Belakangan ini Johnny punya hobi baru.
Dia sering sekali menguntit seorang gadis yang ia suka. Terdengar gila dan menyeramkan memang, tapi Johnny bisa jamin kalau dia nggak melakukan hal-hal aneh. Dia menguntit dengan jarak cukup jauh, tidak mengikuti ke tempat privasi si gadis, dan tidak melakukan hal merugikan.
Ya itu sih menurut Johnny sendiri. Nggak tau kalau yang diuntit merasa dirugikan atau enggak.
Nama gadis itu Lucy. Lucienne Wong, lengkapnya. Dia adik tingkat Johnny di universitas. Si Cewek yang punya tubuh jakung dan wajah seperti bidadari. Johnny sudah naksir dengan Lucy sejak pertama kali matanya ngelihat anak itu. Abisnya Lucy punya wajah cantik nggak kira-kira sih. Hati Johnny kan lemah.
Sore ini, Johnny juga lagi ngikutin Lucy. Cewek yang lebih muda darinya itu lagi lari keliling komplek. Dia pakai celana selutut dan hoodie hitam yang kupluknya dipakai hingga menutupi kepalanya. Tapi walau begitu, Johnny tetap bisa melihat kecantikan alami cewek itu.
Jarak Johnny dari Lucy lumayan jauh. Dia berlari di belakang dengan pandangan mata memuja kepada sosok bidadari di depannya.
"Astaga, Tuhan waktu nyiptain dia mood-nya lagi bagus banget kali ya? Cantiknya bikin serangan jantung," kata Johnny pada dirinya sendiri.
Padahal ya, dia cuma ngeliat punggung Lucy. Tapi menurut Johnny punggungnya aja udah cantik. Emang agak susah kalau mau ngertiin isi pikiran manusia bucin kayak Johnny.
Johnny asik berceloteh sendiri tentang bertapa cantiknya Lucy di matanya. Ditambah senyum bodoh yang nggak hilang-hilang dari wajahnya. Dia nggak tau aja kalau tukang susu murni nasional dari tadi natap dia kayak ngeliat setan.
Menurut si abang susu, Johnny yang lari sambil senyum lebar nggak ada bedanya dengan orang kerasukan. Si abang kan takut. Soalnya kemarin tetangganya ada yang kerasukan maung, si abang jadi parno sendiri.
Balik lagi ke Johnny, dia masih asik senyum-senyum kayak pasien rumah sakit jiwa yang kabur. Langkah larinya berhenti begitu ia melihat manusia yang dia ikuti sejak tadi menghentikan gerakan. Johnny udah deg-degan takut kalau ketahuan. Tapi engga, gais, Lucy ternyata minum. Dia kecapekan lari kayaknya.
'Duh, neng Lucy, kalau capek bilang aja. Bang Johnny siap kok gendongnya. Sampai pelaminan juga nggak apa-apa.'
Johnny terkikik sendiri dengan pikirannya, membuat si abang susu yang tadi langsung mengayuh sepedanya kencang agar secepatnya musnah dari sekitaran Johnny.
Tapi, kikikan Johnny berhenti begitu ia melihat Lucy melepas kupluk hoodienya.
Lah. Lah.
Bentar dulu nih.
Lucy potong rambut? Rambut cantiknya kemana? Kok berubah jadi kayak potongan laki-laki gitu sih?
Sangking kagetnya, Johnny sampai nggak sadar kalau kaki panjangnya sudah melangkah mendekati Lucy-atau sosok yang Johnny kira adalah Lucy.
Begitu jarak Johnny dan orang itu hanya tersisa dua langkah, ia mengulurkan tangan untuk meraih pundak yang dibalut hoodie hitam itu dan membalik badan itu kencang.
"Eh anj-"
"Lucy?" pekik Johnny menyela umpatan orang di depannya.
Lelaki jakung itu melongo di tempat. Wajahnya bener kok itu Lucy. Tapi kenapa rambutnya jadi begini? Terus Johnny juga samar-samar bisa melihat urat yang menyembul dari tangan yang tidak tertutup karena gulungan hoodie hitamnya.
"Kamu ... Lucy?"
Dengan perasaan sebal karena tiba-tiba tubuhnya dibalik, manusia misterius itu menabok kepala Johnny cukup keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seirá; All x Lucas
Hayran Kurgu"For the one and only, our big baby, Huang Xuxi." === Seirá / σειρά : Kumpulan - Kumpulan cerita pendek. - Bxb, boyslove, gay, same-sex relationship, and stuff. - All x Lucas. - Mostly bottom Lucas! Because I want to. - Contains several adult scenes...