Mahasiswi Psikologi

155 3 0
                                    

***

Café dengan suasana outdoor memberikan keseruan sendiri bagi para pengunjung café itu, sayangnya, hari ini di café yang saya tempati agak sunyi, mungkin sesunyi hatiku kala itu, hehehehehe. Nama café itu tangker,nama  tangker itu sendiri mungkin di ambil dari jenis cafenya, gi mana tidak tempat para pegawai melayani pengunjung terbuat dari tangker, makanya saya berasumsi kenapa café itu namanya tangker. Saya tidak sendiri, saya di temani dengan dua orang teman saya, namanya Ramadan dan Andi Gema.

Sambil menunggu teman kami yang lainnya yang katanya mau datang, kami asyik bercerita sesekali kami tertawa terbahak-bahak, di antara pengunjung yang lain, kami lah paling heboh seolah di café itu hanya kami seorang. Andai kata di Indonesia semua rakyat bisa tertawa lepas seperti kami yang sekarang ini, mungkin cita-cita para pejuang kemerdekaan di negeri ini sudah tercapai. Sudahlah itu mungkin khayalanku saja, toh di negeri ini masih ada rakyat yang masih sengsara karena ulah sebagian orang yang serakah.

Di tengah kami asyik ngobrol dengan santai, terdapat gadis yang duduk tepat di samping meja kami, gadis itu duduk sendiri tiada yang menemani ibarat hati para jomblokers yang kesepian dan selalu sendiri, hehehehehe. Gadis dengan baju pink dan jilbab biru itu membuat saya penasaran untuk hendak mengajaknya ngobrol. malu dan penasaran lagi perang dalam jiwaku saat itu, malunya, karena saya adalah orang asing bagi dia. Padahal dalam hidup ini tidak ada orang asing, toh kita di satukan dengan nama manusia, jadi menyakiti manusia yang lain berarti menyakiti diri sendiri, iya kan ?

Rasa malu saya kalah saat itu, tidak lain rasa penasaran saya untuk mengajak ia ngobrol memenangkan pertarungan itu. Beranjak dari kursi tempat saya duduk menuju ke meja di mana gadis itu duduk. “ hy “ kataku sambil memulai pembicaraan walaupun agak canggung untuk memulainya. Karena menyadari kedatangan saya ia langsung mengadahkan kepalanya sambil senyum dan menoleh ke arah saya. “ boleh duduk di sini “ lanjutku lagi, karena di perbolehkan duduk dengan isyarat tangannya, saya langsung mengambil kursi tepat di depannya hanya meja sabagai perantara kami.

Gadis itu namanya Ica, mahasiswi Unversitas Negeri Makassar (UNM) Fakultas Psikiologi. Walaupun sebelumnya gadis itu sudah saya tahu ia ambil jurusan psikiologi ketika saya temani senior saya ke rumah temannya yang kebetulan temannya senior saya itu ayah dari gadis itu.   Karena jurusannya Psikiologi itulah membuat saya penasaran dan ingin mengajak ia ngobrol. Ada apa yah dengan psikiologi ? kenapa saya penasaran gitu dengan para psikiolog ? mungkin jiwa ini resah karena melihat ketidakadilan di negeri ini, hehehehehe.

Kami hanya banyak ngobrol tentang anak gamers, menurutnya game itu sangat mempengaruhi psikiologi seseorang, bahkan bisa membuat orang kecanduan. Di tambahkannya lagi kecanduannya bisa seperti para pecandu narkoba hingga mampu merusak mental manusia. “ Wow ngeri “ ungkapku dalam hati. Setelah mendengarkan pernyataannya itu saya membayangkan para remaja yang hari ini kini terjangkit kecanduan game. Gi mana yah nasib mereka ? bodoh ah, toh pemangku kebijakan saja tidak memperhatikan hal itu, kenapa saya repot pusing akan hal itu, mungkin jiwa yang resah ini mengalami kelainan psikiologi, hehehehehe.

Perbincangan saya dengan Ica tidak berlangsung lama, seketika handphone Ica berbunyi penanda telefon masuk, usai mengangkat telefon itu, Ica langsung pamit untuk bergeser. Saat itu pula percakapan kami berhenti, Ica beranjak dari tempat duduknya, dan saya masih duduk sambil memikirkan nasib para remaja yang kecanduan game di negeri ini. “ andaikan ada ruang-ruang produktif untuk anak-anak gamers itu “ khayalku. Teriakan “ Ka Hamka “ tiba-tiba menyadarkan saya dari khayalan, ternyata teman kami yang selama ini kami tunggu telah datang, seketika itu pula saya kembali bergabung bersama temanku lagi. Biarlah percakapan saya dengan mahasiswi psikiologi itu menjadi sejarah.

***

“ Bangsa yang Maju Karena Pemudanya yang Produktif “.

Intelektual Muda

Intelektual Muda & Coretan PenanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang