#7 ( In Tay's House)

81 6 0
                                    

"Best friend to lovers gives me so much serotonin its unreal. The jealousy they don't understand. The mutual pinning but not wanting to ruin the friendship. The way "they don't feel the same way". The rest of the world waiting just for them to get together" cr: Twitter, @SKATERBOYPERCE

.

.

.

.

.

May perlahan-lahan membuka matanya begitu merasa terpaan sinar mentari yang hangat di wajahnya,hal yang ia lihat pertama kali adalah plafon kamar Tay. Setelah menguap lebar-lebar ia menoleh ke arah kiri dan mendapati Tay yang masih tertidur dalam posisi telanjang dada, May ingin berteriak memikirkan ia sudah melakukan kesalahan karena mabuk tapi ia menahan suaranya dengan menutup mulut kedua tangannya. Begitu mendengar suara pintu kamar yang terbuka May terperanjat dan menarik selimut menutupi dirinya sampai ke leher, ada New yang berdiri di ambang pintu.

"NEW?!" seru May terkaget melihat New,

"Kau sudah bangun?" Tanya New santai sembari mengusap-ngusap rambutnya yang basah dengan handuk,

Otak May semakin kacau memikirkan ia berbuat kesalahan dengan dua orang sahabatnya, "Khilaf aku, mana tidak bisa mengingat apa-apa lagi" bisiknya pelan dan menyembunyikan wajahnya dengan selimut,

"Eui eui eui, itu anak nomor dua sama calon istri belum bangun juga?! Astaga, ini kalau nikah fix tidak akan berangkat ke kantor tepat waktu, tadi malam berapa ronde?" celetuk Muk, kakak perempuan Tay yang ikut nimbrung di ambang pintu,

May malu sekali mendengarkan godaan Muk, "P'Muk.." ujarnya pelan setengah merengek, tidak ingin digoda seperti itu lagi,

New bergerak ke arah ranjang dan hendak menarik selimut dari May dan New, "Kalau nyaman terus dengan selimutnya kapan akan bangun" ujarnya, tapi May menahan mati-matian selimut itu, sayangnya kekuatan New lebih besar dari May sehingga ia berhasil menarik selimut itu,

May menutup mata, tapi ia kemudian menyadari bahwa ia masih merasakan helai pakaian di kulitnya. May membuka mata dan melihat New dan P'Muk tidak bereaksi aneh, ia pun melihat dirinya sendiri yang masih menggunakan pakaian seperti hari kemarin. May menghela nafas lega, kemudian melirik kearah Tay yang perlahan berupaya bangun sedang mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ayo-ayo turun ke bawah, Mae sedang menyiapkan sarapan untuk kita" ujar Muk yang mengajak, May, New dan Tay turun.

May buru-buru lari ke arah pintu mengejar langkah Muk, sementara Tay masih terpaku menatap New, ingatannya tentang kejadian semalam berputar di kepalanya lagi. Tay menghela nafas gusar dan kemudian memakai baju kaosnya, New yang kebingungan dengan tatapan Tay mengernyitkan dahinya, "Kenapa begitu melihatku?" Tanya New, Tay tidak menjawab apa-apa dan hanya berjalan keluar kamar. "Hei, apa semalam aku berbuat kesalahan?" Tanya New yang menahan pergelangan tangan Tay, Tay melirik kearah tangannya yang di tahan New lalu mengayunkan tangannya pelan untuk melepaskan genggaman New, "Tidak ada" jawab Tay dan terus berjalan. "Padahal yang harusnya bersikap seperti itu adalah aku, dasar Tay!" batin New.

**

"Sawatdee-kha, Mae" sapa May yang berdiri disamping ibu Tay,

"Au May! Sudah bangun! Sudah lama sekali tidak melihatmu menginap disini!" seru ibu Tay yang kemudian sejenak menghentikan kegiatan memasaknya dan memeluk May erat,

"Aku merindukan, Mae!" bisik May, dan ibu Tay tersenyum sambil menepuk-nepuk punggung May, lalu tersadar untuk membalik omelette di wajan. "Kau coba incipi sup jagungnya, lalu setelah itu bawa ke meja makan" ujar ibu Tay,

WISH MY BESTIE IS MY LOVER [TAY, NEW, YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang