Meskipun udh tamat, Jan lupa tetap vote ya
Teriakan mu, tangisan mu, rasa keputus-asaan akan dirimu, membuat ku berkali-kali jatuh cinta kepada mu.
Kau berteriak dengan histeris disaat begitu banyak orang yang ingin menolong mu, tapi kau merangkak...
Dahyun berjalan dengan kepala yang tertunduk. Tubuhnya gemetar saat melewati para murid yang ada disekolah itu. Jantungnya berpacu cepat, bahkan keringat dingin ikut timbul di balik udara yang mendingin.
Kakinya memasuki sebuah kelas. Hal yang pertama Dahyun dapati adalah senyum sinis dari beberapa orang.
Rasanya Dahyun ingin menangis, tapi ia memberanikan diri. Berjalan kearah bangku tempatnya, saat Dahyun hendak duduk kursi duduknya malah di tarik dan alhasil Dahyun terjatuh.
Suara tawa yang saling bersahutan terdengar. Dahyun kembali menangis, ia menangis sesegukan.
"Lemah!" Sarkas salah satu murid.
Beberapa dari murid yang berada di dalam kelas merasa iba, namun mereka memilih untuk tidak ingin ikut campur.
Dahyun berdiri, ia meraih kursinya lalu duduk perlahan. Namun, belum ada sebuah ketenangan karena seorang gadis yang di ketahui bernama Eunha datang menghampiri seraya menyiram sebuah jus diatas kepalanya.
Dahyun diam, tubuhnya gemetar dengan hebat. Suara tawa dan ejekan kembali terdengar. Tapi semua itu tidak berlangsung lama karena seseorang yang di takuti telah datang.
Seseorang dengan senyum menawan namun sangat berbahaya.
Taehyung tersenyum kearah penghuni kelas yang saat ini terdiam akan kedatangannya. Ia berjalan menghampiri sang pujaan hati yang terlihat sedang menangis sesegukan.
"Ada apa? Siapa yang memperlakukan mu seperti ini, hm?" Tanya Taehyung halus sambil memainkan ujung rambut Dahyun yang basah.
Taehyung melihat sekeliling kelas, mencari wajah pelaku yang telah melukai burung pipitnya.
Eunha sang pelaku sebisa mungkin mengalihkan tatapannya dari Taehyung. Taehyung yang mengetahui gelagat aneh dari Eunha sangat yakin bahwa gadis itulah pelakunya.
"Kalian sedang bermain teka-teki? Biar aku tebak, pelakunya yang tak lain dan tak bukan adalah..."
"Kau!" Jari telunjuk Taehyung terangkat lalu menunjuk seseorang. Sedangkan seseorang yang di tunjuk oleh Taehyung membelalakkan matanya kaget.
Berjalan menghampiri yang di tunjuk sebagai pelaku. Taehyung tersenyum, senyuman yang mengerikan bagi para orang yang pintar akan menilai.
Eunha berdiri mematung dengan jantung yang berdegup kencang. Ia ingin bernafas lega karena bukan dirinya yang di tunjuk melainkan orang yang berada di belakangnya.
Namun, rasa leganya berganti dengan rasa kaget saat sebuah tamparan keras mengenai pipinya dan membuat bibir miliknya berdarah. "Melukai burung kecilku bearti kau siap bersimbah darah bukan?" Tanya Taehyung dengan aura dinginnya.
Eunha yang mendengar perkataan Taehyung menggeleng dengan air mata yang mengalir serta tubuh yang gemetar ketakutan. "Kau merusak mentalnya, padahal sudah pernah kuperingati. Hanya aku yang boleh memperlakukan nya seperti itu, mencintainya walaupun menyakitinya. Tapi kau melakukan apa yang seharusnya aku lakukan."
Taehyung menekan setiap kata yang ia ucapkan, membuat Eunha menggeleng dengan keras. "Maaf, Tae. Aku mohon.. hiks.. maafkan aku." Mohon Eunha.
Taehyung terkekeh sinis seraya menggeleng. Tatapan nya terlihat sinis. Ia beralih melihat sang pujaan hati yang terlihat gemetar, entah kedinginan atau ketakutan.
Kembali menatap sang pembuat onar, Taehyung menatapnya dengan tatapan tajam. "Tangan ini, harusnya di gunakan untuk kebaikan, bukan malah di gunakan untuk menyakiti orang yang lemah"
Taehyung mendorong Eunha hingga terjatuh kelantai, kaki nya ia injakan keatas tangan mungil Eunha.
Jeritan kesakitan dari sang empu membuat seisi kelas menutup mata menahan rasa nyeri yang ikut menjalar.
Menarik kaki nya kembali, Taehyung berbalik– menghampiri Dahyun.
"Day, ayo kita bersihkan tubuhmu. Kau terlihat 'kotor'." Ujar Taehyung menekan perkataan nya.
Dahyun hanya diam, ia sibuk memeluk tubuhnya. Air matanya bahkan sudah mengering dan membekas di kedua pipinya.
Tanpa mendengar jawaban dari Dahyun, Taehyung lebih memilih mengangkat dan menggendongnya pergi dari kelas.
Para murid yang berlalu lalang segera menepi saat melihat Taehyung yang akan melewati mereka. Tatapan tajam Taehyung membuat siapapun merinding, terlebih lagi aura dingin yang selalu menyelimuti dirinya yang kokoh itu.
Memasuki sebuah ruangan yang di kenal ruang privasi atau ruang pribadi milik Taehyung. Ia menurunkan tubuh mungil Dahyun diatas sebuah sofa yang lembut.
Berjalan kedalam kamar mandi, Taehyung melihat keperluan yang akan Dahyun gunakan untuk membersihkan diri. Setelah merasa semua nya telah lengkap, Taehyung kembali menghampiri Dahyun.
Tatapan gadis itu terlihat kosong, hanya ada raga namun jiwanya entah kemana.
"Ayo, kau harus membersihkan tubuh mu" ajak Taehyung lembut.
Dahyun perlahan menatap Taehyung, tatapan hampa yang terlihat putus asa. "Aku bau, maka dari itu aku harus bersih. Aku kotor, maka dari itu aku harus mandi. Benar begitu kan, Tae?" Tanya Dahyun dengan suara lirihnya.
Taehyung yang mendengarnya tersenyum tipis, amat sangat tipis. "Tentu, kau harus mandi dan harus bersih. Tak ada orang yang ingin berteman dengan seseorang yang bau apa lagi kotor. Tapi jika kau bertanya bagaimana dengan ku, jawaban ku adalah, aku tak peduli. Tak peduli walaupun dirimu terlihat kotor atau orang selalu bilang kau bau aku tak peduli. Bagi ku kau adalah perumpamaan yang sempurna." Ujar Taehyung dengan sisi malaikatnya.
Namun di balik itu, ada sesuatu yang dapat menghancurkan seseorang.
Perkataan Taehyung yang terdengar halus rupanya dapat menghancurkan beberapa hari Dahyun. Merusak mental Dahyun secara halus.
"Ayo, sekarang kau harus mandi supaya bersih." Taehyung menarik Dahyun secara perlahan menuju kamar mandi yang ada diruang itu.
Menariknya masuk, Taehyung hanya mendapati Dahyun yang terlihat seperti boneka. Hanya mengikuti namun kembali diam.
"Mandi, Dahyun. Buka bajumu dan bersihkan dirimu" ujar Taehyung kembali bersuara.
Dahyun berusaha membuka kancing bajunya. Dirinya bahkan mendengus berkali-kali lalu terlihat ingin menangis. "Hei, tenanglah. Jangan menangis, ini hanya membuka kancing baju, jika kau tak bisa, aku bisa menolong mu." Kata Taehyung menurunkan tangan Dahyun perlahan.
Ia membuka kancing baju Dahyun perlahan.
Kancing satu,
Dua,
Tiga,
Taehyung terus membuka kancing baju milik Dahyun, hingga kancing terakhir.
Kemeja merah muda itu sudah terlepas dari tubuh Dahyun, menyisakan bra hitam miliknya.
Namun, tak ada respon dari Dahyun sedikit pun. Tatapannya kosong, dirinya bagaikan manusia yang hanya memiliki raga tapi tidak dengan jiwa.
Menghela nafas, Taehyung tersenyum. Ia mencium kening Dahyun dengan lembut lalu mengusap punggung mungil itu dengan lembut.
"Baiklah, biarkan aku saja yang membersihkan tubuhmu"
Setelah itu Taehyung membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuh Dahyun tanpa menyisakan satu helai benang mu. Lalu mulai membersihkan tubuh gadis dihadapannya itu.
TBC
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bantu juga request dari kalian ya. Tolong kerja samanya juga^-^