6.

516 127 11
                                    

Dahyun terlihat duduk tenang di belakang taman rumah miliknya. Ibu nya tadi pagi menelepon pihak sekolah untuk sekedar meminta izin bahwa dahyun tidak dapat hadir.

Siang hari yang tak terlalu panas, membuat Dahyun merasakan udara yang menenangkan. Hingga rasanya ia ingin terlelap. Namun semua itu ia urungkan setelah mendengar suara ibunya,
"Dahyun, ayo temani ibu ke rumah nyonya Lee." Ujar Irene yang berdiri di ambang pintu.

Dahyun mengangguk singkat, ia bangkit lalu berjalan menghampiri sang ibu.
"Aku akan bersiap sebentar."

Setelah mengatakan itu, ia berjalan kearah kamarnya yang ada di lantai dua. Mengganti baju dengan pakaian yang tertutup, seperti Hoodie dan celana Jeans panjang miliknya. Tak lupa wajahnya yang ia tapuri bedak dengan tipis. Bibir yang ia olesi dengan lipblam.

Menuruni tangga dengan perlahan, Dahyun menghampiri Irene yang duduk dengan manis.
"Ibu, ayo." Ujarnya yang di angguki oleh Irene.

Mereka berdua memasuki sebuah mobil yang sudah ada sopir di dalamnya.

•••

Taehyung menatap keempat gadis yang pernah ia temui tempo lalu. Mereka tak lain dan tak bukan adalah, Jennie, Lisa, jisoo dan Rose.

"Dahyun absen hari ini. Mungkin besok ia akan kembali bersekolah." Taehyung membuka suara saat Rose akan bertanya.

Keempat gadis itu saling bertatapan, melontarkan pertanyaan yang mungkin hanya mereka berempat yang mengetahui.

Kembali menghadap kearah Taehyung, kini giliran jisoo yang ikut membuka suara.
"Kenapa? Apa ia sakit?" Tanya Jisoo. Taehyung mengangguk, tatapannya terlihat dingin.

Sedangkan jisoo ikut menatap Taehyung sama dinginnya, "Karena ulah gila mu?" Tanya Jisoo dengan senyum miringnya.

Taehyung yang mendapati pertanyaan dari jisoo sudah mengetahui bahwa gadis ini sepertinya akan ikut campur dalam permainannya.
"Mungkin?" Balas Taehyung dengan santainya.

Menyandarkan punggungnya disebuah dinding, tak lupa satu kaki yang ikut ia angkat dan sandarkan.
"Kenapa? Ingin ikut campur dalam permainan ku?" Tanya Taehyung dengan wajah datarnya.

Jennie mendesis, ia mengepal tangannya geram.
"Tentu, dan ku pastikan cepat atau lambat Dahyun akan kami selamatkan dari pria bajingan seperti mu."
Setelah mengatakan itu Jennie berlalu pergi, di ikuti Rose dan Lisa, sedangkan Jisoo masih menetap di hadapan Taehyung.

Keduanya saling berpandang dengan sinis. Jisoo terkekeh, gadis itu menggelengkan kepalanya dramatis.
"Tuan, Kim. Anda terlalu rendah untuk ukuran sebagai seorang manusia. Mempermainkan seorang gadis hingga berada di ambang batas kewarasan. Cara membunuhmu begitu keji, hingga tak pantas di sebut sebagai seorang manusia."

Tak ada respon, hanya sebuah senyuman yang jisoo dapati dari laki-laki yang ada dihadapannya itu.
Berbalik, jisoo melangkah pergi, menyusul tiga kawannya yang telah lebih dulu sampai di kantin.

"Mereka ingin membantu burungku untuk keluar dari sangkarnya, mereka pikir, mereka sanggup untuk melakukan nya?" Taehyung mengeluarkan sebuah pisau dari balik saku nya. Pisau itu terlihat mengkilap dan begitu tajam. Hingga, goresan kecil mampu membuat satu jari Taehyung berdarah.

"Membunuh atau di bunuh? Itu adalah permainan wajar dalam hal menyelamatkan dan di selamat seperti ini."
Melangkah pergi, Taehyung memilih untuk pergi ke atap sekolah, menikmati semilar angin yang membuat nya tenang.




Dahyun dan Irene telah sampai di kediaman Nyonya Lee. Jika kalian tanya siapa nyonya Lee dan bagaimana dengan keluarganya makanya ini jawabannya.

Your Other Personality [KTH ft KDH]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang