? tumben",

"P'Muk dan Tan?",

"Mereka belum pulang?",

Begitu mendengar hal itu Tay langsung berjalan ibunya dan mengambil posisi duduk disampingnya. Tay memeluk ibunya dari samping sambil menyandarkan dagunya di bahu ibunya.

"Eui Tay! May apa kabar? apa dia sesibuk itu sampai tidak datang untuk menginap lagi?",

Tay menarik diri, moodnya sekali lagi down karena ibunya menghadirkan May dalam pikirannya. "Hm.. dia sibuk sekali" balas Tay singkat,

"Sayang sekali, Mae sudah merindukannya",

"Mae, aku ingin mendengar pendapat mae",

"Apa?",

"Kalau kau mencintai dua orang, mana yang akan kau pilih? Orang yang pertama kau cintai atau orang yang kedua kau cintai? Mereka bilang jika dihadapkan pada posisi itu kau harus memilih yang kedua, karena jika kau sudah benar-benar mencintai yang pertama tentu tidak akan ada yang kedua. Kau harus melepaskan orang pertama karena kau tidak benar-benar mencintainya",

Ibu Tay terdiam cukup lama, lalu tersenyum, "Mae akan pilih yang pertama",

"Lah? Kenapa begitu?",

"Kau tahu Tay, seperti kata mu yang bilang kalau sampai ada yang kedua berarti kau tidak benar-benar mencintai yang pertama? Menurut Mae, orang-orang yang berujar seperti itu jelas belum sepenuhnya paham dengan komitmen. Hm.. bagaimana ya menjabarkannya.. Pada tempat pertama kau mencintai orang itu, kau merasakan bahagia bersamanya, tapi apakah perasaan seperti itu dapat bertahan lama? Hidup bukan hanya sekedar untuk bahagia terus tapi bagaimana kalian melalui rintangan yang ada. Jika akhirnya kau menemukan orang baru yang kau rasa lebih menarik dari yang pertama lalu kemudian mencintainya, kau perlu berpikir lagi, kau harus mulai dari nol lagi bersama orang baru, kalian akan menghadapi tantangan-tantangan, tidak ada jaminan bahwa ia lebih baik dan mampu bertahan untuk melalui itu seperti orang pertama yang sudah bertahan lama bersamamu. Perkara berpaling itu mudah, kau tentu akan menemukan orang-orang yang lebih menarik dengan cara mereka sendiri yang tidak kau temukan pada orang pertama, itu karena kau tidak mensyukuri hal yang sudah ada sejak awal, kau terus mencari yang lebih, tapi sampai kapan akan seperti itu? apa setelah yang kedua apa akan ada yang ketiga dan seterusnya?",

WISH MY BESTIE IS MY LOVER [TAY, NEW, YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang