Chapter 3

105K 5.8K 150
                                    

Selamat membaca😁

Riana kembali melihat pantulan dirinya di cermin untuk memastikan jika penampilannya sudah keren.

Karena ia tidak ingin terlihat paling buluk di antara teman-temannya yang mantap.

Setelah di rasa cukup, Riana mengambil tas dan berjalan keluar dari kamar.

Lalu ia duduk kembali di sebelah Alfa untuk menunggu taksi yang ia pesan.

Alfa menoleh ke arah Riana yang sudah berganti baju dan memakai riasan. Kemudian ia mencolek pipi Riana dengan jari, lalu mengusapkan jarinya ke baju hitam yang Riana pakai.

"Ya Allah, ini bedaknya berapa senti?" komentar Alfa tidak habis pikir saat melihat jejak warna putih di baju Riana.

"Nggak usah mulai julid, ya!" tukas Riana ketus.

"Bukannya julid, tapi saya nggak tahan lihat muka Bu Riana yang mirip   ondel-ondel," ucapnya tanpa dosa.

"Pak Alfa!" pekik Riana dengan mata yang melotot tajam kearah Alfa.

Sebelum Riana mengeluarkan suaranya yang melengking, Alfa sudah lebih dulu menutup kedua telinganya.

"Hapus sana, bikin sakit mata aja," tutur Alfa ketus.

"Nggak mau. Muka imut-imut kayak gini dibilang kayak ondel-ondel. Katarak lu, ya?"

Alfa tersentak kaget.

"Bu Riana sering ngomong kayak gini sama orang lain?"

"Ya cuma bercanda doang," sahutnya ringan.

Alfa menghela napas pelan.

"Lain kali jaga ucapan, jangan di biasakan ngomong pakai bahasa yang terdengar nggak sopan. Karena nggak semua orang bisa menerima candaan kita. Walaupun kita memang niatnya bercanda, tapi bisa aja orang itu merasa tersinggung dengan ucapan kita. Saya bukannya sok mengajari, tapi hanya ingin memberitahu. Karena seringkali masalah muncul hanya karena sebuah lelucon."

Riana terlihat fokus mendengarkan Alfa.

"Sekarang Bu Riana ngerti?"

Bibir Riana tersungging membentuk senyuman lebar.

"Enggak, hehe," sahutnya nyengir seperti orang bodoh.

Alfa menepuk jidatnya.

"Pokoknya sekarang nggak boleh ngomong kasar lagi, oke?"

"Oh, oke."

Tin

Tin

Tin

"Itu taksinya udah datang, kalau gitu saya pergi dulu," ucapnya riang dan bergegas keluar.

Tapi saat Riana ingin melangkah, tiba-tiba ujung bajunya ditahan oleh Alfa.

Namun Alfa tidak mengatakan alasan kenapa ia menahan baju Riana. Ia hanya diam sambil menatap Riana yang terlihat kebingungan.

Seketika Riana tersadar.

"Oh!"

Riana mengambil tangan kanan Alfa yang sedang menahan ujung bajunya, lalu ia menempelkan punggung tangan Alfa ke dahinya. 

"Baik-baik di rumah, ya," pamit Riana ceria sambil mengecup pipi Alfa seenaknya.

Tubuh Alfa seketika menegang. Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat Riana menciumnya, meskipun itu hanya sebuah kecupan ringan di pipi.

"Bu Riana ngapain cium saya?!"

"Yaelah, dicium istrinya sendiri nggak mau, dasar aneh," sahut Riana enteng.

Strange Couple ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang