14. Teman atau Musuh

141 5 1
                                    

Acara berebut toples makanan itu pun akhirnya di menangkan oleh Sandra. Gadis manis itu kemudian membawa toples makanannya ke arah taman di belakang rumah.

"Lho Sandra mau kemana kamu?" tanya ibunya saat mengetahui gadis itu berjalan melewati dapur.

"Mau ke taman, kenapa mah?"

"Ngapain bawa-bawa toples makanan segala?"

"Oh ...ini biar gak di ambil sama Arga makannya Sandra bawa ke taman aja sekalian,"

Sang ibu yang mendengar penuturan anaknya pun cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anehnya.Tak berselang lama Arga pun menyusul ke taman belakang, kali ini ibunyalah yang ikutan berkomentar seperti bu Sandra tadi.

"Ga, mau kemana kamu?" tanya ibu Arga.

"Ke taman belakang ma,"

Mendengar kata-kata yang sama ayah Sandra yang dari tadi diam ikut berbicara.

"Mau nyusul Sandra ya Ga?" tanya ayah Sandra, namun sebelum Arga menjawab pertanyaan tersebut, ayah gadis itu malah mendahului menjawab pertanyaannya sendiri.

"Yaudah sana, gak apa-apa biar kalian tu makin akrab terus makin lengket ya gak?" ujar Ayah Sandra sambil menyenggol lengan Ayah Arga yang duduk bersebelahan dengannya.

"Iya bener, biar makin cepet kita nikahinnya kalo udah akrab kan bisa makin lengket nanti kaya lem" ujar Ayah Agra sambil tertawa, yang di goda pun hanya menampilkan senyum simpul sambil menggaruk tengkuk, lalu setelah itu melanjutkan langkahnya ke arah taman.

Tak disangka-sangka ternyata gadis yang sudah berada di taman belakang itu mendengar percakapan orang-orang tadi. Keget, itulah yang di rasakan Sandra. Gadis itu melamun di ambang pintu menuju dapur dari arah taman saat ia hendak mengambil minum, namun dia malah mendengar pecakapan para orang tua yang sangat membuat dia syok.

"Jadi bener gua mau di jodohin sama si tengil itu?" gumam Sandra dengan ekspresi yang masih syok juga bingung.
Gadis itu bahkan tidak sadar kalau si tengil yang dia maksud sedang berjalan menuju taman. Arga kaget melihat Sandra yang mematung di ambang pintu seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Kenapa Sandra disitu ya? Apa jangan- jangan ..., ah daripada aku berspekulasi yang tidak-tidak lebih baik bertanya padanya saja," ujar Arga yang memutuskan untuk menanyai Sandra apakah gadis itu mendengar semua percakapan tadi atau tidak.

"Eh bocah, ngapain ngalamun di depan pintu?" ujar Arga yang sontak membuyarkan lamunan Sandra.

"Hah!? Apa siapa yang bocah?" tanya Sandra dengan masih menampilkan ekspresi terkejutnya, dan dengan santainya Arga hanya menunjuk dirinya yaitu Sandra.

"Gua?" tanya Sandra singkat dan di jawab anggukan oleh Arga.

Arga pun bergegas berjalan kearah gadis yang masih loading  mencerna maksud Arga. Laki-laki itu kemudian menyeret Sandra ke arah taman belakang sebelum gadis itu membuat keributan dengannya.

"Loe apa-apan sih, kan gua mau ambil minum ngapain di tarik ke sini lagi?"

"Sebelum lu kesana, gua mau tanya 1 hal sala loe," ujar Arga

"Pertanyaan apa? Oh biar gua tebak loe mau tanya apa gua denger percakapan kalian tadi apa enggak kan, iya kan loe mau tanya itu?" cerocos Sandra pada Arga.

"Kalau iya memangnya kenapa?" Jawab Arga dengan santai sambil duduk di ayunan.

Lalu gadis itu mengambil langkah seribu menuju ayunan dan ikut duduk di sebelah Arga.

"Iya gua denger" jawab Sandra santai.

"Terus menurut loe gimana? Soal ...," ujar Arga menggantung

fake loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang