6| Where's he?

55 4 0
                                    

"Cha, gua capek tau gak sih. Minimarket kaya gini gak luas luas amat, tapi mutarin nya harus banget ya sampe magrib?!" Protes Amel.

"Ihhh Amel! Diem deh, Acha lagi konsen nih. Siapa tahu cowok yang kemarin itu nongol lagi" jawab Acha.

"Ya tapi kan gak gini juga Acha. Masa ia kita harus muter muter di minimarket ini terus? Mending banyak yang mau di liat, nahh ini? Gue sampe hapal semua harganya Cha! Mas pegawainya juga dari tadi liat liat kita mulu" Gerutu Amel lagi.

"Shuttt, nanti Acha gak konsen. Tuh di steling es krim ada cowok, yuk liat siapa tahu itu cowok kemarin" langsung saja Acha menarik tangan Amel mendekati orang itu.

"Permisi cowok ganteng, masih inget Acha?" Acha menepuk pundak si cowok dan langsung senyum dengan lebar sambil menutup matanya.

Amel yang melihat aksi Acha menganga tak percaya. bahkan tidak sampai di situ, dia juga harus kembali menganga hebat saat si cowok yang membelakangi mereka tadi berbalik.

Memang pepatah yang mengatakan tak ada manusia yang terlahir sempurna itu benar-benar ada. Salah satu contoh nya adalah cowok di depan mereka ini. Apakah ini yang di maksud Acha cowok berparas dewa itu?

Dari belakang sih oke punya, tapi tampak depan, ZONK. Gila!! Selera Acha ternyata serendah itu. Pake kaca mata, jerawat dimana mana, gigi di behel, belum lagi tataan rambut depan yang mirip seperti rumput taman salah potong. Huhhh! Benar benar bukan sosok pria idaman.

Cowok itu tersenyum melihat Acha, namun sahabat bodoh nya itu masih saja menutup mata sambil tersenyum. Amel mendelik jijik ke arah nya.

"Ia, Acha siapa ya?" Tanya cowok itu yang sumpah demi apapun membuat Amel hampir muntah. Muka sok imut yang pengen Amel cakar dengan garpu taman itu masih menampilkan senyum ala orang sok kenal sok dekat. Belum lagi suara cempreng yang beuhhhhh, bukan ciri orang cool sama sekali.

Mata Acha seketika terbuka lebar mendengar suara cowok itu dan setelah nya dia menjerit sambil melompat ke belakang.

"Ihhh, kamu siapa?! Kok jelek banget?!" Ucap Acha spontan.

Oh shit! Mulut sialan!
Amel hanya bisa menepuk keningnya sendiri dan mengumpat dalam hati saat mendengar suara Acha yang kelewat besar itu sedang menghina orang di depannya dengan terang terangan.

Bukan apa apa, Amel pun tidak suka melihat cowok itu. tapi masalahnya, gak harus ngomong di depan orang nya juga kan?! Itu sama aja namanya nyari mati Acha goblok!!

Amel memandang cowok di depan mereka lagi. Benar dugaan Amel, cowok itu tidak menampilkan senyum menjijikkan yang membuat Amel ingin muntah lagi, namun berganti menjadi wajah menyeramkan yang membuat buku jari Amel memutih pucat karena aura yang di pancarkan cowok itu.

"Apa?! Ulangi pertanyaan mu!" Ucap cowok itu dingin.

"Kamu siapa? Kok jelek banget?" Acha benar-benar mengulangi pertanyaannya.

Ohh matilah Amel. Hilangkan dia dari bumi ini ya Tuhan.

Amel dapat melihat aura yang di pancarkan cowok itu makin pekat.

"Ehh, maksud sahabat saya itu, kamu siapa? Kok beli es krim nya jelek banget? Gitu mas. Sahabat saya kalau ngomong suka hilang satu satu kata katanya. Hehe" dari pada makin ribet Amel terpaksa turun tangan menjawab sambil cengengesan. Berharap cowok itu akan langsung melunak dengan kata kata absurdnya dan memaafkan kecerobohan mulut sahabatnya.

"Ohh, jadi kamu juga mau ngehina es krim saya? Ini es krim udah jadi teman saya selama 3 tahun ini dan kamu dengan semena-mena nya ngehina-hina, gitu?!"

Jleepp

Kena lagi Lo Amel! Mampus! salah ngomong sih.

Amel bingung. Kok cowok di depan nya menjadi sensitif kaya cewek PMS ya.

"B-bukan g-gitu.. ta tapi---"

Ahhh tidak ada waktu menjelaskan langsung saja di genggam nya tangan Acha yang masih kelewat santai itu sambil berteriak.

"KABURRR!!"

"Woi, mau kabur ke mana? Enak aja main kabur kabur setelah ngehina es krim saya! Woi balik sini!"

Amel tak menghiraukan panggilan itu, yang terpenting adalah membawa Acha si lemot keluar dari minimarket sialan itu.

Sampai di parkiran minimarket, Amel dan Acha langsung masuk ke mobil Amel dan keluar dari area itu.

"Gila itu cowok apa cucok?" Tanya Amel ngos-ngosan.

"Gak tau juga Mel, Acha sampe sesek nafas nih" ucap Acha mengeluh.

"Salah sendiri, mampusin aja! Makanya jangan cari gara gara sama banci keparat!"

Acha tak menanggapi Amel lagi, dia sibuk menetralkan detak jantung nya yang habis berlari.

"Sekarang mau kemana?" Tanya Amel.

"Makan" jawab Acha singkat, jelas dan padat.

Kemudian Amel segera melajukan mobilnya ke cafe langganan mereka.

Kemudian Amel segera melajukan mobilnya ke cafe langganan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Annyeong haseo
Juni imnida:)

Jadi kalian lagi baca tulisan eonni Indonesia yang ngerasa jadi penduduk korea nih😂

Gimana part ini?
Spam comment kalau kalian suka ya, biar eonni rajin update nya😘

Spam Comment Reygel biar ingat..
Spam Comment Acha biar ingat..

Di tunggu part selanjutnya ok:)
Eh, to the next part, Boleh gk sih eonni minta vote dan comment kalian?
Boleh dong ya:) :)

Berhubung kalian juga baik, jadi eonni minta kalian buat share ke grup seru seruan kalian, ke teman sesama pembaca/author wp, atau ke grup keluarga juga boleh😂

Follow my Instagram : @juni.ngl
And follow my account wp: imjunii

See you next part..
Annyeong👋

PEGASUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang