4| Amel, The Partner Of Ghibah!

70 6 0
                                    

"Jadi intinya Lo gak tau siapa cowok itu dan langsung main peluk peluk aja?" Tanya Amel saat dirinya dan Acha sedang berada di kelas.

"Ia Mel. Habisnya Acha takut banget pas lampu nya tiba tiba mati. Mending kalau di luar, jadi Acha bisa lihat bulan atau bintang. Ini di dalam ruangan, mana semuanya gelap. Acha kan jadi kalut, yaudah deh main peluk aja" ungkap Acha.

Sejak bel istirahat berbunyi Acha sudah membooking Amel untuk mendengarkan ceritanya sekaligus meminta bantuan pada Amel.

Acha bilang dia jatuh cinta pada pandangan pertama saat melihat sosok cowok beriris mata biru itu. Memang terdengar aneh dan klise.

Tapi begitulah Acha, semua yang dia lakukan memang di luar dugaan. Kadang Amel bingung, bagaimana mungkin cewek yang hanya memiliki dua Abang kembar, satu papa, hidup tanpa seorang Mama, dan terpilih sebagai siswa olimpiade sains berprestasi di sekolah ini bisa seunik itu.

Amel harus berpikir dua kali untuk sekedar menyewakan nya menjadi pajangan atau badut pada pemilik wahana halilintar di pasar malam.

Sosok seperti Acha lebih baik di letakkan di museum. Di lestarikan agar semua orang bisa mengenal dan merasakan bagaimana rasanya bertemu dan mengobrol dengan Acha.

"Acha jadi berpikir, terbuat dari apa sih cowok itu? Amel tau gak?" Tanya Acha ngawur.

"Ck, ya dari tanah liat lah"

"Manusia itu terbuat nya dari sperma yang masuk ke sel telur, berubah jadi zigot lalu berkembang menjadi makluk manis di dalam rahim ibu, Amel" jelas Acha.

Amel di buat melongo, dasar anak OSN.

"Tahu tapi nanya!" Sindir Amel.

"Tadi Acha cuma mastiin, kalau otak Amel gak ngelantur kemana mana"

"Terus menurut Lo, hasil nya kayak gimana?" Tanya Amel.

"Ternyata otak Amel yang cuma segepalan tangan itu, lagi melayang layang terbang ke angkasa" jawab Acha tanpa dosa.

"Sial!" Umpat Amel.

Acha hanya menyengir.

"Tapi Amel, Acha masih penasaran deh, dia itu masih anak SMA atau Uda kuliah? Atau kerja? Atau mentoknya lagi Uda nikah? Atau Uda punya cucu? Atau jangan jangan dia itu perjaka tu––"

"Ihhh, Acha, mikirnya kejauhan banget sih!. mau dia masih SMA kek, udah kawin kek, atau udah jadi kakek kakek kek. Gue gak peduli"

"Tapi Acha peduli. Acha kan jatuh cinta sama cowok itu" ucap Acha berseri-seri.

Amel sampai di buat bergidik ngeri melihatnya. Ya Tuhan, hilangkan Amel 5 menit saja dari dunia ini, agar dia tidak harus berurusan dengan Acha yang tingkat aneh nya lebih tinggi dari biasanya.

"Pokoknya Acha harus cari tahu cowok itu siapa, Acha harus bisa dapetin cowok itu. Titik!" Ucap Acha final.

Dia memasang wajah dengan tingkat keyakinan paling tinggi dari biasanya.

"Mau cari dimana neng?" Pertanyaan Amel membuat semangat Acha hilang seketika.

"Ia juga ya Mel, Acha mau cari dimana?. Acha juga gak tau alamatnya. Kemarin lupa kenalan, lupa nanya nomor telfon, lupa minta alamat rumah sama nomor rekening nya"

"Buat apa nomor rekening?" Tanya Amel bingung.

"Ya, siapa tahu aja Acha mau transfer cinta via Bank sama dia" racau Acha.

"Goblok!" Amel yang geram langsung saja menoyor kening Acha.

"Amel.. kok kepala Acha di toyor sih?"

PEGASUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang