Pikiran Kaisar Li sudah kacau sejak mendengar kabar bahwa kelompok pencuri yang menyebut diri mereka dengan sebutan keong merah akan melakukan pencurian secara terang-terangan, namun pikirannya bertambah kacau lagi seiring ia kembali mengingat gadis misterius yang ditemuinya di Distrik Merah. Kaisar Li akan mengawasi proses penangkapan "keong merah" secara langsung pada keesokan harinya.
Keesokan harinya, Kaisar Li dan Putra Mahkota keluar dari istana dengan pakaian layaknya bangsawan biasa. Sebenarnya, Kaisar tidak mau mengajak Putra Mahkota hari ini, tapi karena ia sudah berjanji pada putra mahkota mau tidak mau dia harus menepatinya. Ketika mereka berada di pasar, Kaisar Li menyuruh para pengawal untuk pergi meninggalkan mereka dan berbaur dengan warga yang ada di pasar.
Sambil berjalan, tangan Kaisar menggenggam tangan kecil dari putra mahkota yang tampak sangat senang bisa berjalan-jalan dengan ayahnya. Di tengah ramainya kerumunan warga di pasar, pandangan dari putra mahkota tertuju pada pada seseorang yang sangat cantik, berambut panjang dan berkulit putih pucat namun mengenakan pakaian pria.
"Ibu?!" kata Putra mahkota yang seketika tampak sedih. Kaisar Li yang mendengar ucapan dari putranya langsung melihat keadaan sekitar, namun ia tidak melihat adanya orang yang mirip permaisuri Yu.
"Sudah-sudah, jangan menangis, kau hanya salah lihat putraku" Setelah mendengar ucapan tersebut, putra mahkota menangis lebih keras sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, seakan tidak setuju dengan ucapan ayahnya.
Setelah mendengar kabar bahwa ibunya, Permaisuri Yu telah tiada, Putra Mahkota Li Hon sangat terpukul. Putra mahkota merupakan orang yang paling tidak bisa merelakan kepergian ibunya. Ia bahkan mengunci diri di kamarnya selama berhari-hari hingga sang Kaisar harus turun tangan untuk membujuk putranya keluar dari kamarnya.
Ketika Kaisar berusaha menenangkan putra mahkota, tiba-tiba saja kepala pengawal kerajaan datang untuk melaporkan kondisi terkini mengenai proses penangkapan yang akan segera berlangsung. Karena terlalu fokus mendengarkan ucapan kepala pengawal kerajaan, Kaisar Li tidak sadar bahwa ia telah melepaskan genggaman Putra mahkota. Seketika Putra Mahkota menghilang. Dengan intonasi yang tinggi, Kaisar Li memerintahkan kepala Pengawal untuk mencari Putra Mahkota yang hilang.
...
Yu Shan yang sedang berjalan berkeliling pasar untuk mengawasi para pengawal kerajaan, merasakan bahwa ada seseorang yang sedang memegang pakaiannya. Ketika ia berbalik, tampak adanya anak kecil dengan wajah bengkak sedang menatapnya. Ibu adalah kata pertama yang diucapkan oleh anak kecil itu. "Hei, apakah kau sedang mencari ibumu?" kata Yu Shan sambil menatap anak itu.
Anak kecil itu kemudian menganggukkan kepalanya. "Maafkan aku bocah, tapi aku sedang sibuk. Aku tidak bisa membantumu. Coba minta bantuan orang lain saja" ucapku sambil melepaskan tangan kecil yang memegangku.
Suara tangisan yang semakin keras terdengar seiring aku meninggalkan anak kecil itu. Anak kecil itu kemudian berlari ke arahku dan berkata "Maafkan Hon ibu, Hon berjanji akan menjadi anak yang baik. Kumohon, ibu jangan pergi!"
Suara tangisan tersebut sangat menggangguku, kemudian aku berjongkok dan mengelus kepala anak kecil itu sambil berkata "Iya, iya. Hentikan tangisanmu itu! Kau membuat kepalaku menjadi sakit. Ngomong-ngomong aku bukan ibumu. Aku tahu kalau aku cantik untuk menjadi seorang perempuan, tapi aku bukanlah ibumu" Tangisan anak kecil yang sempat terhenti kembali terdengar lagi.
"Hei! Stop, jangan menangis. Coba lihat aku!" kataku kepada bocah itu. "Apakah aku mengenakan pakaian perempuan?" tanyaku yang langsung dijawab dengan bocah itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kau sudah mengetahui jawabannya. Kalau begitu apakah aku masih bisa menjadi ibumu?" tanyaku lagi yang langsung dijawab dengan bocah itu sambil menganggukkan kepalanya. "Ah! Sudahlah lupakan. Kau semakin membuatku semakin stress" Ucapku.
"Kau datang kesini dengan siapa?" tanyaku yang langsung dijawabnya "Aku kemari dengan ayah".
"Ok, kalau begitu, aku akan membantumu untuk mencari ayahmu" jawabku sambil berjalan menggandeng tangan kecilnya. Dalam perjalanan, bocah itu menanyakan namaku, lalu aku menjawab dengan lantang kalau namaku adalah Yu Shan.
Seketika bocah itu semakin yakin kalau Yu Shan merupakan ibunya. Bocah itu berkata "Kalau bibi bukan ibuku lantas kenapa bibi memiliki nama yang sama dengan ibuku?"
"Haa!" jawabku sambil menghela nafas. "Dengarkan bocah, pertama, banyak orang di dunia ini yang memiliki nama yang sama. Kedua, aku ini adalah seorang pria, sudah berapa kali aku menjelaskan, kalau aku ini bukan ibumu". Bocah tersebut salah mengira pengucapan Shan dan Shian yang terdengar mirip. Setelah itu, bocah itu kembali terdiam dengan ekspresi sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfamiliar Empress
Historical FictionSinopsis: Apa yang kau rasakan jika istri yang kau cintai telah tiada? namun karena ketidaksengajaan kau bertemu dengannya lagi dengan sifat yang sangat bertolak belakang. Terlebih lagi, anak yang sangat kau sayangi menginginkan ibunya kembali. Inil...