🌟🌟🌟
Brak!
Seorang gadis terpranjat ketika sebuah tangan menghantam meja. Ditatapnya pria yang juga menatapnya dengan tajam.
"Apalagi ini?" tanyanya membentak sambil terus menatap gadis itu tanpa
berkedip, namun yang ditatap enggang mengeluarkan kata dan malah menatap dengan tampang datar seolah-olah dia tidak melakukan kesalahan apapun.Pria yang telah berumur 44 itupun berdecak.
"Papa gak habis fikir sama kamu. Apasih yang kamu kerjain disekolah, hah? Belajar atau buat ulah? JAWAB KEJORA!" bentaknya.
Namun yang dipanggil namanya malah menatap kearah lain seolah tidah perduli dengan sesuatu yang ada disekitarnya.
"PUNYA MULUT ENGGAK KAMU ITU?"
"Ck. Papa ini kenapa sih selalu memperbesarkan hal sepele seperti ini."
"Apa? Sepele kamu bilang! Kamu berulah lagi Kejora," tekannya penuh emosi.
"Papa capek tau egak, harus bolak balik kesekolahan buat ngurus kekacauan yang kamu buat. Mau taruh dimana muka Papa ini?""Ya taro di depan lah Pah. Kalo di taro dibelakang kan jadi serem," tuturnya sambil bergidik ngeri.
"KALAU ORANG TUA BICARA ITU DIAM DAN DENGARKAN!"
Seketika bibir Kejora tertutup rapat kala mendengar bentakan dari Papanya yang seolah tidak boleh seorang pun membantahnya.
"Coba sedikit aja kamu tu gedein prestasi jangan gedein tingkah laku kamu yang gak bener ini. Kamu itu cewe, Kejora."
Kejora masih saja diam mendengarkan ocehan yang keluar dari mulut pria tersebut.
"Semua kemauan kamu sudah Papa turutin buat gak ngekang kamu, tapi kenapa kamu malah menjadi-jadi hah!"
Pria paruh baya itu menggusar rambut lalu menghela napas beratnya.
"Sekarang mau kamu apa?"Kejora masih tetap diam.
"JAWAB KEJORA!" bentak Arga sambil menatap tajam putrinya.
Kejora yang ditatap pun berdecak sambil menjatukan bahunya.
"Tadi Papa bilang suruh diam sama dengerin omongan Papa. Giliran Kejora diam masih salah juga.""Kamu ya... pinter banget jawab omongan orang tua. Coba pinternya itu menjawab soal-soal di sekolah, contoh itu Se-"
"Stop Pa! Jangan pernah bandingin aku sama orang lain. Aku ya aku!" geram Kejora.
"Dia bukan orang lain, dia itu-"
"TERSERAH PAPA."
Dengan emosi memuncak, Kejora membalikan badannya, melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan kerja Arga sambil membanting pintu jati ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA untuk Bintang Kejora
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] |DISARANKAN VOTE AND COMENT SETELAH BACA| "Tahu gimana rasanya dibandingkan?" "Apakah pernah kalian dijadikan nomer 2 yang seharusnya berada di nomer1?" "Bagaimana cara mendapatkan kebahagiaan?" Ini cerita tentang Kejora Put...