15 Oktober 2020
Apakah kau percaya ramalan?
Kudengar seorang peramal mempunyai kekuatan untuk mengubah masa depan yang mereka ramalkan. Lalu bisakah kita membentuk masa depan agar tidak melukai orang-orang di sekitar kita. Kupikir hanya orang bodoh yang memaksa campur tangan dalam sebuah rencana besar.Manusia kadang sangat aneh, mereka percaya ramalan baik tapi tidak mau percaya ramalan buruk.
Saat seseorang meramalkan sebuah musibah padaku, aku tidak ingin mempercayainya. Kupikir ramalan hanya akan terjadi jika kita melakukan sesuatu untuk mewujudkannya.Tapi ternyata takdir itu kuat dan cepat, dan tidak mudah diperdaya.
Bagaimana jika ramalan itu benar?
Lalu, jika di dunia ini ada yang namanya takdir, siapakah sebenarnya yang menentukannya?* * *
Sore itu, Kapten Shenwei tenggelam dalam kursi menatap layar komputer di hadapannya. Matanya tidak fokus pada layar, dia melihat keluar lewat jendela. Opsir Han Yuan datang dan melampirkan mantel pada sandaran kursi. Dia menoleh pada kapten Shenwei. "Kapten, investigasi online pelaku peretasan situs resmi media sudah membuahkan hasil."
Kapten Shenwei menoleh cepat. Nampak antusias.
"Setelah bekerja sama dengan penyedia jasa internet, analis keamanan internet bisa melacak IP Address pelaku."
"Identitas pelaku sudah ditemukan?"
"Ya, tim polisi cyber sudah melaporkan bersama dengan sejumlah bukti digital. IP Address itu berada di sebuah lokasi di kawasan pinggiran, sekitar 200 meter ke arah selatan dari Yangtze Road. Namanya Zhao Lei. Aku telah melacak alamatnya lewat data basic."
Kapten Shenwei mengangguk-angguk. Sebuah senyuman tersungging di wajahnya yang kaku.
"Kita akan melacak alamat itu, kau ikut aku."
Opsir Han Yuan terduduk di kursinya dan meregangkan kedua lengannya.
"Sepertinya hari ini akan melelahkan," gumamnya sambil menguap.Seorang rekan melemparnya dengan sebuah tutup ballpoin.
"Hei.." seru opsir Han Yuan.Seorang petugas masuk ke dalam ruangan, dia mengangguk pada kapten Shenwei. "Kapten, pemilik kendaraan VW sudah diidentifikasi."
Petugas itu menghampirinya dan memberikan sebuah berkas terdiri dari selembar foto sedan putih yang agak buram dan sejumlah keterangan. "Namanya Jin Han. Umur 36 tahun. Alamatnya di apartemen Gong Zuan, 500 meter dari pusat pasar elektronik."
Kapten Shenwei memeriksa berkas itu dengan wajah berkerut.
"Jin Han?" ia mengulang. Merasa asing dengan nama itu.* * *
Xiao Zhan mengemudikan mobilnya perlahan. Dia baru menyelesaikan appoinment nya yang kesekian kali bersama dr. Haikuan.
Udara sore itu cerah. Dia menikmati pemandangan di sepanjang jalan dan tersenyum. Ada cahaya di sepasang matanya. Dia menepikan mobilnya di depan sebuah kafetaria kecil yang letaknya agak terpencil. Xiao Zhan turun dan membeli segelas minuman dalam paper cup. Dia menikmati minumannya sambil berdiri menyandar pada pintu mobil.
Xiao Zhan mendongak memandang langit biru. Awan-awan berwarna putih keemasan. Dua jam lagi matahari akan terbenam.
Dia memejamkan mata dan membiarkan sinar matahari sore menyapu wajahnya yang rupawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬
FanfictionXiao Zhan, seorang aktor yang sedang berada di puncak kepopuleran, sukses, tampan, dan dipuja banyak orang, mendadak jatuh dalam depresi saat dia harus menghadapi kenyataan pahit, dihujat, dibenci, dan diteror. Dia berusaha melupakan kesedihannya de...