Section 1 - Meet
"Aku tak butuh keberuntungan. Tapi terima kasih, siapapun kau."
Setelah Felisha mengatakan kalimat itu, dia berpindah ke suatu tempat. Sebuah tempat yang suram, tidak ada apapun selain itu.
Suara halus memasuki pendengarannya. "Kau Kim Felisha, bukan?" tanya suara tersebut.
"Bagaimana kau tahu namaku?"
"Penerawangan."
"Bisa kau katakan dimana aku sekarang?"
"Kau ada di Sinner. Tempat pengasingan untuk para malaikat maut yang gagal dalam misinya. Dan aku adalah penjaga Sinner. Namaku Park Jimin."
Seseorang kini berdiri di depannya. Seorang pria-lebih tepatnya dua orang, dan mereka sangat tampan.
"H-hei, siapa kalian?" tanya Felisha, sedikit waspada.
"Aku adalah suara yang menyambutmu tadi. Namaku Park Jimin, dan ini adalah Kang Taehyun, malaikat maut pribadimu."
"Setauku tidak ada malaikat maut yang seperti itu, bukan?"
"Ini berbeda. Setiap individu punya malaikat mautnya masing-masing. Mereka mulai melakukan tugasnya saat kalian lahir, mengawasi kalian, dan-"
"Apa maksudmu mengawasi, hah? Jangan-jangan dia mengawasiku saat aku mandi juga!" sewot Felisha kesal sambil menunjuk Taehyun.
Taehyun memalingkan wajahnya ke sembarang arah. "Tidak mungkin, aku ini masih suci, asal kau tahu saja."
"Aku tak percaya."
"Ya!"
"Sudahlah, jangan bertengkar." Jimin melerai perdebatan mereka yang mulai panas.
"Aku minta maaf." Felisha mengulurkan tangannya.
Dan Taehyun malah menepisnya. "Tidak usah minta maaf. Aku tak suka bersentuhan dengan lawan jenis. Apalagi kalau baru kenal."
"Terserah. Aku juga tak mau mengemis maaf dari makhluk sepertimu."
"Mari aku antar kalian ke dalam. Sepertinya Seokjin hyung sudah menunggu."
💫💫💫
Section 2 - Mission Begins
Awalnya Felisha pikir Sinner adalah sebuah tempat yang suram. Karena tadi katanya, ini tempat hukuman.
Nyatanya, malah seperti ini.
Kalau boleh jujur, ini namanya surga, bung.
"Hei, Jimin-ssi."
"Nee?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Are You Happy Now? || KTH
FantasyTerkadang kita tidak merasa bahwa perkataan kita menyakiti perasaan orang lain. Kita menganggap itu hanyalah sebuah candaan, tetapi pemikiran orang itu berbeda dengan kita. Mungkin ada yang menganggap bahwa kita benar-benar menyudutkan mereka. Padah...