Bohong jika yang lain bilang mereka tidak khawatir.
Faktanya mereka semua memasang wajah pucat, harap-harap cemas dengan keadaan Lucas saat ini.
Anak itu terbiasa berlompatan ke sana ke mari dengan senyum ceria, makanya ketika ia banyak diam dengan pandangan kosong dan sirat mata kesakitan, itu merupakan alarm darurat bagi semuanya.
Lucas sekarang tengah duduk dengan Ten yang sedang memeluknya erat. Entah mengapa rasanya anak itu sedikit lebih tenang jika member WayV yang berada di sekitarnya. Mungkin karena mereka terbiasa menghabiskan waktu bersama makanya ikatan emosional mereka lebih kuat satu sama lain.
"You're safe with us," kata Ten berbisik kecil. Ia mendaratkan bibirnya untuk mengecup kecil pelipis Lucas.
Tidak ada jawaban.
Anak itu malah mengeratkan pegangannya pada selimut yang menutupi tubuhnya.
Ten melirik sembilan belas laki-laki lainnya yang menatap khawatir. Napasnya ia hembuskan cukup keras, dibarengi dengan kepalanya yang menggeleng. Ten lalu berdiri, memberikan kode kepada Kun dan Taeyong, membiarkan kedua leader itu mendekati Lucas.
Dengan sigap, kedua orang yang terbiasa menjadi figur orang tua di grup itu mendekati anak itu. Lucas sedikit menegang ketika merasakan bukan Ten yang berada di sampingnya. Lalu ketika tangan Kun mengelus lembut surainya, serta berbisik pelan, tubuh jangkung itu perlahan mulai tenang.
"Kun-ge," panggilnya lirih. Terlampau lirih malah, hingga membuat siapapun yang mendengar merasa sulit menahan air mata.
Suara itu tidak seperti Lucas yang biasanya. Tidak ada suara berat yang selalu berucap dengan semangat. Suara itu terdengar lemah. Terlalu serak. Terciri dengan jelas bahwa ia menghabiskan waktunya dengan banyak menangis.
"Iya, Xuxi, gege di sini," balas Kun.
Taeyong ikut menunjukan eksistensinya. Ia meremat lembut tangan kanan Lucas, sedangkan tangannya yang lain mengapusi air mata anak itu yang tidak mau berhenti. Senyum pedih tercetak di wajah lelaki Korea itu. Merasa sangat bersalah karena menjadi salau satu penyebab Lucas seperti ini.
Ia berani bersumpah, tidak ada maksud sedikitpun di dirinya untuk membuat Lucas sehancur ini.
Hari itu Taeyong hanya sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Di tambah manajer mendatanginya dan mengomel karena Lucas yang belum kembali ke dorm sedangkan mereka harus beristirahat dan mengumpulkan tenaga untuk tampil keesokan harinya. Hal tersebut membuat ia secara tidak sengaja melampiaskan amarahnya pada anak malang ini.
Ia akui, menjadi seorang leader tidaklah mudah. Sekeras apapun Taeyong berusaha menjadi yang terbaik, ia tetap melakukan suatu kesalahan. Karena ia hanya manusia, dan manusia adalah tempatnya salah. Dan salah satu kesalahan yang Taeyong paling sesali sekarang adalah kelepasan melampiaskan emosi ke Lucas dan membuat anak itu hancur.
Jika waktu bisa diulang, dan jika ia tau lebih awal dengan keadaan Lucas yang tidak stabil, ia berjanji tidak akan kelepasan seperti itu. Sebaliknya, Taeyong ingin menjadi pelindung, bahu bersandar dan tempat Lucas untuk berkeluh kesah, bukan salah satu dari penyebab kehancurannya.
"Xuxi, kau belum makan sejak kemarin. Kita makan terlebih dahulu ya? Xuxi mau makan apa? Biar hyung yang masak."
Lucas menggeleng. Ia lalu mencengkram dengan kuat tangan Taeyong yang menggenggam tangannya. Air matanya bukan berhenti malah semakin deras.
"Se ... sak," katanya sambil tersenggal.
Ia tidak bohong dengan kata-katanya. Karena Lucas memang merasa demikian. Dadanya seperti dihimpit sesuatu yang berat, membuat rasa sesak luar biasa. Ia juga bisa merasa badannya terus bergetar, bahkan Lucas tidak bisa merasakan tangan dan kakinya. Tubuhnya seakan berada di luar kendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seirá; All x Lucas
Fanfiction"For the one and only, our big baby, Huang Xuxi." === Seirá / σειρά : Kumpulan - Kumpulan cerita pendek. - Bxb, boyslove, gay, same-sex relationship, and stuff. - All x Lucas. - Mostly bottom Lucas! Because I want to. - Contains several adult scenes...