#9 (The Confession)

104 6 0
                                    

#note: di dengerin dulu lagu diatas ya biar makin syahdu membaca part ini.

New sedang dalam kekalutannya memikirkan May ketika telepon dari gadis itu masuk ke ponselnya, dengan gerakan cepat New menekan layar ponselnya untuk menerima panggilan itu. May minta bantuan agar New menjemputnya karena ia tidak sanggup membopoh Tay untuk pulang, meski miris mengetahui bahwa May yang tadi berlari dari kantor tadi adalah untuk menemui Tay, New menyanggupi permintaan May untuk menjemputnya.

Ketika sampai di Bar, keadaan penuh sesak karena sudah makin larut malam, sementara New mencoba mencari-cari May dan Tay sampai ia menemukan keduanya sedang duduk di jejeran kursi yang terhubung langsung dengan meja bartender. May sedang memeluk Tay, menahan tubuh Tay yang terkulai lemas hilang kesadaran.

"Tay kenapa?" Tanya New sembari mengangkat tubuh Tay dari May, menarik lengan tangan kiri Tay untuk diletakkan di belakang leher New agar lebih mudah membopohnya,

"Aku juga tidak tahu, dia sepertinya sedang patah hati" jawab May,

"Jadi sekarang dimana mobilnya?",

"Aku tadi melihat mobil Tay ada di parkiran depan" jawab May yang kini mengecek setiap kantong yang ada di kemeja dan celana jeans Tay untuk mengambil kunci mobilnya.

Tay sudah dibiarkan dalam posisi tertidur di kursi belakang sementara May dan New duduk di kursi depan. New yang menyetir, ia baru akan memasang sabuk pengamannya ketika melihat May sedang memijat pelan bahu kanannya yang terasa pegal karena sedari tadi menjadi tempat bersadar Tay. New menyentuh bahu May dan memijat pelan, membuat May terkejut. "Sakit?" Tanya New dan May hanya menggeleng lalu menyuruh New agar cepat mengantar mereka ke rumah Tay.

May dan New sama-sama membopoh Tay untuk masuk ke dalam rumah, sampai tiba-tiba Tay meracau lagi "AKU CINTA KALIAN!" serunya dan yang mengeratkan rangkulannya pada dua bahu temannya, ia kehilangan kekuatan untuk berjalan kemudian langkahnya menjadi terseret. May dan New yang sama-sama merasakan berat Tay menjadi bertambah karena tumpuan kekuatan lengannya yang mendorong May dan New sama-sama merendah dibawah dada Tay, menyadari bahwa jarak wajah mereka menjadi terlalu dekat May dan New bertukar pandang dengan canggung.

Tan keluar rumah dan membuka pagar untuk May dan New yang tengah membopoh Tay. "Tumben sekali, biasanya yang mabuk adalah P'May dan P'New" ujarnya,

May dan New tidak menjawab apa-apa, hanya terdiam sambil berusaha untuk membawa Tay masuk. Keduanya terdiam karena faktanya mereka tidak ikut minum bersama Tay. Setelah merebahkan Tay di kasurnya, May langsung mencopot sepatu dan kaos kaki Tay dan diletakkannya di samping tempat tidur Tay.

"Mae dan P'Muk dimana, Tan?" Tanya May,

"Sudah tidur duluan",

"Besok pagi tolong mintakan Mae memasak sup ayam untuk Tay ya? Tay selalu bilang bahwa itu adalah obat pengar terbaik untuknya. Aku dan New tidak bisa menginap karena besok masih harus ke kantor, kami pamit dulu",

"Loh, P' mau pulang naik apa?",

"Hm.. mungkin Taxi?" jawab May yang kemudian melirik New,

"Bawa mobil P'Tay saja daripada kesulitan naik Taxi, apa lagi sudah malam begini kan? Aku yakin kalau P'Tay sadar ia pasti akan memberikan saran seperti ini juga",

"Oke" jawab New sambil menunjukkan kunci mobil Tay yang masih dipegangnya.

**

Perjalanan mengantar pulang May terasa hening, baik May ataupun New belum ada yang berani membuka suara, bingung ingin menceritakan atau tidak, bingung ingin bertanya atau tidak. New mencuri-curi pandang kearah May yang terlihat menatap kosong pada jalanan.

WISH MY BESTIE IS MY LOVER [TAY, NEW, YOU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang