***
Ellena yang melihat yuki berlari keluar langsung mengejar nya, ada apa dengan menantu kecil nya itu ?
Ellena berhasil mengejar yuki, dan menarik pelan pergelangan tangan nya. Di lihat nya yuki yang kini tengah menangis tersedu, membuat ellena tidak tega melihat nya.
" why dear ?" tanyanya begitu sangat lembut, sambil berjongkok menyamakan tingi nya dengan yuki.
" nama ku yukiera william, bukan yukiera sebastian. Aku tidak ingin mengganti marga ku " ujar nya dengan air mata yang begitu deras keluar dari pupil mata nya.
Ellena terdiam, seperti nya putra nya itu yang mengatakan nya.
" yaa.. Tentu saja, nama mu memang yukiera willian, dan tidak akan ada yang bisa mengubah nya "
" tapi.. Alrez mengatakan nya tadi pada ku, dia bilang aku istrinya, dan harus mengganti marga ku agar sama seperti nya.. Aku tidak mau !"
Ellena mengelus lembut ramput yuki, menenangkan gadis kecil itu.
" tidak, bukan itu maksud alrez. William akan tetap menjadi marga mu, karena itu adalah nama dady mu. Tapi mulai saat ini, kau juga memakai marga sebastian, karena saat ini yuki juga keluarga kami. " dengan lembut ellena menjelaskan nya, berharap yuki dapat mengerti.Yuki menghapus air matanya, dan menatap wanita dewasa di hadapan nya.
" jadi nama ku saat ini adalah yukiera william sebastian ?" tanya nya begitu polos, sehingga membuat ellena tersenyum lalu mengangguk mengiyakan.
" gadis pintar " ujar ellena sambil menoel pelan hidung yuki.
Membuat gadis cilik itu tersenyum.
" ap kau sudah makan ?"
Yuki menggeleng, dan ellena kembali tersenyum." mau tante suapin ?" mata yuki lansung berbinar, dan dengan antusianya ia mengangguk. Membuat ellena tertawa karena melihat tingkah lucu yuki.
" kalau begitu, ayo kita masuk "
..
.
Ellena dan bastian saling menoleh dengan tersenyum, melihat kedua bocah yang duduk di belakang nya.
Yaa.. Saat ini, mereka dalam perjalanan menuju tempat baru yang akan membawa nya kedalam lembaran baru.Meninggalkan kota lama, yang penuh kenangan menyakitkan.
Namun ellena dapat melihat, jika gadis itu masih begitu terpukul karena harus meninggalkan tempat penuh kenangan bersama ibu dan ayah nya.
Tidak ada pilihan, mereka memang harua segera meninggalkan tempat itu untuk kebaikan yuki.
Yuki terus menatap keluar jendela, dengan pandangan kosonganya.. Sedangkan alrez nampak tidak perduli dan hanya terfokus pada benda kesayangan nya.
" yuki.. Apa kau suka lolipop " ujar ellena mengalihkan perhatian nya.
Yuki menatap nya, dan kemudian mengangguk.
Dengan tersenyum, ellena memberikan sebuah lolipop untuk nya. Mengabaikan tatapan tajam putra nya.
Alrez.. Mendengus, sebelum ia mengalihkan perhatian nya dan kini mulai menatap pohon pohon yang tinggi menjulang di setiap sisi jalan.