Setelah membersihkan rambutnya dan mengganti pakaian, Dahyun keluar dari dalam kamar mandi. Ia menghampiri Taehyung dengan senyum tipisnya.
Suhu tubuh Dahyun terasa dingin, bibirnya bahkan bergetar dan membiru. Taehyung memeluk Dahyun, ia mengusap punggung rapuh milik gadis itu. Membisikkan kata-kata penyemangat, tak lupa menyelipkan sebuah racun dalam perkataan manisnya.
Ibarat sebuah madu yang di bumbui dengan racun. Ya, itulah yang Taehyung lakukan.
Tak jauh dari tempat tersebut, Minho dan Jennie CS sedang mengintip. Ia memperhatikan interaksi antar kedua insan tersebut.
"Ku pastikan besok akan ada berita yang menghebohkan." Ujar Rose yakin. Sedangkan Minho, Jennie, jisoo, dan Lisa menatap rose dengan tatapan bertanya.
"Nancy." Begitu singkat, namun mereka tahu sesuatu.
•
•
•"Kau bisa mengatasi nya?" Tanya Taehyung berhadapan dengan Hyunjin yang saat ini sedang sibuk bermain game di hp nya.
"Kau meragukan ku?" Tanya Hyunjin melirik sekilas kearah Taehyung.
Taehyung menggeleng, ia tersenyum miring.
"Untuk apa meminta bantuan mu jika aku meragukan diri mu?" Balas Taehyung balik bertanya.Hyunjin tertawa samar, ia mengangguk membenarkan.
"Jadi, kapan aku harus melakukannya?" Hyunjin menyimpan hp nya, tak lupa mematikan game yang ia main."Malam ini." Balas Taehyung. Ia mendudukan dirinya di atas sofa ruangan pribadinya.
Menatap Taehyung dengan senyum miring nya, Hyunjin mendengus remeh seraya berkata.
"Seperti biasa, kau selalu ingin cepat selesai."Tak dapat di sangkal bahwa saat ini Taehyung lebih memilih untuk bolos di jam terakhir mata pelajaran, hingga lonceng pulang sekolah berbunyi.
Ia berjalan keluar, di ikuti Hyunjin yang juga sama halnya.
"Mengawasi nya lagi?" Kali ini Hyunjin bertanya dengan mengarah ke seseorang."Aku ingin tahu apa yang terjadi setelah kejadian hari ini. Aku pikir, sedikit kata semangat dengan campuran yang menyakitkan bisa membuatnya terhibur."
Entah kenapa, saat mengingat wajah Dahyun yang terlihat putus asa dan tak berdaya membuatnya senang bukan kepalang. Ia merasa begitu bahagia. Bahkan ia begitu senang saat Dahyun mengucapkan kata, 'jangan tinggalkan aku.'
"Tingkat kekejaman mu semakin tinggi, Tae."
Sejujurnya Hyunjin tak tega melihat Dahyun yang semakin terjatuh kedasar curam yang gelap. Namun, apalah daya, ia hanya bisa mengikuti drama yang Taehyung buat, hingga suatu waktu yang tepat muncul, ia akan menolong gadis rapuh itu.•
•
•Dahyun berjalan beriringan bersama Jennie CS dan Minho, ia tertawa bahkan tersipu malu saat mendengar kata-kata gombal yang di lontarkan Minho kepadanya.
"Day!" Panggil familiar itu membuat Dahyun berhenti dan berbalik. Ia melihat Taehyung yang tersenyum kearahnya dengan berjalan menghampiri dirinya.
"Seperti biasa, pangeran berkuda putih sudah datang untuk menjemput sang putri." Goda Lisa. Namun, respon Dahyun dan Taehyung berbeda.
Taehyung yang tersenyum lebar, dan melirik kearah Dahyun. Sedangkan Dahyun hanya tersenyum kecil, merasa biasa saja. Berbeda saat di rayu dan di goda oleh Minho.
Taehyung mengeram, ia tanpa sadar meremas kuat tangan Dahyun hingga membuat Dahyun memekik kesakitan.
"Tae, sakit!" Dahyun meringis, ia melepaskan tangannya dengan sekali sentakan dan itu membuat Taehyung kaget dan sadar dari lamunan amarahnya.
"Maafkan aku, sungguh, aku tak menyadarinya. Maafkan aku, Dahyun. Maaf.." Taehyung berujar dengan raut sesalnya. Bahkan suaranya seperti ingin menangis.
Tentu saja hal itu membuat Dahyun luluh dan tak enak hati. Yang bisa Dahyun lakukan hanya mengangguk, dan berkata.
"Iya, aku memaafkan mu. Sepetinya kau banyak pikiran, aku memaklumi itu." Balas Dahyun.Minho dan keempat gadis yang menyaksikan itu tentu saja sadar akan drama yang Taehyung buat. Mereka sadar Taehyung cemburu dan marah akan reaksi Dahyun yang terbilang biasa saja.
Tatapan mata Taehyung mengarah ke Minho, ia menatap Minho dengan tatapan membunuh, seolah-olah ia akan mencabik Minho dan memotong-motong daging laki-laki itu.
"Ayo pulang, aku tau kau lelah." Setelah mengakan itu, Taehyung mengiring Dahyun ke parkiran dan menuntunnya untuk memasuki sebuah mobil BMW putih.
Setelah mobil milik Taehyung sudah berlalu pergi dan tak terlihat, Minho dan Jisoo menarik nafas panjang. Keduanya kompak menatap satu sama lain dengan tatapan redup.
"Drama yang laki-laki itu buat sungguh luar biasa, wah! Ia menipu seorang gadis." Jisoo berujar kesal, ia bahkan mengigit kukunya gemas.
"Kita lihat saja, sampai di mana permainan ini. Dan Minho, ku harap kau dapat membantu dalam hal ini." Lisa menatap Minho, ia menepuk pundak pemuda itu dan sedikit meremasnya.
"Kami percayakan Dahyun pada mu." Setelah itu, Lisa dan ketiga temannya pamit pulang, menyisakan Minho yang berjalan sendirian menuju parkiran.
"Sepertinya aku membutuhkan sebuah alat untuk mendengar pembicaraan Taehyung dan Dahyun. Mungkin alat perekam suara yang kecil dan sulit untuk di lihat?"
Mengacak rambut, Minho menatap ke langit yang mulai menampakkan sinar jingganya tanda hari sudah semakin sore.
Menaiki motor sport miliknya, ia meninggalkan perkarangan area sekolah menuju pulang kerumah nya.
•
•
•"Terimakasih sudah mengantar ku, maaf membuatmu repot." Dahyun turun dari mobil, di ikuti Taehyung. Keduanya berdiri saling bertatapan.
Angin lembut mengibarkan rambut Dahyun dengan halusnya, membuat gadis itu tersenyum dengan perasaan tenang.
"Kau tidak merepotkan ku, justru aku merasa senang akan semua ini." Balas Taehyung sedikit ambigu di telinga Dahyun, namun Dahyun lebih memilih untuk tidak memikirkan perkataan dari Taehyung.
"Baiklah, pulang lah, aku tau lelah. Sampai bertemu lagi."
Baru saja hendak melangkah, Taehyung menahan lengan Dahyun, lalu menarik nya hingga membuat Dahyun kehilangan keseimbangan tubuhnya.
Taehyung menangkap pinggang Dahyun, ia menahannya dan mereka saling bertatapan. Nafas mereka saling berbaur di udara. Dahyun menatap Taehyung dengan tatapan kaget, sedangkan Taehyung menatap Dahyun dalam.
Dan hal yang lebih membuat Dahyun kaget adalah, sebuah ciuman yang terduga. Ciuman dari Taehyung yang tepat didaratkan di bibir mungilnya.
Memangutnya dengan lembut, Taehyung mulai mencium Dahyun, hingga Dahyun mendorong Taehyung pelan.
Wajah Dahyun memerah, emosinya bercampur. Antara marah, kesal, dan juga malu.
"Tae, apa yang kau lakukan?" Tanya Dahyun, ia menundukkan wajahnya, suaranya terdengar berat seperti menahan amarah.
"Mencium mu." Balas Taehyung.
"Kau lancang, Tae. Kau tau, itu adalah ciuman pertama ku!" Dahyun menatap Taehyung dengan tatapan marah. Tatapannya terlihat kecewa.
Selama ini, ia hanya menganggap Taehyung sebagai seorang kakak, tidak lebih. Namun, orang yang di anggapnya seorang kakak, ternyata mengganggap nya lain.
"Aku akan masuk sekarang, pulanglah. Aku tau kau juga lelah."
Setelah mengatakan itu Dahyun berlari memasuki kedalam rumahnya.
Sedangkan Taehyung menatap punggung Dahyun yang sudah menghilang. Ia mengepal tangannya erat hingga buku jari-jarinya memutih. Rahangnya mengeras bersamaan tatapannya yang tajam.
"Kau menempatkan hati mu kepada orang lain, heh? Jika aku tau orang itu, maka aku tak akan segan-segan Untuk membunuh nya, bahkan mengoyak dagingnya."
Coment nya jangan lupa
Vote terus ya, usahain follow.
Terus maaf juga nih kalau banyak typo. Maklum, gua ngetiknya jam 3subuh.:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Other Personality [KTH ft KDH]✔️
Teen FictionMeskipun udh tamat, Jan lupa tetap vote ya Teriakan mu, tangisan mu, rasa keputus-asaan akan dirimu, membuat ku berkali-kali jatuh cinta kepada mu. Kau berteriak dengan histeris disaat begitu banyak orang yang ingin menolong mu, tapi kau merangkak...