ꔷ──☁||16||☁──ꔷ

4.9K 805 136
                                    

Matahari mulai menyinari rerumputan yang menjadi saksi terbunuhnya iblis tingkat atas. Hantengu berhasil di kalahkan. Semua sudah selesai. Seorang bocah laki laki dengan surai merah tua menangis tersedu sedu sambil menyebutkan nama adiknya
“a-aku menang.. hiks tapi aku mengorbankan.. Nezuko.. h-hiks” air mengalir dari bola mata miliknya membasahi rerumputan.

Seorang gadis dengan surai hitam dengan campuran biru toska mendekati sang bocah yang sedang menangis lalu berjongkok di sampingnya “ hei, Tanjiro. coba lihat ke belakang, ” ucap nya sembari menepuk bahu bocah yang dipanggil 'Tanjiro.
Tanjiro menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat tubuh sang adik. Nezuko, ia tak terbakar “ p.. p pagi ” sapa sang adik dengan senyuman yang cerah.

Tanjiro berusaha berdiri walau di bantu penempa pedang yang ada di sana. Tangan kasar nya menyentuh wajah adiknya
“Nezuko.. s-syukurlah.. kau.. kau menjadi manusia? ” suaranya gemetar, perasaan nya sangat bahagia karena sang adik selamat.
“Syukur- s.. syukurlah.. baik baik.. saja” ucap Nezuko dengan terbata bata.
'ia berbicara namun taring dan mata nya tetap.. jadi dia belum menjadi manusia seutuhnya ya..' batin Tanjiro , namun ia sangat bersyukur karena Nezuko mulai berubah perlahan lahan.

“Tunggu Nezuko.. kau tak menjadi abu? kau.. tak terbakar? kau.. uU..” mata Tanjiro kembali berkaca kaca. Grep dipeluk erat tubuh sang adik, dan tangisan bahagia pecah “U-uWAAAAH syukurlah, syukurlah ! Nezuko baik baik saja.. uuUuaa”
“syukurlah” ujar Nezuko seraya memeluk balik sang kakak.
“EH? DIA MATI?!” Seru seorang penempa pedang ketika melihat Tanjiro yang tiba tiba terjatuh.
“Dia hanya pingsan bodoh!” seru penempa pedang yang lain. 

(y/n) tersenyum seraya menatap adegan kakak-adik di hadapan nya. Tiba tiba matanya tertuju kepada genya yang menatap mereka dari kejauhan. ia pun berdiri dan menghampiri adik dari pillar angin tersebut. Genya terkejut karena (y/n) tiba tiba menghampiri nya “eh?-”
(y/n) menepuk genya lalu tersenyum kepada nya “Kerja Bagus, Genya. Suatu hari nanti kau pasti bisa berbaikan dengan Sanemi, percayalah padaku”
“T..terimakasih (y/n)-sensei..” Genya tersenyum hangat dengan sedikit rona merah menghiasi pipi nya.
“hei, pipi mu memerah tuh!” ucap (y/n) seraya menyenggol lengan Genya dan tersenyum jahil.
rona merah di pipi nya semakin menjadi jadi, sementara (y/n) hanya tertawa kecil.

Nezuko menggendong kakaknya di punggung miliknya, sementara (y/n) dan Genya berjalan bersebelahan. Muichiro berjalan menghampiri mereka dengan bantuan kotetsu.
“Tanjiro.. kau.. baik baik saja?..” Tanya nya
“Ah.. Tokitou-kun.. aku baik baik saja.. pedangnya.. terimakasih atas pedangnya”
Muichiro tersenyum kepada bocah bersurai merah tua itu “Aku juga harus berterima kasih kepadamu.. berkat dirimu aku mendapatkan kembali hal yang sudah lama hilang..”
Tanjiro kebingungan mendengar apa yang di katakan Muichiro, padahal ia tak melakukan apa apa.
'cih, sepertinya dia lupa siapa adiknya' (y/n) mendengus kesal lalu melipat tangan nya.
Genya yang melihat tingkah laku guru nya hanya bisa sweatdrop.

Muichiro pun menatap Tanjiro dan Nezuko bergantian “Jadi apa yang terjadi pada Nezuko?”
“Itu—”

“TEMAAN TEMAAAN !” ucapan Tanjiro terpotong oleh teriakan seorang gadis yang datang dari arah hutan.
Greb, ia memeluk semua org yg ada di sana sembari menangis senang. “kita menang ! kita menang!”
“iya, kita menang”

[ ARC desa pedang. selesai ]

 selesai ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Muichiro sister [Kimetsu no yaiba x readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang