Chapter 2 - Misi Pertama

307 42 1
                                    

Terima kasih telah membaca chapter ini. Kritik, saran dan vote teman-teman sangat diharapkan untuk membantu penulisan novel ini, terima kasih.


Karena aku terus bersikeras bahwa aku tidak mengenalinya, tiba-tiba dia menjadi panik dan menanyakan kepadaku apakah aku ingin diperiksa oleh tabib. "Apa? tabib? Apa aku tidak salah dengar? Tabib? Buka dokter? " kataku.

"Dokter? Apa itu dokter?" ungkap pemuda itu dengan wajah bingung. "Ah! Sudahlah, lupakan saja!! Semakin kau bertanya, kau semakin membuatku pusing. " Ucapku dengan kesal. Seketika aku berdiri dari tempat tidurku dan melihat bayanganku di cermin yang ada di depanku. Tidak ada yang aneh dengan tubuhku, hanya saja warna kulitku menjadi lebih pucat dan halus, terlebih lagi rambutku menjadi sangat panjang. "Apa yang terjadi? Kenapa aku memakai pakaian tradisional."

"Hei, kau! Tang Qi! Jawab semua pertanyaanku dengan sejujur-jujurnya!" Kataku kepada pemuda itu dengan penuh kebingungan. Tang Qi menjawab dan menjelaskan secara detail setiap pertanyaan yang aku ajukan. Kemudian, aku menyimpulkan bahwa aku berada pada waktu dinasti Li di tahun ke enam kepemimpinan Kaisar Li Yun. Pada masa ini aku adalah Pemimpin dari para pencuri yang menargetkan para pejabat korup, dan dielu-elukan oleh masyarakat kalangan bawah karena membagikan hasil curiannya kepada masyarakat. Tang Qi juga menjelaskan bahwa pada aksi pencurian sebelumnya, aku hampir ditangkap oleh para pengawal kerajaan dan mereka berhasil melukai kepalaku hingga aku kehilangan kesadaraan.

Sebenarnya aku cukup kaget mendengarkan penjelasan Tang Qi karena tempat dan waktu ini persis seperti yang dijelaskan pada buku sejarah dinasti Li. Akhirnya aku menerima kenyataan yang tidak masuk akal ini setelah tiga kali menampar wajahku sendiri dengan keras hingga kemerahan.

"Tuan, bagaimana rencana malam ini? Apakah kita batalkan saja karena kondisi Tuan saat ini?" Tanya Tang Qi. "Tidak, tidak kita tetap laksanakan" pikirku sambil membayangkan betapa serunya menjadi seorang Robin Hood yang diagungkan oleh masyarakat. Kemudian, Tang Qi menjelaskan kembali rencana malam ini kepadaku.

"Apakah aku harus memakai ini?" Terlihat Tang Qi yang menahan tawa kecilnya. "Iya Tuan, harus mengenakan pakaian tersebut, kan sesuai rencana, malam ini Tuan akan mengorek informasi di Distrik Merah* Lagipula Tuan sangat cocok memakai pakaian tersebut, tidak akan ada yang dapat membongkar penyamaran anda." Semakin lama melihat ekspresi Tang Qi semakin kesal aku dibuatnya.

Setelah melihat penampilanku di cermin, aku sangat menyadari bahwa pada pada masa ini pun, penampilanku sangat persis dengan perempuan, ditambah lagi dengan Suaraku yang tidak berat serta rambutku yang panjang, tidak akan ada yang menyadari bahwa aku sebenarnya adalah laki-laki. Kemudian aku menggunakan cadar untuk menutup sebagian dari wajahku.

...

Ketika sampai di tempat para pejabat akan berkumpul, aku segera mengikuti para wanita penghibur lainnya masuk ke ruangan tersebut, tidak lama kemudian terdengar langkah kaki menuju ke arah ruangan tersebut dalam jeda waktu yang tidak lama, hingga ruangan tersebut penuh dengan para pejabat tinggi.

Setiap para pejabat yang masuk, melihatku dengan tatapan yang sedikit canggung, karena hanya aku satu-satunya orang yang memakai cadar dalam ruangan tersebut. "Maafkan saya sebelumnya tuan, sebelum saya kemari, secara tidak sengaja aku melukai wajahku, jadi aku menutupi luka di wajahku dengan cadar ini" Ucapku dengan sangat halus kepada para bajingan itu.

Dengan sabar aku menuangkan arak ke gelas pejabat yang ada disampingku, sesekali pejabat tersebut berusaha merangkul pinggulku, namun aku selalu berhasil menghindar dari aksinya itu. Dalam hati aku selalu memaki pejabat tersebut dan berusaha bersabar menahan amarah karena mereka dengan beraninya berusaha menyentuhku. Namun, aku berusaha fokus mendengarkan percakapan penting para pejabat itu hingga pertemuan tersebut berakhir.

"Ini adalah terakhir kalinya aku memakai pakaian perempuan, aku tidak akan pernah memakainya, never!" Ucapku sambil berjalan keluar dari Distrik Merah. Ketika aku terus berjalan dan menggerutu memikirkan perlakuan pejabat bejat tadi, tanpa aku sadari, langkahku terhenti akibat menabrak seseorang. Tanpa melihatnya aku hanya mengatakan maaf dengan kasar dan melanjutkan perjalananku.

Sebelum aku berjalan lebih jauh lagi, tiba-tiba saja ada yang memegang lenganku. Entah karena aku yang terlalu lemah atau dia yang terlalu kuat, sehingga aku langsung tertarik ke arahnya. Seketika terjadi kontak mata yang cukup lama antara aku dan pemuda itu. "Apa lagi? Tadikan aku sudah minta maaf" Kataku dengan penuh amarah sambil melepaskan lenganku dari genggamannya.

"Maafkan aku" tanpa basa-basi, pemuda tampan yang tampaknya adalah seorang bangsawan kembali menggenggam tanganku dan menarikku ke dalam pelukannya. "Apakah itu kau Shian-er? Apakah kau sengaja..."


Unfamiliar EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang