01 : Coffee and Tea | JaeCas

9.6K 504 88
                                    

Lucas menyukai kopi.

Cairan hitam pekat itu selalu bisa membuatnya merasa hangat. Ia biasa menyesap rasa pahit itu lamat-lamat, mencari sisi manis yang tersembunyi di dalamnya. Dan begitu ia berhasil, decakan bahagia terdengar dari mulutnya.

Untuk Lucas sendiri, kopi seakan gambaran nyata tentang hidupnya selama ini. Gelap dan pahit adalah hal yang dominan. Seperti apa yang dia rasakan sehari-hari, kelam dan tidak menyenangkan. Kopi juga memiliki sedikit rasa manis yang tersembunyi, persis seperti kebahagiaan Lucas yang masih ia cari-cari.

Hidup Lucas terlalu berat dijalani selama ini. Persetan dengan orang-orang yang bilang jika hidup itu indah dan masalah hanya kerikil kecil yang dengan cepat dapat dilewati. Karena faktanya, kerikil Lucas tidak juga berhenti. Rasanya yang menghadang hidup Lucas bukan sekadar kerikil, melainkan seluruh batuan di pegunungan hingga tidak semudah itu untuk melewatinya.

Lahir di lingkungan keluarga menengah ke bawah membuat hidupnya serba kekurangan. Belum lagi fakta bahwa ia adalah anak haram yang tidak mengetahui siapa ayahnya. Ibunya seorang pelacur yang kerap memberikan kekerasan verbal dan fisik kepada Lucas. Oh, jangan membayangkan bahwa ia memiliki teman yang akan menyemangatinya. Tidak ada sama sekali. Saat masa sekolah pun semua orang kompak menindasnya. Membuat hidupnya bagaikan di neraka tak berujung. Dan semua itu sudah Lucas terima sepanjang dua puluh satu tahun hidupnya.

Lantas, apakah ia menyerah? Tidak.

Sempat di beberapa kesempatan ia berpikiran untuk mengakhiri hidupnya. Namun semua itu terasa sia-sia.

Jika ia memilih bunuh diri, lalu apa selanjutnya? Membiarkan semua orang yang memberikan penderitaan kepada hidupnya menjadi bahagia? Berpesta pora di atas kematiannya?

Tidak akan Lucas biarkan.

Meskipun sedikit, ia masih memiliki harapan. Ia meyakini bahwa suatu saat keadaan akan berbalik. Lucas akan menjadi pemenang dalam hidupnya. Dan saat hal tersebut terjadi, ia akan menertawai siapa-siapa saja yang sudah memberikan penderitaan kepada dirinya di masa lalu.

Yeah, jika saja hal tersebut terjadi.

Jika tidak, maka ia akan menjadi pecundang sepanjang hidupnya. Ia akan mati mengenaskan seperti seonggok sampah yang tidak berguna.

"Kenapa kau selalu memesan kopi hitam?" tanya sebuah suara yang mengacaukan lamunan Lucas.

Lelaki awal dua puluhan itu mengalihkan pandangannya. Kedua mata cokelat indahnya bertemu dengan wajah seorang lelaki tampan dengan senyum menawan. Ia mengenali siapa lelaki itu. Dia si pemilik kedai tempatnya duduk saat ini. Kedai kecil langganan Lucas untuk membeli secangkir kopi.

Dengan alis sedikit berkerut karena bingung, Lucas menjawab, "Karena aku menyukainya?"

Jaehyun tertawa. Ia kemudian menyesap cairan dari cangkir yang ia bawa dan mendudukan diri di kursi seberang Lucas yang kosong.

Hening menyapa di antara mereka. Lucas kembali memfokuskan pandangannya ke arah lain. Di luar hujan. Tetesan air tidak ada hentinya tumpah ke tanah. Jalanan sepi dan tampak licin. Beberapa pengendara motor dan pejalan kaki memutuskan untuk berhenti dan mengamankan dirinya di pinggir atap pertokoan sepanjang jalan.

"Kopi itu pahit," Jaehyun kembali bersuara yang membuat Lucas menatapnya lagi. "Tetapi banyak sekali orang yang menggemarinya. Beberapa orang berkata bahwa kopi membuat mereka menyadari bahwa hidup itu tidak selamanya tentang hal-hal manis. Dan itu benar. Aku selalu menyukai berbagai macam filosofi tentang kopi."

Seirá; All x LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang