Kapten Shenwei duduk di belakang sebuah meja sementara Xiao Zhan dan Wang Yibo duduk di seberangnya. Sang kapten menunjukkan empat lembar foto. Dia menunjukkan foto pertama pada dua orang di hadapannya.
"Wang Hao Xuan," dua jarinya mendorong foto itu sampai ke depan mata Xiao Zhan.
"Dia seorang loper koran berusia 20 tahun, memasang kamera pengawas dan menerobos masuk ke dalam rumahmu pada malam tanggal 30 Juli. Membobol kunci dan menuliskan pesan iseng bernada ancaman."Xiao Zhan mengamati foto itu. Walaupun beberapa kali mendengar kabar tentang penguntit itu, ia sama sekali tak pernah melihatnya secara langsung.
"Awalnya aku kira dia sendirian karena hanya ditemukan satu sidik jari. Tapi aku sudah curiga dia direkrut seseorang, latar belakangnya tidak mendukung dia untuk pandai beraksi kriminal dan membobol pin kunci kombinasi. Dia sangat amatir dan sembrono serta meninggalkan banyak petunjuk."
Kapten Shenwei menyodorkan foto yang kedua.
"Zhao Lei. Seorang mantan karyawan di sebuah perusahaan penyedia software dan hardware komputer. Dia ahli dalam meretas. Dia mengakui bahwa dia dibayar oleh seseorang untuk meretas akun-akun resmi dari berbagai media. Dia juga mengunggah kabar-kabar palsu tentangmu dan issue-issue yang provokatif dan menebarkan kebencian. Dia juga mengakui bahwa ia seringkali menelepon salah seorang reporter TVX, menjadi informan anonim untuk menyebarkan hal-hal buruk tentangmu.""Dia membantu Wang Haoxuan menguntit dan menerobos rumahmu, lantas ia mengulangi aksinya pada sore hari tanggal 15 Oktober. Kami menangkapnya di sebuah flat tua beberapa hari kemudian. Esok harinya dia memberikan pernyataan bahwa Jin Han yang membayarnya untuk menguntit dan menakut-nakutimu, dia bermaksud mengganggu kondisi psikismu sejak insiden yang diakibatkan ulah penggemarmu."
Xiao Zhan mengamati foto yang kedua. Wang Yibo mengambilnya dan nyaris meremasnya.
Kapten Shenwei menghela nafas. Lantas ia menyodorkan foto yang ketiga."Namanya Jin Han. Kepala tim pengodean di River Inc. Dia yang pertama kali menaikkan tagar boikot Xiao Zhan di situs FanaticId milik River. Memanipulasi platform agar tagar itu nampaknya disetujui ribuan orang. Provokasi ini sukses membuat karya-karyamu dihapus dari media dan semua item promosimu diturunkan. Dia merekrut dan membayar Zhao Lei dan Wang Hao Xuan. Semua upayanya bertujuan untuk merusak kariermu dan membuatmu menderita gangguan psikis dan kerugian finansial yang cukup besar. Aku mendapatkan sebuah informasi dari seorang sumber anonim yang membawaku pada sebuah rekaman yang bisa dijadikan bukti untuk menjeratnya melakukan tabrak lari. Korbannya adalah Wang Hao Xuan, Jin Han sudah mengkonfirmasi hal itu dan mengungkapkan motifnya membunuh Wang Hao Xuan. Loper koran itu mencoba mengancam dan memerasnya. "
Kapten Shenwei berhenti sejenak untuk melihat reaksi Xiao Zhan.
Aktor itu masih mempertahankan aura ketenangannya sementara Wang Yibo berkali-kali mendengus tertahan. Dia mengamati foto-foto itu, menggeleng dan mendecak pelan."Beberapa pekan lalu Paul pernah melaporkan tentang kasus penyerangan yang menimpamu di Fuzimen street. Dia menyebut-nyebut tentang sebuah sedan putih."
Kali ini efek dari ucapan kapten Shenwei cukup mengguncangkan. Wang Yibo menoleh dengan cepat ke arah Xiao Zhan, alisnya bertaut menciptakan garis kerutan yang kuat di dahinya yang sehalus porselen.
"Zhan ge!"
Xiao Zhan menggenggam tangan Wang Yibo yang menegang.
"Akan kujelaskan nanti."Wang Yibo meronta melepaskan pegangan tangan Xiao Zhan.
"Kau melakukan ini lagi.""Yibo.. " Xiao Zhan menyela resah.
Kapten Shenwei memandang kedua orang di depannya secara bergantian.
Lantas kembali menghela nafas panjang. Wang Yibo tak tahan untuk mengucapkan sesuatu, mulutnya sudah terbuka. Tapi gelengan kepala Xiao Zhan dan tatapannya yang tegas membuat ia urung bicara. Wang Yibo membuang muka dengan wajah berkerut.
"Hanya salah paham kapten, " Xiao Zhan tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊 𝐍𝐨𝐭𝐞𝐬
FanfictionXiao Zhan, seorang aktor yang sedang berada di puncak kepopuleran, sukses, tampan, dan dipuja banyak orang, mendadak jatuh dalam depresi saat dia harus menghadapi kenyataan pahit, dihujat, dibenci, dan diteror. Dia berusaha melupakan kesedihannya de...