***
Tepat jam 24.00 Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA) nada dering pesan Whatsaap terdengar dari handphone saya, tertulis kontak bernama Reski, isinya ucapan “selamat Hari Ulang Tahun. Senyum terpancar di bibir saya saat itu sambil jemari saya asyik bermain nada di layar android saya “ Terima Kasih dek atas Do’anya “, balasku ke kontak bernama Reski. 24 tahun tidak terasa usia saya saat ini. Orang sering kali memberikan ucapan selamat hari ulang tahun di berengi dengan do’a semoga panjang umur, padahal, semakin bertambahnya usia seseorang justru semakin berkurang. Bukankah begitu ?
Bagi saya pribadi, bukan berapa banyak usia kita, melainkan apa yang telah kita lakukan selama kita hidup. Jikalau saya mengflasback 24 tahun yang lalu, terbayang saat itu, seorang bayi yang keluar dari rahim seorang ibu di barengi dengan tangisan ala bayi. Meski keluar dengan tangisan namun si bayi itu akan di sambut dengan tawa bahagia para keluarganya. Di situlah awal mula kehidupan si bayi dalam menghadapi kehidupan di dunia ini.
Tidak ada orang tua yang berharap anaknya tidak menempuh jalan kesuksesan, bahkan orang tua rela mengorbankan dirinya hanya untuk kesuksesan anaknya. Hanya saja, hanya segelintir anak yang paham dan mau mengerti harapan orang tuanya. Anak terkadang lebih memilih menjadi orang yang egois, karena keegoisan seorang anak terkadang membuatnya memaksakan keinginan dan kehendaknya, tanpa mencoba mengerti akan kondisi orang tuanya.
Saya bersyukur selama 24 tahun orang tua saya mendidik dan membina saya, sehingga saya tercegah dari manusia yang binasa, meski begitu, saya bukanlah manusia yang baik seperti apa yang pembaca kira. Saya tetaplah manusia biasa yang jauh dari kesempurnaan. Kenakalan remaja kerap kali terjadi di kalangan anak seusia saya, saya tidak menyalahkan anak itu, mungkin saja linkungan keluarganya yang kadang menjerumuskannya ke hal seperti itu.
Kesibukan orang tua terkadang membuat miss komunikasi antara anak dan orang tua, bagaimana tidak ? kesibukan terkadang membuatnya tidak memahami pertumbuhan anaknya. Anak yang terkadang merasa kurang terperhatikan di lingkungan keluarganya. Untung saja jikalau lingkunga teman sepermainannya baik, kalau tidak gi mana ?
Kamis 13 Agustus 2020 usia saya memasuki 24 tahun di barengi dengan tantangan globalisasi yang kerapkali menggiring para pemuda untuk menjadi manusia yang tidak produktif melainkan menjadi manusia yang komsumtif. Di usia ini saya hanya bisa belajar dari masa lalu saya, memperbaiki diri di masa sekarang demi menuai masa depan yang cemerlang. Entahlah bagaimana nasib saya di masa yang akan datang. Hanya waktu yang bisa menjawab.
***
“Bukan Seberapa Banyak Usia yang Kau Miliki Selama Kau Hidup. Melainkan Apa yang Kamu Lakukan Selama Kamu Hidup. Kebaikan dan Keburukan yang Kamu Lakukan Bergantung Kamu yang Menjalani Hidupmu”
Intelektual Muda
![](https://img.wattpad.com/cover/236651024-288-k239943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Intelektual Muda & Coretan Penanya
AcakKumpulan Coretan-coretan seorang pemuda yang di berikan identitas Intelektual Muda. Sebuah lika-liku kehidupan yang akan di tuliskanya dalam bentuk cerita.