3. AlanAland(Sakit Alana)

22 7 0
                                    

APA KABAR GUYSSS
I AM COME BACK
Kangen nggk ama author?
'Nggk, kangen AlanAland iya' readers
Ya deh ya
~○~

"Dan dimana hormat papah saat papa nikah tanpa sepengetahuan
mamah? Dan satu lagi pah, Alana nggk anggep mereka keluarga mereka hanya parasit dikeluarga Alana" ucap Alana yang sudah mengeluarkan air mata yang sudah ia tahan. Alana berlari menuju lantai dua dan masuk kekamarnya. Alana membanting pintuny keras dan terdengar diseluruh penjuru kediaman Dominc.
~○~

"Puas papah, Ana itu udah cukup terluka dengan keadaan mamah pah, dan papah tambah memper dalam luka itu dengan papah nikah dengan parasit itu".

"CUKUP ALREY" kata Albero, tangannya yang sudah melayang diudara seperti hendak menampar Rey.

"Papah mau nampar Rey? Tampar pah tampar" ucap Rey. Setelah menatap Albero penuh benci Rey memutuskan pergi dari ruangan itu.

Rey yang tinggal dirumah ini tidak pernah bicara dengan papanya, hanya hidup seperti orang asing dengan papany. Dan papany yang jarang dirumah, membuat dia biasa hidup mandiri.

Dan Alana tinggal dengan Omanya yang ada di LA. Setelah kejadian beberapa tahun yang lalu, membuat mental Alana terganggu dan memiliki phobia ketika melihat kecelakaan.

~○~

Rey berjalan menuju kamar Alana dan mengetukny. Tak ada jawaban dari dalam Rey memutuskan masuk kekamar Alana. Pemandanga pertama yang dilihat Rey adalah kamar Alana yang berantakan seperti kapal pecah.

Deg.

Seketika tubuh Rey menegang melihat keadaan adiknya yang tak perdaya bersandar pada dinding kasur dengan darah yang mengalir dipergelangan tangannya.

"ANA!"

Rey langsung berlari dan berlutut menghadap adikny. Rey mencek denyut nadi Alana.

'Lemah' batin Rey panik.
Mendengar keributan dari kamar Alana semua orang berlari menuju kamar Alana. Tentu tanpa Albero, karna dia sudah kerumah istri mudanya.

Nazella yang langsung tau apa yang akan dilakukan segera menelfon ambulance. 'Bertahan Na' batin Nazella.

"Dek buka mata kamu dek! Kenapa kamu lakuin ini dek? Buka mata kamu dek, jangan siksa abang kayak gini dek. Kalian pasti tau kan penyebab semua ini?. Tanya Rey tegas pada sahabat sahabat Alana.

" Rey mending lo tenang dulu" ucap Selly menenangkan.

"GIMANA GUE BISA TENANG KALO ALANA LUKAIN DIRI DIA SENDIRI" ucap Rey frustasi.

"GUE TAU LO PANIK, KITA SEMUA DISINI JUGA PANIK. JANGAN BUAT SUASANA TAMBAH RUMIT DENGAN LO MARAH MARAH GINI REY!" ucap Nazella mulai emosi.

Setelah ambulance datang sahabat Alana mengikuti ambulance itu dengan mobil.
Rey ikut Alana dalam ambulance dan terus menggenggam tangan adikny itu.

Semua orang menunggu kabar Alana yang sedang di tangani dokter. Kemudian datang lah seorang laki laki paruh baya menghampiri mereka dan menampar wajah Rey penuh emosi.

"Kenapa kamu biarkan adikmu menyakiti dirinya sendiri, emang kamu nggk becus jadi abang" bentak Albero pada putra sulungnya.

"Hueh, papah bilang Rey nggk becus jadi abang ketika papah nggk becus jadi seorang ayah" ucap Rey meremehkan. Albero ingin bicara lagi tapi telfon masuk menghalanginy. Setelah menerima telfon Albero menatap Rey sekilas kemudian pergi meningglkan tempat itu.

"Gue nunggu penjelasan kalian" ucap Rey menatap satu persatu teman Alana. Mereka hanya saling mentap satu sama lain. Akhirnya Nazella mengembuskan nafasnya dan mulai bercerita.
~○~

Melihat dokter yang memeriksa Alana keluar, Rey langsung menghampiri dokter yang bernama dokter Elin.

"Gimana keadaan adik saya dok" tanya Rey khawatir. Dokter menghembuskan nafas gusar dan menjawab pertanyaan Rey.

"Keadaan mental Nona Alana kembali memburuk, tekanan yang datang padanya membuat Nona Alana stres dan melukai dirinya sendiri. Oh dan ya, saya adalah dokter sambung Nona Alana dari LA. Dan saya yang akan merawatnya selama dia disini. Kalau begitu saya pamit dulu" ucap dr. Elin.

Perlu kalian tau, RS Mutiara tempat Alana dirawat adalah RS miliknya. Yang satu ini Rey tau, karna RS ini pemberian dari Oma mereka. Sedangkan Rey mendapat perusahaan Asia pemberian Opa mereka.

Rey masuk kedalam ruangan tempat Alana dirawat. Rey berjalan menuju brankar yang ditempati seorang gadis yang ia sayang tak berdaya dengan mata tertutup. Rey duduk disebelah brankar dan menatap adiknya. Rey jadi teringat perkataan Nazella dan teman temannya.

Flashback on
"Gue nunggu penjelasan kalian" ucap Rey menatap satu persatu teman Alana. Mereka hanya saling mentap satu sama lain. Akhirnya Nazella mengembuskan nafasnya dan mulai bercerita.

"Alana nggak bisa dibebani dengan masalah Rey. Ketika dapat masalah dia bisa nyakitin diri dia sendiri bahkan nggak segan segan akhirin hidupnya" ucap Nazella

"Dan dia pernah hampir bunuh diri di LA ketika dengar kabar bahwa lo kecelakaan dan om Albero nyalahin dia karana lo kecelakaan buat nurut Alana" ucap Reva.

"Beban hidup dia udah cukup berat Rey, kita harus selalu ngawasin dia. Dan kita harus jauhin dia dari masalah masalah yang berat" ucap Razella.

'Tumben lo bener' Author
'Ada waktunya becanda dan ada waktu serius kan lo yang buat cerita Author' Razella.
'Oh iya' Author

"Nggak mungkin, ARGHHH" ucap Rey frustasi.

Flashback off

"Abang? "Ucap Alana yang mulai sadar. Rey langsung sadar dari lamunannya dan melihat adiknya.

"Ya dek, abang disini" ucap Rey. Alana menatap mata abangnya, mata Alana mulai berkaca kaca.

"Alana kangen mamah bang, Alana pengen ketemu mamah bang" ucap Alana mulai menangis. Rey mendekap Alana dan membawa Alana kedalam pelukannya.

"Iya dek besok ya" ucap Rey agar Alana berhenti menangis. Alana hanya mengangguk.
~○~

TBC
Hayyy lagi GUYS
Jangan lupa VOTE AND COMMENT NYA YAA.


Kok belum tekan ★
Ayolaah guys kalian kan baik.
Kalo udah THANK YOU GUYS.

AlanAlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang